Sesampainya di rumah, Erika dan Gilang melihat Rangga yang sedang menonton TV di ruang keluarga.
"udah makan belum ka?" tanya erika "gw mau bikin nasi goreng, kalo belum makan biar sekalian dibuatin."
"belom makan gw, buatin sekalian ya" erika hanya mengangguk dan segera menuju ke dapur untuk mulai memasak.
"sini lang kita main dulu aja sambil nunggu erika masak" ajak rangga. Gilang pun langsung menghampiri kakak erika yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu.
Setelah kurang lebih setengah jam, rangga mengajak gilang untuk menunggu di ruang makan saja agar erika tidak perlu repot-repot memanggil mereka.
"Nah makan kalian berdua" ucap Erika sambil menaruh dua piring nasi goreng untuk sahabat dan kakaknya itu di atas meja makan.
Sejak dulu, orang tua Rangga dan Erika sangat lah sibuk, mereka bisa pulang ke rumah hanya setahun dua kali. Hal tersebut menyebabkan mereka berdua terbiasa hidup mandiri sejak kecil. Oleh karena itu, Erika menjadi sering memasak dan tidak usah diragukan lagi rasa makanan yang dibuat Erika pasti lah enak.
"Selamat makann"
"Enak kan?" tanya Erika memastikan
"Enak lah kan Erika yang masak" Erika hanya terkekeh pelan mendengar jawaban Gilang. "Oh iya gw nginep disini ya?"
"Sok aja, tapi emangnya ortu lu ga ada di rumah?" tanya Rangga
"ga ada, kakek gw yang di Jogja sakit. Jadi mereka semua pergi ngejenguk deh"
"kok lu ga ikut?" tanya Erika yang kebingungan
"kan sekolahh, terus ga dibolehin bolos sama mama. Jadilah gw ga ikut" Erika hanya mengangguk-angguk paham.
Gilang tidak suka sendirian di rumah, rasanya sepi dan dia tidak suka itu. Setiap kali dia sendirian di rumah, dia pasti akan pergi ke rumah Erika atau pergi bermain bersama teman-temannya.
"kak, kakak yang cuci piring ya. Gw mau ke kamar dulu" ujar Erika yang dibalas anggukan kakaknya.
Erika langsung berdiri dan menaiki tangga menuju ke lantai 2. Rumah Erika memiliki 2 lantai, lantai 1 untuk ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan kamar tamu. Sedangkan lantai 2 ada kamar erika, kamar rangga, kamar kedua orangtuanya, dan gudang.
Erika melangkahkan kakinya ke dalam kamarnya dan segera membersihkan dirinya. Setelah itu, dia duduk di pinggir kasurnya. Sudah lebih dari 30 menit, erika hanya melamun. Dia sedang memikirkan apa yang dikatakan teman-temannya siang tadi.
Terlintas memori saat ulang tahunnya 2 tahun lalu. Orang tua Erika tidak dapat pulang hari itu, jadi rangga dan gilang pun mengajak erika untuk pergi jalan-jalan untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi tiba-tiba rangga harus pergi karena ada suatu urusan mendesak.
Gilang pun mengajak erika ke salah satu taman yang cukup sepi, karena hanya sedikit orang yang tau keberadaan taman itu. Disana Gilang membelikan es krim coklat untuk Erika. Mereka bercanda dan mengobrol sambil menghabiskan waktu bersama.
"gimana es krim nya enak kan?"
"enak bangettt, apalagi ini gratisan jadi makin enak deh"gilang terkekeh kecil. "sering-sering ya beliin gw eskrim sama ajak ke sini"
"iya iya siapp. Maaf ya er gw cuma bisa ngajak lu ke sini dan cuman beli es krim, gw belum bisa bikin acara mewah buat ulang tahun lu"
"Gw ga butuh acara mewah lang, cukup lu aja ada di samping gw, itu udah lebih dari cukup" Gilang tersenyum mendengar perkataan Erika itu. Kata-kata erika memang sederhana tetapi terdengar benar-benar tulus di telinga Gilang.
"Kalo gitu gw janji bakal selalu ada buat lu"
"Makasih lang" ucap erika tulus.
Hari itu, walaupun tidak ada kado mewah ataupun perayaan besar-besar an. Tapi itu menjadi salah satu hari yang tidak akan bisa erika lupakan.
Tok,tok,tok
Suara ketukan pintu itu, membuyarkan lamunan erika. "Masuk aja pintunya ga dikunci" sahut erika dari dalam kamarnya.Rangga masuk membawa secangkir susu cokelat hangat untuk Erika. "Nih minum dulu susunya"
"Makasih ka" Erika segera mengambil gelas itu kemudian meminumnya.
"Iya sama-sama. Gw kebawah dulu ya mau mabar sama si Gilang. Jangan tidur kemaleman, besok sekolah kan."
"Iya iya" Erika pun menghabiskan susu cokelat tadi dan segera bersiap untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late (COMPLETED)
Ficção AdolescenteSejak kecil, Erika memiliki sahabat bernama Gilang. Kata orang-orang jika perempuan dan laki-laki bersahabat, pasti ada salah satu yang memendam rasa. Lalu bagaimana dengan mereka? Kisah ini lah yang akan menceritakan hal ini. Kisah yang menjadi pem...