WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!
• • •
'Satu sahabat yang memahami air matamu lebih berharga dari pada ribuan teman yang hanya memahami senyumanmu :)' --- Misha Claudiya.
. . .
Angga menatap nanar pintu ruang Operasi di salah satu Rumah Sakit ternama kawasan Ibu Kota. Sudah hampir dua jam remaja cowok berseragam SMA terdapat bercakan darah itu berdiri di depan pintu Operasi dengan tatapan lesu serta sendu. Bentuk dan rupanya sudah tak menentu, wajah lelah serta penampilan acak-acakan membuat Angga tampak menyedihkan.
Di belakang sana, beberapa Siswa dan Siswi berseragam sama hanya bisa tertunduk seraya berdoa yang terbaik untuk Kiara yang di dalam sana tengah berjuang melawan mautnya.
Isakan tangis lirih dari sosok gadis berseragam sama dengan mereka memenuhi tiap lorong Ruang Operasi, dengan dibantu ditenangkan oleh salah satu sahabat perempuan Angga bernama Lufista Zarina berusaha menenangkan gadis ber name tag Misha Claudiya terus menangis dalam dekapannya selama jam Operasi Kiara dimulai.
Hiks ....
Lirihan tangis Misha membuat Angga yang di depan pintu masih berdiri hanya bisa menahan geraman. Kedua tangannya mengepal perlahan saat indra pendengarannya penuh dengan suara isakan tangis penyesalan dari Misha.
Tiga jam lalu setelah kejadian Kiara tertimpa Vas bunga di sekolah membuat para Murid, Staf, dan Dewan Guru sekolah terkejut atas perihal kecelakaan yang menimpa gadis mungil berusia delapan belas tahun yakni Kiara. Gadis yang rela menyelamatkan dan melindungi teman sekaligus sahabatnya di masa lalu yaitu Misha.
Kiara merelakan tubuhnya tertimpa Vas bunga demi menyelamatkan Misha. Akibat hantaman benda keras itu Dokter mengatakan jika ada keretakan cukup parah pada tulang belakang, serta robekan dalam pada punggung mungil milik gadis itu membuat Dokter harus melakukan tindakan pembedahan Operasi secepat mungkin.
Bagaimana mungil gadis se-mulia dan selugu Kiara harus menanggung beban berat dalam hidupnya. Bahkan sejak kecil Kiara tak pernah merasakan apa itu kebahagiaan, hidupnya penuh dengan derita dan tangis. Tak ada senyuman atau pun tawa. Miris. Walau pun begitu, hati yang dimiliki Kiara begitu bersih dan mulia. Ia adalah Malaikat tanpa sayap yang sebenarnya.
Angga merasakan tenggorokan terasa tercekat sakit, cowok itu menahan tangis dimana otaknya mengingat saat Kiara terus mengaduh menahan sakit pada tubuhnya. Angga lah yang membawa Kiara ke Rumah Sakit dengan sesegera mungkin, dimana ia langsung menyaksikan saat Kiara terus menerus menangis mengerang penuh rasa kesakitan.
'Angga, aku gak apa-apa. Punggung aku cuma sakit sedikit, kamu jangan nangis terus.'
Butiran air mata sebesar biji jagung perlahan-lahan berjatuhan dan seketika menderas tanpa jeda saat memorinya terus bergelut dengan ucapan Kiara padanya terakhir kali sebelum gadis tertidur damai hingga saat ini.
"Bisa-bisanya ... Bisa-bisanya lo senyum polos kaya gitu waktu lo lagi ngerasain sakit." lirih Angga geram dengan air mata berjatuhan, bayangan wajah Kiara yang tersenyum indah disela-sela menahan sakit membuat hati Angga tergores pedih.
"Bangs*t!" tekan Angga penuh emosi. Cowok itu semakin terisak dalam hingga beberapa tepukan dari bahunya terasa, Angga tahu itu adalah Deva yang berusaha menenangkannya.
"Lo kuat, Ga." ucap Deva memberi semangat pada Angga yang kini sudah terisak-isak.
Para sahabat Angga hanya bisa diam menatap sendu serta prihatin pada cowok itu yang kini tengah Deva berusaha tenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
K I A R A ( HIATUS!!! )
Ficção Adolescente[ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! ] . . . Kiara Friska Adhitama. Gadis berparas cantik berusia delapan belas tahun harus menanggung beban kehidupan seorang diri. Siswi malang yang menjadi korban perundungan sosial di sekolahnya. Pembullyan adalah m...