30. Cemburu?

483 36 0
                                    

🖤HAPPY READING🖤

JANGAN LUPA SETELAH MEMBACA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN TERIMA KASIH:)

HARGAIN AUTHOR YANG UDAH NULIS DENGAN VOTE DAN COMEN CERITANYA YA GAES:)

VOTE VOTE VOTE!!! JANGAN JADI SIDER YA KALIAN:(

"Mengejar yang lari, mencari yang hilang, berjuang yang tiada hasil." ~Alfiana Nova.

Fia terlonjat kaget saat mengetahui orang yang mengetuk pintu apartemen itu bukan Ervan melainkan Alvaro.

Hari ini ia juga bolos sekolah karena tidak mempunyai seragam dan alat alat sekolah lainnya untuk belajar.

Dan ia bolos tanpa keterangan sama sekali. Ia tidak menitipkan surat apa pun kepada Ervan sebagai surat izinnya dan alasan mengapa ia tidak masuk sekolah hari ini.

"A-- Al?"

Alvaro cowok itu menatap Fia dingin sangat dingin terlihat dari kedua manik matanya ia tidak suka menatap Fia.

"Ikut!" Tarik Alvaro pada lengan Fia.

Menurut. Fia ikut dengan Alvaro, tidak tau cowok itu akan membawanya kemana. Namun dengan sikapnya Alvaro saat ini tidak memungkinkan Fia untuk membantah setiap ucapannya.

Alvaro menaiki lift dan membawa Fia ke lantai bawah.

Masih memegang lengan Fia. Alvaro membawa Fia ke taman belakang apartemen. Dan mendudukan Fia di sebuah bangku panjang berwarna putih.

Hening. Tidak ada yang ingin membuka suaranya masing masing.

"Cerita!" Hingga suara barinton milik Alvaro terdengar tegas di telinga Fia.

Namun Fia masih enggan untuk bercerita. Ia tau ia salah telah membohongi Alvaro. Namun ini keputusannya ia tidak mau pulang.

"Fi?" Alvaro menyerongkam tubuhnya mengadap Fia. Ia ingin mendengar semua penjelasan Fia. Semua cerita Fia mau dengar alasan mengapa dirinya kabur dan terpenting mengapa dirinya bisa bersama Ervan!

"Al..." Fia melihat Alvaro ragu.

Fia menggeleng melihat lurus ke depan.

"Kenapa lo bisa sama Ervan?" Tanyanya karena tak kunjung mendengar Fia bercerita.

"Ketemu tadi malam, terus di ajak nginep di apartemennya," jawab Fia.

"Tapi, aku ga tidur bareng sama dia, aku di kamar dia di ruang tamu. Beneran Al aku ga bohong," lanjut Fia takut Alvaro marah padanya.

Tatapan Alvaro begitu tajam lurus menyorot ke depan. Ia memejamkan matanya sebentar untuk meredekan emosinya.

"Lo cewek. Ervan cowok, di sana lo cuma sama Ervan. Berdua!" Tegasnya.

Fia mencoba memberikan alasan dan pengertian untuk membuat Alvaro paham. "Aku tau, tapi kak Ervan ga ngelakuin hal yang aneh aneh sama aku, Dia baik mau nolong aku," ucap Fia.

Alavro terkekeh. "Ga? Berarti akan?"

Fia menggeleng. "Ga gitu."

"Dia cowok Fi, dia normal. Dan lo juga harus tau dia juga punya nafsu, dan lo berdua sama dia dalam satu tempat yang sama dengan pintu yang tertutup rapat."

Fia terdiam, menggigit bibir bawahnya kencang.

"Kamu cemburu?" Tanya Fia.

Alvaro menatap Fia tidak suka. "Nggak!"

Lalu detik berikutnya Alvaro menarik tangan Fia. "Pulang!"

Fia menahannya, lalu menggeleng. "Aku belum izin sama kak Ervan."

"Ga usah, ga penting."

Fia terus menahannya, Fia tidak enak jika pergi begitu saja tanpa pamit sama Ervan terlebih dahalu. Terlebih lagi ia sudah mau menampungnya dengan baik.

"Aku telfon."

Alvaro melihat Fia jengah. "Sama Ervan izin, bolos sekolah ga izin!" Sindir Alvaro.

Fia tidak menjawab ucapan Alvaro. Ia fokus menelfon Ervan namun, handpone milik Ervan tidak aktif jadi Fia memutuskan untuk mengirim pesan saja pada Ervan.

===========

Setelah mengantarkan Fia tepat di depan pintu gerbangnya Alvaro juga ikut turun.

"Kamu ngapain?" Tanya Fia saat Alvaro juga ikut turun dari mobilnya.

"Masuk."

Fia membulatkan matanya tidak percaya. "Aku ga bakal kabur lagi kok. Aku janji masuk ke rumah," ucap Fia tidak ingin Alvaro juga ikut masuk.

Bukan apa, papah Fia pasti akan berpikiran negarif pada dirinya. Jika ia pulang bersama seorang lelaki.

"Gue pernah coba percaya sama kata kata itu, namun akhirnya gue di bohongi."

Fia menunduk lesuh, merasa bersalah karena telah membohongi Alvaro. "Maaf."

"Ayo," ajak Alvaro menggenggam tangan Fia lembut.

"Jangan bilang aku nginep di apartemennya kak Ervan sama papah ya," ucap Fia takut.

"Ga bagus bohong terus."

Fia menatap Alvaeo dengan mata yang berbinar. "Tapi...."

"Ga usah takut, jujur itu lebih baik. Ada gue di samping lo," ucap Alvaro mengusap puncak kepala Fia.

Kenapa Alvaro jadi lembut seperti ini? Fia 'kan jadi makin cinta jadinya. Ehhh..

[Bersambung]

Next? Vote dulu

INTI RAGAZAVE:

Alvaro Sanjaya Henandra
Bram Defandra
Giorgio Edward
Ryan Alveno Grady
Danu Maheswara

JANGAN LUPA VOTENYA:)
JANGAN JADI SIDER YA KALIAN.

ALFIANA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang