4 : Hangat

14 5 0
                                    

Semenjak kejadian dimana Sandi ingin berkenalan dengan Angelina, cewek itu tidak pernah lagi mendatangi kelas David atau mengajaknya makan di kantin bersama. Takut Sandi akan menganggu mereka lagi.

Sebagai gantinya, Angelina meminta untuk tidak dijemput sepulang sekolah. Alasannya, Angelina ingin pulang bersama dengan David. Karena kebetulan rumah mereka searah. Untung saja.

"Bro, cewek lo mana? Kok beberapa hari ini gak kemari?" Sandi bertanya saat David sedang seriusnya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Sekarang sedang jam kosong. Dan guru yang bersangkutan tidak bisa hadir karena sakit. Jadi mereka diberi tugas agar tidak ribut. Namun Sandi tidak mengerjakan tugasnya. Ini tugas Matematika dan Sandi sangat malas untuk sekedar membaca soal.

"Nanti aja dong ngerjainnya. Jawab dulu pertanyaan gue." Sandi yang kesal karena diabaikan pun mengambil buku latihan milik David.

Dahi David mengkerut. "Ada apa sih?" David paling tidak suka ada yang menganggunya saat sedang belajar.

Sepertinya apa yang Angelina katakan waktu itu benar, Sandi adalah penganggu. Dan keduanya tidak menyukai dia.

"Lo gak denger? Gue nanyak kemana cewek lo?"

"Ya di kelasnyalah."

"Gue tau. Maksud gue, cewek lo kenapa gak kemari lagi? Dia kemana?"

"Dia gak mau kesini. Jadi dia main di kelasnya aja."

"Loh? Kenapa?"

"Katanya dia gak mau diganggu sama lo terus." David menarik buku latihannya yang diambil Sandi. Lalu melanjutkan tugas yang belum selesai.

Teman satu geng Sandi yang mendengarkan perbincangan David dan Sandi tidak dapat menahan tawa mereka. Memang tidak ada yang lucu namun melihat raut kesal Sandi yang tertahan rasanya menghibur.

Sandi yang sadar sedang ditertawakan teman-temannya menoleh dengan tatapan tajam. Erfan dan Raka mengalihkan pandangan kearah lain sambil bersiul. Berpura-pura tidak lihat. Sedangkan Ferry sok sibuk mengerjakan tugas. Padahal cuma mencoret-coret kertas.

Sandi sungguhan kesal. 'Gak cowoknya. Gak ceweknya. Sama-sama sok.' Gerutu Sandi dalam hati.

*****

Pulang sekolah, David menunggu di depan gerbang. 15 menit menunggu tidak ada tanda-tanda Angelina menampakkan diri. Biasanya dia yang akan menunggu David di sini.

'Apa mungkin sudah pulang duluan?' Pikir David. Namun saat hendak melangkahkan kaki, seseorang menutup mata David menggunakan telapak tangan. "Siapa sih?" David yang terserang panik berusaha menyingkirkan tangan tersebut.

"Coba tebak. Siapa?" Dari suaranya, David seperti sering dengar. "Angel?" Dan setelah itu, kedua tangan tadi tidak lagi menutupi pandangan David. David bernapas lega karena memang tebakannya benar.

Angelina mengintip dari balik bahu David dengan sebuah cengiran dan jari tangan yang membuat tanda peace. "Kamu kok jadi panik gitu? Aku cuma bercanda." Ucapnya diselingi tawa ringan.

David memegang tali tas sekolahnya. Menahan malu karena kepanikan tadi. "Aku kira penculik." Kemudian David berjalan meninggalkan Angelina.

Angelina menyusul David. Berdiri disampingnya menyamakan langkah kaki mereka. "Aku emang mau menculik kamu untuk dikenalin sama Mama." Kedua alis Angelina naik turun.

"Itu terdengar seperti gombalan."

"Emang iya."

Angelina tergelak ketika David terdiam malu. Malam tadi dia mencari di internet bagaimana caranya menggombali pacar. Mempelajarinya dan dia mendapatkan pencerahan dengan sendirinya

Memang terdengar konyol. Angelina maupun David tidak punya pengalaman dalam hal pacaran. Ini pertama kalinya bagi mereka. David juga tidak pernah berbicara banyak apalagi memberi gombalan, jadi Angelina berinisiatif untuk menggantikannya. Aneh ya kalau cewek yang menggombal? Karena kan biasanya cowok yang paling ahli kalau soal gombalan.

Tapi ternyata David mengerti dengan kata-kata gombalan.

"Boleh aku genggam tangannya David?" Tanya Angelina seraya menatap langit.

"Untuk apa?"

"Ya untuk digenggam. Aku ada baca di internet. Orang yang berpacaran itu biasanya saling menggenggam tangan ketika jalan berdua kayak gini."

Angelina punya prinsip didalam dirinya. Jika menginginkan sesuatu dari seseorang, dia harus meminta izin pada orang itu. Dalam hal sederhana saja, ketika ingin meminjam pensil, kita diharuskan bertanya lebih dulu, apakah dibolehkan atau tidak sama pemiliknya. Jangan asal main pinjam karena itu tidak sopan.

"Boleh- boleh saja." David tidak keberatan selagi memang hanya ingin saling menggenggam.

"Terimakasih."

Mereka menghabiskan sisa waktu dalam perjalanan pulang sekolah dengan menggenggam tangan masing-masing. David merasakan hangat di telapak tangannya. Menjalar hingga ke seluruh tubuh sampai wajah.

Cuaca yang juga hangat menemani mereka. Sepanjang jalan Angelina terus tersenyum. Semakin menambah kehangatan yang ada. David ikut mengembangkan senyumannya. David belum pernah merasakan hangat yang seperti ini. Seolah ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut.

'Jadi begini rasa hangat yang kudapat disaat ada orang yang benar-benar menyukaiku tanpa melihat kekuranganku.'

*****

David sudah sampai di rumahnya dan genggaman mereka pun dilepas. Ketika hendak membuka pagar rumah, Angelina menarik pelan pundak David. Cowok itu menoleh padanya.

"Kita belum ada tukaran nomor telepon." Kata Angelina. "Sekarang ayo tukaran."

Tanpa lama mereka bertukar nomor. Karena besok hari libur. Angelina mau melihat-lihat lagi di internet, apa yang biasanya dilakukan sepasang kekasih disaat liburan. Dan Angelina butuh nomor David agar bisa menghubunginya nanti.

"Sampai jumpa." Angelina pun melambaikan tangan pada David dan berlari pelan. Sosoknya menghilang di tikungan.

David memasuki pekarangan rumah. Saat melepaskan sepatu, kakak David menghampiri sang adik laki-laki.

"Siapa itu? Dari beberapa hari lalu pulang bareng terus." Selama ini kakak David memperhatikannya. Dia penasaran, sebab tumben-tumbennya David pulang bersama seorang cewek. Karena setahunya David tidak pernah dekat dengan anak cewek.

"Pacar."

"Ha? Dia pacar kamu?" David mengangguk santai.

"Sejak kapan?"

"Sejak dia duluan yang nembak."

Kakak David menepuk dahinya. Adiknya ini kalau bicara kata-katanya irit sekali. Karena keiritan kata itu kadang bikin orang lama mencernanya.

"Nampaknya dia anak baik."

"Emang."

Kakak David meletakkan tangan di pucuk kepala sang adik. "Kenapa gak kamu anterin pulang ke rumahnya? Kasihan dia pulang sendiri. Dia anak cewek loh."

"Dia yang nolak dianter. Dia bilang rumahnya pas di tikungan itu." David menunjuk tikungan tempat Angelina menghilang dari pandangannya tadi. "Cuma jalan lurus dikit, dah sampai."

David meletakkan sepatunya di rak sepatu yang sudah tersedia di depan rumah. "Padahal rumahnya dekat tapi dia pernah dijemput pakai mobil. Terlalu berlebihan." Katanya pula.

"Wajar dong. Namanya juga anak cewek. Orang tuanya mau dia pulang dengan aman. Kamu gak ngerti banget sih." Kakak David mengusak gemas pucuk kepala adiknya.

***
Silahkan vote, komen, dan kritiknya.

By : riyanda_
Date : Jum'at, 19 Maret 2021.

It's Better If I'm Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang