Kedua tangan Dimas dari belakang meraih dua gunung kembar milik Chintya. Kembali gesekan itu membuat kedua klimaks.
*****
05.00 Wib
Pagi-pagi sekali, Chintya sudah bangun dari tidurnya, mengingat kejadian semalam yang telah dilakukannya bersama Dimas.Lalu melihat pesan WA dari mbak Chaca yang membuatnya semalam menghabiskan waktu bersama mas Dimas.
Ternyata, mbak Chaca lebih dulu ke Jakarta malam itu, pantas mas Dimas memboyongku ke kamarnya. Chintya pun langsung keluar kamar Dimas dengan keadaan polos, dan masuk ke dalam kamarnya untuk mencari pakaian.
Chintya menuruni anak tangga, berjalanan ke arah kolam renang, melihat makanan semalam yang tidak di makan, dan beberapa pakaian kami yang berantakan.
Chintya pun mengambil semua pakaian itu, membersih mejanya, walaupun ia merasakan panas dan perih seperti habis makan sambel banyak sekali di daerah kewanitaannya.
Bahkan cara berjalannya pun tidak sesempurna seperti biasanya. Paha dan pinggangnya terasa begitu sakit, apalagi di daerah kewanitaannya.
Chintya pun, membuat sarapan pagi untuk mas Dimas, sandwich dan susu hangat.
Chintya membawa sarapannya ke kamar Dimas.
"Mas, bangun dong.. yuk sarapan dulu, semalem kita gak makan loh mas"
Karena tidak ada gerakan berarti dari Dimas, Chintya pun menggodanya agar Dimas bangun dari tidurnya.
Chintya, mengelus-ngelus kejantanan Dimas, menciumnya dan memasukkannya dalam mulutnya, memainkannya.
Tentu saja, bukan hanya Dimas yang bangun tetapi adiknya pun ikut terbangun. Sontak Dimas langsung meraih tubuh Chintya, melepaskan pakaiannya kembali.
Menciuminya kembali dengan sangat lembut.
"Jangan mas, aku udah cape, itu aku juga masih sakit, jangan ya?"
"Siapa suruh kamu bangunin adik aku?"
"Aku gak tau kalo adik kamu juga bakal bangun, maksud aku, aku cuma mau bangunin kamu mas"
"Gak mau, pokoknya kamu tanggung jawab sekarang"
Pagi itu, Dimas meraih tubuh Chintya di atas tubuhnya, di lepaskannya pakaian Chintya saat itu, muka Dimas berhadap dengan dada Chintya yang kenyal dan menjadi candunya sekarang membuatnya Gila akan pesona Chintya.
Diremas kuat dada Chintya, di isapnya dengan penuh hasrat. Dimas pun mengarahkan adik kecil yang berada di bawah untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat milik Chintya.
"Aaahhhhgg..." Rintih Chintya "euhggg.."
Dimas pun menggoyang pinggung Chintya dengan kedua tangannya, dan mulutnya masih fokos pada dada Chintya.
Sementara mereka sedang memadu kasih, fikiran Chintya berkelana mengingat bahwa yang sedang mengisap payudaranya adalah sosok kakak iparnya.
"Aku sudah salah dengan melakukan ini, tapi aku mencintanya" batin Chintya bersuara.
"Eughhh... Mas..."
"Iya Chintya sayang, ada apa sayang"
"Mas, aku mau keluar mas, aku gak kuat mas.."
"Tahan sedikit lagi ya sayang, mas juga mau keluar, kita keluar sama-sama ya sayang"
Dimas pun langsung mengubah posisinya, menggulingkan Chintya, dan kini Chintya tepat berada di bawahnya, Dimas mulai memberi tekanan dan gerakan cepat.
"Ooohhhhggg..." Suara Dimas menggema dalam ruangan itu.
"Aaacchhhhgggg..." rintih yang menggairahkan Chintya keluar dari bibir manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pregnant My Brother In Law
RomanceChintya Adisty, diam-diam mencintai kakak iparnya Dimas Prayoga Sudrajat sejak Chintya kelas dua SMA, Chintya menyimpan perasaannya tanpa diketahui oleh siapapun termasuk kakaknya sendiri Gisca Tamara. "Aghhhh..." "Oughhhhh.." Lepas bersamaan. 21+ B...