Semua mata tertuju pada Aldari saat pria itu keluar dari ruangannya, tatapan mereka menatap Aldari kagum. Bagaimana tidak? Pria itu adalah anak petinggi perusahaan yang saat ini menjabat sebagai wakil Direktur diusianya yang baru menginjak tiga puluh tahun.
Pria itu memiliki wajah rupawan, rahang tegas, tubuh proposional dan tak lupa bibir yang begitu lancar tersenyum saat bertemu siapapun.
Semua orang kagum padanya, mungkin Aldari satu-satunya sosok pemimpin yang paling ramah, tidak peduli orang yang dia sapa hanya karyawan biasa ataupun cleaning service di kantor.
Semua orang menyandangkan kata sempurna pada sosok Aldari.
Namun, seperti yang kita tau, tidak ada satupun manusia yang sempurna. Begitu pula Aldari, dibalik senyum ramahnya, dia punya rahasia yang pria itu simpan di dalam rumah mewah yang dia tinggali.
Aldari tersenyum saat kakinya melangkah masuk ke dalam rumahnya, tidak seperti di kantor, para pekerja di rumah itu tampak kaku ketika melihat tuan mereka datang, Aldari tampak tak peduli, tetap memberi senyum ramah walau dibalas mereka dengan senyum canggung.
Aldari sampai pada satu ruangan. Sati ruangan yang menjadi tempat favoritnya di rumah ini. Dengan perlahan, Aldari membuka pintu dan melebarkan senyum melihat sosok gadis berkulit pucat dengan wajah cantiknya, tampak menatap Aldari dengan putus asa.
"Gimana sayang? Udah bisa berfikir jernih?" Aldari menaikki ranjang, tubuh gadis itu bergetar hebat saat tangan Aldari menyentuh wajahnya.
"Lepasin aku, Ri," hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Barsha, gadis yang membuat Aldari kehilangan sosok sempurnanya.
"Aku tanya, apa kamu udah bisa berfikir jernih?" bisik Aldari lebih tajam.
Barsha mengangguk pelan. Air matanya tumpah. "Iya, aku salah. Aku yang salah, Ri, aku nggak seharusnya ninggalin kamu. Maafin aku." isaknya.
Aldari tersenyum, mengusap puncak kepala gadis itu. "Terus? Apa yang harus kamu lakukan setelahnya?"
Barsha mengigit bibir bawahnya. "Aku nggak akan mencoba pergi lagi, aku nggak akan pernah berniat buat pergi."
Aldari langsung merengkuh tubuh wanita itu, dia mengecup dalam-dalam kening Barsha. Tangannya turun menyentuh pergelangan tangan kanan gadis itu yang terikat rantai.
Perlahan, Aldari membuka rantai di pergelangan tangan gadis itu, dia kecup lama-lama pergelangan yang kemerahan itu. "Aku melakukan semua karena aku sayang kamu," bisiknya. "Kamu jelas tau seberapa besar sayang aku sama kamu 'kan?"
Barsha mengangguk kaku, rambut yang menutupi wajahnya, di sibak oleh Aldari, pria itu merangkum wajah Barsha, tatapan mereka bertemu.
"Janji nggak akan ninggalin aku lagi?"
Barsha mengangguk cepat.
"Tau apa resiko yang harus kamu hadapi kalau berani melakukannya lagi?"
Barsha kali ini mengangguk kaku.
Aldari tersenyum. "Aku harap kamu paham setiap tindakan kamu bakal punya resiko," ucapnya. Aldari mendekatkan wajahnya. "Aku mencintai kamu Barsha dan hanya aku yang boleh mencintai kamu, kamu juga hanya boleh menatap aku, kalau sampai masalah ini terjadi lagi, aku benar-benar akan buat kamu kehilangan segalanya."
Selanjutnya, Aldari mencium bibir gadis itu dalam-dalam, melepaskan rasa candunya pada Barsha.
***
Barsha memang melakukan kesalahan. Gadis itu jatuh cinta dengan wakil Direktur di perusahaan tempatnya bekerja, Barsha hanya seorang karyawan biasa yang saat itu terjebak satu momen dengan Aldari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Perfect [√]
RomanceBagi orang-orang, Aldari adalah gambaran dari sebuah kata sempurna. Memiliki wajah rupawan, harta dan sikap pria itu yang ramah pada siapapun. Namun, seperti hakikatnya, tidak ada satupun manusia yang benar-benar sempurna, Aldari punya rahasia gel...