11. Syal

213 56 63
                                    

▪︎ Yuk vote dulu ceritanya☺




















▪︎ Yuk vote dulu ceritanya☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○●○●○●○●


"Tunggu."

Chacha pun berbalik ke belakang dengan adegan slowmotion.

You are my destiny~

Seketika mata mereka bertemu. Mata keduanya begitu indah di padukan dengan cahaya dan juga sedikit filter. Kemudian mereka saling bertatapan beberapa detik.

Geudaen~

"Kalo sampe tahan-tahan segala gini berarti mau jujur soal perasaan ya kan?" Batin Chacha masih sambil menatap Jaemin.

Hujan masih saja turun dengan bebas. Dan itu sedikit menghiasi latar belakang untuk kedua insan yang sedang berteduh di satu halte bersama.

Alunan musik pun kembali berputar lagi...

You are my dest—

"Woii!"

Chacha pun tiba-tiba langsung tersentak dan tersadar.

"H-ha iya?" Balas Chacha agak gugup.

"Lo ngelamun ya?" Tanya jaemin.

"Haa... Enggk kok, oh ya tadi lo mau ngomong jujur kan? Ngomong aja sorry tadi gua gk dengar."

Lelaki Na itu mengerutkan dahinya tampak bingung.

"Ngomong jujur? Jujur apaan? Perasaan gue gak pernah ada salah sama lo."

"Iya kan lo mau nyata—Ehh??"

Apa barusan dia salah dengar?

Tidak mungkin!

Bukannya biasanya hal-hal seperti itu adalah salah satu tahap seseorang untuk mengatakan perasaannya? Lagian semua mantannya dulu seperti itu, lalu apa yang salah?

"Mau sampe kapan lo bakal melamun terus?"

Lagi-lagi Chacha dibuat tersentak setelah mendengar suara berat yang baru saja keluar dari mulut lelaki Na itu.

"Haa... g-gue..." Oh, tidak Ia jadi tak tahu harus mengatakan apa sampai-sampai nada bicaranya terdengar Gagap. "Ah, sial! Kenapa gue terlalu kepedean sih." Batin Chacha merutuki dirinya sambil menahan malu.

"Jaket."

"Hah?" Mendongakkan kepalanya menatap Jaemin.

"Hah heh hah hoh!" Ketus Jaemin yang udah agak kesal. "Jaket gue itu lu mau bawa pulang juga?"

Owh, Chacha baru teringat ia masih saja memakai jaket milik Jaemin. Karena saking nyamannya jaket itu di pundaknya sampai-sampai membuatnya lupa jika sedang memakai jaket itu.

My Brother AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang