Bagian 7

9K 947 94
                                    

Pagi ini suasana hati terlihat sangat baik, anak itu bahkan sampai bernyanyi ketika menuruni tangga dengan senyum yang tak luput dari wajahnya.

"Udah gila lo dek?" tanya Hendery ketika Haechan mendudukkan diri di kursinya,

"Kan emang udah biasa dia begitu bang," jawab Johnny sembari meminum kopinya,

"Tuh, Papa aja tau," Haechan mengambil piring lalu mulai mengambil nasi dan lauknya,

"Oh iya bang, bukannya kemaren kamu mau ngomong sama Papa Mama?" tanya Ten yang baru selesai menyiapkan satu gelas susu untuk Haechan, ia duduk disamping Haechan yang sudah menikmati sarapannya.

"Itu, Abang bakal ke luar kota tiga hari buat acara organisasi kampus," jawab Hendery.
"Oh, kalo itu kamu pergi ya tinggal pergi aja, nggak usah minta izin segala," jawab Johnny,
"Njir, kek diusir," ujar Haechan diselingi tawa kecilnya, hendery mencibir, dia seperti anak pungut.

"Kapan berangkat? Ntar biar Mama siapin keperluannya," tanya Ten,
"Besok lusa sih, berangkat pagi," jawab Hendery.

"Bawain oleh-oleh ya bang," ucap Haechan,
"Nggak," jawaban dari Hendery membuat Haechan mengadu pada sang Mama,

"Ma, Bang Dery pelit,"

"Kamu diet dek, mau perut kamu nanti kayak tetangga sebelah?" makin saja Haechan ngambek, ia mengerucutkan bibirnya lucu dan kembali meneruskan makannya.





Berbeda dengan keadaan rumah Haechan yang selalu ribut di pagi hari, rumah keluarga Jung bahkan tak ada obrolan hangat di pagi hari. Bahkan hingga Jeno sudah bersiap memakai sepatunya,
"Denger Jeno, kamu harus dapet nilai sempurna di ulangan les mu, nggak ada lagi nginep dirumah temen apalagi Haechan Haechan itu. Jauhin dia, habi kamu lulus, Ayah bakal sekolahin kamu di luar negri," suara Jaehyun yang tengah memakai dasi di ruang tamu dibantu oleh Taeyong.

Jeno diam, dia tak tahu bagaimana cara menanggapi ucapan orang tuanya.

"Kalo diajak ngomong tuh jawab!" bentakan Taeyong menyadarkan Jeno dari lamunannya,

"Iya Bun," jawab Jeno seadanya, ia bangkit lalu bergegas menuju ke mobil yang biasa mengantarnya, sang sopir sudah menunggu.

Jeno benci, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya anak angkat, tak enak jika membantah orang yang telah memberikan keluarga padanya. Walau kata keluarga tidak sebaik apa yang Jeno pikirkan.

Begitu sampai di kelas, banyak mata yang menatap Jeno, ada yang berbisik-bisik. Apa Jeno melakukan kesalahan?

Jeno mendudukkan dirinya di kursinya yang berada di depan guru,

"Jen," sang teman sebangku, Jaemin, memanggil Jeno dengan sedikit berbisik. Ya, Jaemin satu kelas dengan Jeno,

"Mereka ngomongin lo, ada rumor kalo lo anak angkat, dari sekolah sebelah," bisik Jaemin. Mendengar itu Jeno mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal dibalik meja.

"Tenang, gue nggak terlalu peduli sama rumor ataupun hal-hal kayak gitu. By the way tadi Haechan nyariin lo, tapi lo belom dateng. Katanya ntar pas makan siang suruh temuin dia di markas," jelas Jaemin. Jeno hanya mengangguk kecil mendengar pesan yang disampaikan Jaemin, ah Haechan...Jeno merasa sedikit lega dan emosinya turun ketika memikirkan pemuda itu.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE HOLIC (NOHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang