Jangan lupa voment!
Sambil dengerin mulmed juga asik ^^Riordan-Riska emang ga bisa gitu kalau sehari ga berantem. Pusing aku, keuwuannya berbeda dari yang lain :(
Happy reading!
Ga Gila, Ga Seru!***
Sekarang Riordan dan Riska sedang dalam perjalanan. Riordan yang mengendarai motornya dan Riska yang dibonceng Riordan.
Namun, Riska memberi jarak di antara keduanya. Ia tak mau terkena virus Cowok Ngeselin satu ini.
"Ris, peluk gue, kek! Biar kayak pilem romantis gitu!" suruh Riordan, ia berusaha mencari kesempatan.
Tangan Riska tergerak menoyor kepala Riordan yang memakai helm. Dekat dengannya saja Riska tidak mau, apalagi memeluknya!
"Ogah! Ga usah ngarep aneh-aneh!"
"Gue ngarepnya dipeluk malah dipukul," gumam Riordan menghela napasnya.
"Hah?! Lo ngomong apa? Mau macul?" Suara angin yang bising membuat Riska harus memastikan apa yang didengarnya tidak salah.
"Dipukul, budek!"
"Apa? Mau makan nasi gudeg? Mau dong! Gue laper, nih," jawab Riska lagi yang semakin tidak nyambung.
Pendengaran Riska saat berada di atas motor yang melintasi jalanan memang selalu begitu, seperti terganggu.
"Kuping lo, noh, butek!"
"Lo mau ganti tempat makannya jadi di warteg? Ayo dah, gue jabanin! Laper banget gue." Riska mengusap-usap perutnya, mengisyaratkan anggota keluarga perutnya sudah ingin diberi makan.
"Au deh, bodo amat! Gue cuekin!"
"Lah kok ganti lagi, sih! Lo mau masakin gue? Emang bisa?" Riska ragu. Takutnya ia bukan dimasakin makanan manusia, malah dimasakkin makanan kucing!
Riordan menghela napas. Ia tak kuat lagi.
Kelelahan menghadapi Riska, Riordan memilih menggunakan otak jailnya. Itu adalah cara satu-satunya agar kekesalannya terbalaskan.
"Lo laper banget, 'kan?" Riordan sedikit berteriak agar kalimatnya yang satu ini terdengar.
"Apa? Lo nanya gue laper terus mau burger nggak, gitu? Ya jelas mau banget lah!"
Senyum miring muncul di wajah Riordan. Ini waktu yang tepat.
Saatnya menjalankan aksi!
"Oke, pegangan, ya!"
Baru saja Riska ingin membalas lagi, Riordan menancapkan gas motornya membuat Riska hampir terjungkal. Untungnya, ia refleks memeluk Riordan.
Berhasil!
Riordan tersenyum penuh kemenangan karena telah selesai membalas kekesalannya sekaligus keinginannya dipeluk Riska terwujud. "Akhirnya! Ga gila, ga seru!"
"AAAA, WOI, COWOK TUKANG JAIL YANG NGESELIN! NYESEL GUE IKUT LO!" teriak Riska ketakutan. Tidak lucu jika dirinya jatuh dan berakhir meninggal sekarang dalam keadaan single!
Dia acuh dengan teriakan Riska. Riordan terus menancapkan gasnya sampai mereka tiba di pasar malam dalam waktu sangat sebentar.
Setelah sampai pasar malam dan turun dari motor, Riska tak mau sama sekali melihat Riordan.
Mode ngambek on, siapa tahu dibelikan makanan.
Bagai tau maksud Riska, Riordan pun mengajak, "Lo mau makan, 'kan? Ayo, beli sate sama martabak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ga Gila, Ga Seru!
Roman pour Adolescents(Budayakan vote dan komen saat membaca :>) Spin off Prata Story >>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<< Awal perkenalan Riordan dan Riska tidak klasik seperti, "Hai, gue Riordan. Salam kenal." "Hai, gue Riska. Salam kenal." Tidak, tidak begitu. Mereka kenal...