BAB 9 MAKHLUK BUAS DI DALAM HUTAN

103 22 5
                                    

KEESOKAN paginya Jupe dan kedua temannya sudah bangun saat fajar menyingsing. Mereka menggulung kantung tidur masing-masing, yang kemudian disimpan dalam lemari di bawah tangga. Mereka meninggalkan surat di dapur, untuk memberi tahu Hans dan Konrad bahwa mereka pergi mengembara ke atas gunung. Setelah cepat-cepat sarapan roti dengan segelas susu, mereka langsung meninggalkan losmen, menuju dataran tinggi yang letaknya di atas lereng tempat main ski. Jupiter memanggul ransel, sedang Pete menggantungkan sebuah tempat air minum pada sabuknya.

Mula-mula ketiga remaja itu mendaki lewat lereng tempat main ski. Tapi berulang kali mereka terpeleset, karena menginjak batu lepas yang banyak terdapat di lereng gundul itu. Bob sampai dua kali terguling karenanya. Akhirnya mereka memilih berjalan di bawah pepohonan yang tumbuh di sisi tempat itu. Tanah di situ lebih padat. Dengan begitu mereka bisa lebih cepat maju.

Setelah dua puluh menit mendaki, Pete yang gemar berolahraga pun sudah tersengal-sengal.

Udara di tempat yang tinggi itu tipis. Pete menyandarkan diri pada sebuah pohon.

"Dilihat dari losmen, gunung ini tidak begitu tinggi," katanya dengan napas putus-putus.

Bob tertawa.

"Wah-atlet kita yang hebat sedang payah kondisinya, ya?" "Paru-paruku sudah terbiasa bekerja di dataran rendah saja," jawab Pete. Jupiter berdiri dengan tenang. Ia mengatur napas selama beberapa saat. "Mestinya sekarang sudah tidak jauh lagi," katanya. "Katakan begitu terus pada diri kita sendiri," kata Pete.

Setelah itu mereka meneruskan mendaki. Kadang-kadang mereka terpaksa menarik diri ke atas dengan jalan berpegang pada dahan-dahan pohon. Sepuluh menit kemudian barulah tanah yang dilewati menjadi agak datar. Pepohonan sudah bertambah jarang. Akhirnya mereka ke luar dari hutan tusam. Mereka berdiri di tepi suatu padang rumput dataran tinggi.

"Indah sekali," kata Jupiter, ketika napasnya sudah teratur kembali. Rumput yang panjang dan hijau berombak-ombak dipermainkan angin. Di sana-sini nampak batu-batu besar bertonjolan, putih gersang terbakar sinar matahari. Ketiga sisi padang rumput itu diapit pohon-pohon besar. Sedang sisinya yang keempat, yang berbatasan dengan tepi atas lereng tempat main ski, terbentang pemandangan lapang, sampai bermil-mil jauhnya. Menara-menara /Zftberjejer-jejer menuruni lereng ke arah jalan serta losmen yang nampak jauh di bawah. Di belakang losmen nampak kerumunan pohon tusam. Dan lebih jauh ke belakang lagi, dataran pasir Lembah Owens yang kering kerontang. Sedang di belakang anak-anak yang sedang memandang ke bawah terdapat puncak batu Gunung Lofty yang menjulang tinggi, diapit puncak-puncak lainnya dari pegunungan Sierra Nevada, yang masih lebih tinggi lagi. Di lereng sebelah atas beberapa puncak itu terdapat sungai-sungai es yang tidak pernah mencair, bahkan saat musim panas sedang panas-panasnya.

Ketiga remaja itu berkeliaran lambat-lambat, sampai Bob melihat jejak sesuatu di tanah yang gundul dekat tepi atas lereng tempat main ski.

Dikeluarkannya sebuah buku saku dari kantungnya. Buku yang berisi keterangan mengenai kehidupan satwa liar itu ditemukannya di losmen. Ia membalik-balik halaman buku itu, sampai ke bagian yang merupakan uraian tentang jejak binatang. Bob berlutut, lalu membandingkan jejak yang nampak di tanah dengan gambar jejak beruang yang tertera di dalam buku. Kemudian ia mengangkat bahu.

"Betul-jejak beruang," katanya pada Jupe dan Pete. "Memang itulah yang bisa diperkirakan akan ditemukan di atas sini."

"Bukan itu yang kita cari," kata Jupiter.

"Lalu apa yang kita cari?" tanya Pete. "Dan apakah kita memang benar ingin menemukannya?" "Kita mencari sesuatu yang lain," kata Jupiter dengan mantap. "Jenis jejak yang tidak tertera di dalam bukumu itu, Bob."

"Moga-moga hanya jejaknya saja yang kita temukan nanti, dan bukan makhluk itu sendiri," kata Pete.

Angin berembus melintasi padang, menggerak-gerakkan rumput dan menimbulkan suara bisikan di sela pepohonan. Tiba-tiba terdengar suara pelan dari arah belakang anak-anak. Bunyinya tidak mengancam, melainkan bernada ingin tahu.

(20) TRIO DETEKTIF : MISTERI GUNUNG MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang