Risot yang di datangi oleh Reno di sebuah kawasan yang sangat menyenangkan pinggir pantai yang sangat indah, Reno baru membangunkan adiknya yang dari tadi perjalanan hanya tertidur.
"Aluna, Ayo bangun. Kita sudah sampai di tujuan." Ujar Reno yang membuka sabuknya, dan mematikan mesinnya, sedangkan aluna Meregangkan otot-otot yah. "Hem... Wah... Ini tempat apa kak cantik banget." Saat membuka mata Aluna tanpak kaget melihat sekitarnya sangat indah ia di atas bukit di bawanya ada pantai yang begitu sangat indah."Cepat turun kita sudah di tunggu, ayo." Ujar kakaknya yang langsung membuka bagasi mobilnya. Kedatangan pelayan dari tempat itu untuk menyambut kedatangan tamu, dan mereka yang memperkirakan mobil dan ada yang membawakan koper barang bawaan Reno dan adiknya.
"Terimakasih, Ouh yah saya mau tanya ruangan Yah pak Raul di sebelah mana?." Tanya Reno pada pelayannya, sedangkan Aluna sedang selfie-selfi di sekeliling lapangan area parkir."Ouh iya pak anda sudah di tunggu di lantai atas oleh beliau, mari saya antar." Ujar pelayan.
"Iya baiklah terimakasih." Jawab Reno sopan.
Melihat adiknya asik Selfi, langsung Reno memanggil yah. "Aluna, ayo." Memanggil adiknya yang saat ini keasikan memotret pemandangan disana.
"Bentar kak." Ujar Aluna, sambil berbalik badan menuju kakaknya.
"Nanti saja selfie-selfi yah, kita ketemu klien kakak dulu." Ujar Reno.Berada di lantai 4 dimana Reno bertemu pemilik dari tempat tersebut, melihat pria tua yang membawa tongkat sedang duduk dan yang satunya lagi sedang berjalan menghampiri Reno dan adik perempuan yah itu.
"Tuan Reno Selamat datang di tempat saya, bagaimana perjalanan menuju kemari." Ujar Raul sang sekretaris umum Alberto.
"Terimakasih pak Raul atas sambutanya, lumayan lancar." Jawab Reno menanggapi pertanyaan, dan saling bersalaman."Pak Reno ini saya kenalkan dengan pemilik dari tempat ini, beliau lah yang ingin bertemu dengan anda. Silakan duduk disana, beliau ingin ngobrol-ngobrol dengan anda sambil makan siang." Ujar pak Raul yang menyuruh untuk duduk bersama.
"Iya terimakasih." Jawab Reno sambil berjalan menuju tempat yang di tujuh."Kakak aku mau kesana yah, mau foto-foto boleh yah kak." Rengekan Aluna yang sudah tidak sabar untuk memotret.
"Kamu ini gak sopan, nanti dulu kita ketemu sama orang dulu sinu." Ujar Reno melarang adiknya pergi jauh.
Reno menghampiri Raul dan Alberto yang sekarang berada di hadapannya.
"Selamat datang nak Reno." Ucap Alberto menyambut kedatangan Reno.
"Iya, selamat siang pak." Jawab reno yang menyambut tangan tua Alberto."Dia siapa?." Tanya Alberto saat melihat adik perempuan Reno yang di sebelah yah.
"Ah! Maaf pak Alberto, dia adik saya. Maaf saya datang kemari membawa dia, karena di rumah tidak ada siapa pun, jadi aku tidak akan bisa tenang jika harus meninggalkan adik saya di rumah." Jawab Reno.
"Hahah... tidak apa-apa, aku dulu ingin sekali punya adik perempuan, tapi malah punya cucu banyaknya perempuan. Nona Manis kamu bisa lihat-lihat pemandangan di sini, tapi setelah makan oke, silakan duduk dulu." Ujar Alberto."Terimakasih kakek." Ujar Aluna dengan malu-malu.
"Aluna." Sentak Reno.
"Apa?" Jawab Aluna yang bingung.
"Yang sopan." Ujar Reno.
"Hahaha, dia sudah sangat sopan, saya sudah mengnggapnya sebagai cucuku sendiri jadi kamu tidak usah khawatir, kamu juga bisa memanggil saya kakek jika kamu mau tuan Reno." Ujar Alberto.
"Ah terimakasih atas semuanya pak Alberto, maafkan jika adik saya menyinggung perasaan anda."
"Kau tidak usah sungkan, berapa usia adikmu itu." Tanya Alberto." 13 tahun." Jawab Reno.
"Dia masih sekolah."
"Masih, tapi dia tidak sekolah umum hanya home schooling."
"Home schooling."
"Iya, karena dia katanya tidak mau ikut sekolah umum, karena masalah tidak mau di tinggal karena aku selalu pulang pergi keluar kota dan negeri."
"Hahaha, seperti kamu sangat menyayangi adikmu yah tuan Reno."Bersambung.
Terimakasih atas kunjungan Anda ke cerita saya jangan lupa untuk like share and masukan komentarnya.
Selasa 16 Maret 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melamarmu Dengan Bismillah (Review Dulu)
RomansaKisah seorang gadis bernama Annisa yang sedang mencari-cari arti sebuah kehidupan dan sebuah keluarga, hingga nasib dan takdir yang di tulis oleh sang pencipta alam semesta ini, iya juga harus berjuang untuk hidup di dunia yang begitu keras, menguru...