♡.Memberi Kesempatan.

18 10 47
                                    

Jam terakhir pelajaran pun sudah berdenting sejak 30 menit yang lalu para siswa sudah banyak yang meninggalkan sekolah begitupun Laisya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam terakhir pelajaran pun sudah berdenting sejak 30 menit yang lalu para siswa sudah banyak yang meninggalkan sekolah begitupun Laisya.

Ia sedang berjalan sendirian di koridor dengan ponsel di telinga nya, ia sedang bertelponan dengan Zahra.

"Serius lo keluar dari rumah tunangan lo itu Sya?"

"Huft... kayak udah gak ada hak deh, buat lo manggil dia tunangan gue. Dia sudah memutuskan pertunagan nya"

"Oke kalo memang pertunangan lo sama dia udah putus, tapi kenapa lo harus keluar dari rumah itu juga Sya, astaga.. kalo ada apa-apa sama lo gimana?"

Ucap zahra dengan nada khawatir malah membuat Laisya memutar bola mata malas lalu menghentikan sebentar langkah nya di tengah koridor.

"Ya mau gimana lagi?!!, gue udah gak tahan sama sikap dia Ra. Engga di rumah gak di sekolah dia bersikap acuh dan tak peduli sama gue. Apalagi pertunangan gue sama dia yang menurut gue udah kandas, apa pentes gue tinggal di rumah orang tanpa ada status hah?!!"

Laisya mulai tersulut emosi karna Zahra seperti tak setuju dengan keputusan nya untuk keluar dari rumah itu.

"Apa lo gak berusaha minta dia buat dengerin penjelasan lo, kenapa lo harus bohong sama dia?"

"Udah, tapi dia keras kepala gak mau dengerin gue"

"Jalan buntu sih ini kalau dia masih tetap keras kepala gak mau denger penjelasan lo"

"Ini semua salah lo Ra!!"

Tuduh Laisya secara tiba-tiba dengan nada suara yang penuh kekesalan.

"Loh kok lo nyalahin gue, Sya?"

Tanya zahra penuh keheranan di sebrang telpon.

"Yaiyhlah gue nyalahin lo!!, lo ikut andil dalam kandas nya hubungan gue sama dia.  Coba aja gue gak ngikutin omongan lo sama orang tua nya buat nyimbunyiin semua nya dari dia, hubungan gue sama dia mungkin masih baik-baik aja atau masih bisa di selamat kan gak kayak sekarang!!. Hancur berantakan"

Laisya mengeluarkan unek-unek ya pada Zahra, karna memang benar adanya jika saja orang tua Tio dan Zahra tidak melarang nya untuk jujur dari awal pada Tio tentang kondisinya mungkin hubungan nya dan Tio tak akan rusak seperti sekarang.

Laisya mematikan sambungan telpon nya secara sepihak, ia memejamkan mata dan meremas ponsel nya dengan kencang sambil mengatur nafas untuk meredakan emosi dan kekesalan nya.

"Ck...kenapa lo jadi nyalahin Zahra si Sya,  astaga... lo buat masalah baru"rutuk nya sambil menepuk-nepuk pelan jidat nya dengan tangan nya.

Seseorang datang lalu menahan tangan nya untuk tidak menepuk-nepuk jidat nya lagi membuat Laisya mendongak menatap orang itu.

"Jangan gitu, sakit nanti pala lo"larang laki-laki itu.

"Gak akan, gue nepuk nya pelan"

"Ya tapi tetap aja kalo sakit gimana?"ngotot laki-laki itu membuat Laisya memutar bola mata malas.

WHY I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang