Chapter 01 : Fireworks

1.9K 181 21
                                    

Hari yang cerah bagi kedua pemuda yang sedang duduk sambil bercerita kisah cinta salah satunya yang begitu tragis, ditemani beberapa camilan agar lebih terlihat santai dan menikmati indahnya pemandangan taman di salah satu kota besar bernama London.

Kedua pemuda itu sangat jauh dari keluarga mereka hanya untuk menempuh pendidikan di salah satu universitas terbaik di kota itu, Oxford.

Mereka berdua tinggal di rumah yang sama di sana, sebab mereka tidak memiliki siapapun di kota besar itu. Roomate yang sempurna. Yang satu konyol dan yang satunya lagi terlalu realistis dan sedikit kaku. Perpaduan yang kacau sekali.

Jeon Jungkook berdecak kesal saat mendengar helaan napas Kim Mingyu untuk kesekian kalinya.

"Menghela napas tidak akan menyelesaikan masalahmu, bodoh! Sudah kukatakan, bilang saja yang sejujurnya pada Mari tentang perasaanmu. Kenapa kau pengecut sekali sih? Kau tebar pesona pada gadis lain dengan mudah, tapi pengecut sekali kalau di suruh kenyataan perasaan. Buat kesal saja!"

"Siapa juga yang tebar pesona sialan! Aku tidak begitu!" Mingyu mengerucutkan bibirnya.

"Aku takut Mari menolak ku..." lanjutnya.

"Yasudah, terserah. Jangan menggerutu tentang cinta terpendammu lagi. Membuatku pusing saja!"

"Cih! Bilang saja kau iri, karena tidak punya gadis yang disukai."

"Aku tidak punya waktu untuk melakukan itu." Jawab Jungkook tidak acuh.

"Heol! Jangan bilang kau Homo? Kau tidak menyukaiku kan Dude? Kalau iya menjauh dariku sekarang!" ucap Mingyu konyol sambil memeluk dirinya sendiri membuat Jungkook langsung menatap tajam pada temannya itu.

"Kau mau cepat mati ya? Sini biar ku bantu cekik agar cepat mati!"

Mingyu melotot saat Jungkook bersiap mencekiknya. "Ya! Ya! Aku hanya bercanda Dude!"

"Ya! Jeon Jungkook sakit bodoh! Uhuk!" ucap Mingyu saat Jungkook mencekik pelan lehernya sambil mengguncangnya dengan kencang.

Lalu, Kim Mingyu menghela napas lega saat seorang wanita datang menghampiri mereka.

"Permisi," ucap wanita itu membuat Jungkook menghentikan aksinya, lalu membuat kedua atensi pemuda itu tertuju pada wanita yang menghampiri mereka.

Oh! Ada orang Korea selain mereka berdua di taman ini. Pikir kedua pemuda itu. Wanita itu tersenyum lembut pada keduanya.

"Maaf mengganggu kalian. Kalian orang Korea?"

Jungkook menundukkan kepalanya sopan. "Benar," jawabnya.

"Syukurlah. Bolehkah aku meminta tolong? Aku harus ke toilet umum yang ada di sana. Tapi aku bingung untuk menitipkan putraku pada siapa. Lalu aku melihat kalian. Ah, aku merasa lega ada orang Korea disekitar sini. Bolehkah aku meminta tolong menjaga putraku?"

Mingyu dan Jungkook saling beradu tatap, lalu berkedip beberapa kali. Lalu kembali menatap wanita yang berdiri di hadapan mereka. Jungkook melirik bayi laki-laki yang wanita itu gendong.

"Ah, iya. Jika kalian keberatan tidak apa, maaf mengganggu.."

"Tidak, tidak apa. Kami akan menjaga putra anda, selama anda pergi ke toilet." Jungkook menjawab dengan cepat. Ia merasa kasihan pada wanita itu yang terlihat kesulitan dengan bayinya dan juga perlengkapan bayinya.

Wajah wanita itu terlihat sangat senang. "Terima kasih banyak, maaf merepotkan kalian berdua. Ah, iya. Siapa nama kalian berdua?"

"Aku Jeon Jungkook dan dia Kim Mingyu. Ke toiletlah Nyonya, kami akan menjaga putra anda."

"Terima kasih banyak, aku mohon titip putraku."

Jungkook tersenyum lembut. "Tentu Nyonya."

Setelah itu wanita itu menyerahkan putranya pada gendong Jungkook dan Kim Mingyu mengurus perlengkapan yang wanita itu bawa.

"Oh, dia imut sekali!" ucap Mingyu gemas setelah ibu dari bayi itu pergi.

"Siapa namanya ya? Dia lucu sekali!"

Jungkook mengelus lembut pipi bayi itu membuat bayi itu menggeliat merasa terganggu. Hingga membuat kedua pemuda itu merasa sangat gemas sampai mereka terkikik pelan.

Seorang wanita tak jauh dari mereka terlihat tersenyum pias. Ia semakin tersenyum saat melihat keduanya telah menemukan surat yang ia selipkan pada pakaian putranya.

"Mereka pasti orang yang baik, aku lega bisa bertemu dengan mereka. Hiduplah dengan nyaman putraku. Maafkan ibu yang harus pergi jauh sekali..." ucapnya sambil menitihkan air mata.

Kening Jungkook berkerut saat menemukan sebuah kertas kecil di saku bayi laki-laki itu.

'Namanya Jean. Bisakah kau menjaga putraku? Aku tahu permintaanku terlalu berat. Tapi, kumohon jaga putraku. Terima kasih, katakan padanya aku mencintainya'

Isi surat yang membuat Jungkook semakin memperlihatkan garis kerut di keningnya.

Tak berbeda jauh dengan Jungkook. Kening seorang Kim Mingyu juga berkerut saat melihat ibu dari bayi ini berada tidak jauh dari mereka.

"Jung, bukankah itu ibu dari bayi ini? Kenapa ia disana? Sambil menutup mata dengan tangan."

Mendengar ucap Mingyu membuat Jungkook langsung menoleh kearah yang Mingyu tunjuk. Mereka berdua melotot dan langsung berdiri saat wanita itu mengeluarkan sebuah pistol. Lalu, wanita itu mengarahkannya pada kepalanya sendiri.

Saat Mingyu hendak mengejar wanita itu, dan Jungkook langsung mendekap bayi itu sambil menutupi kedua telinga bayi yang ia gendong. Karena Jungkook tahu, ia dan Mingyu akan sangat terlambat mencegah ibu dari bayi ini untuk tidak melakukan hal gila itu.

DOR!

Satu tarikan pelatuk membuat seisi taman yang tidak terlalu banyak pengunjung terkejut. Dan membuat dua orang pemuda itu syok berat. Mingyu bahkan sampai terduduk di atas keramik taman. Kakinya terasa lemas melihat kematian didepan matanya secara langsung dan tiba-tiba.

Sedangkan Jungkook hanya diam mematung, mentalnya sedikit terguncang setelah menyaksikan kejadian itu. Tubuh kedua pemuda itu gemetar hebat, wajah mereka pucat seketika.

Suara tangis kencang menyadarkan keduanya. Mingyu menoleh menatap Jungkook yang masih diam dengan tatapan kosong sambil menatap bayi laki-laki yang berada di dalam dekapan pemuda itu.

Dengan tangan yang gemetar, Kim Mingyu langsung menghubungi polisi untuk datang. Melihat Jungkook hanya membeku, hanya ia yang bisa diharapkan menghubungi polisi.

Kim Mingyu berdiri dengan sekuat tenaga setelah menelpon polisi, sudah banyak orang yang berkumpul di dekat mayat ibu dari bayi itu. Ia menghampiri Jungkook yang masih membeku.

"JEON JUNGKOOK SADARLAH! Bayinya menangis..." tegur Mingyu membuat Jungkook langsung kelabakan.

"Mingyu-ya, wa-wanita itu. Ibu anak ini..."

"Diamlah sialan! Aku sudah menghubungi polisi. Ya Tuhan mimpi apa aku semalam? Kenapa harus melihat hal mengerikan seperti tadi?"

"Duduk bodoh, tenangkan dulu bayinya. Polisi akan kemari sebentar lagi." Dengan perasaan kacau Jungkook dan Mingyu berusaha menenangkan bayi laki-laki itu.

Tak berselang lama, polisi datang menghampiri mayat wanita itu, dan kedua pemuda itu untuk meminta kesaksian yang terjadi lebih rinci lagi.

Jungkook hanya bisa diam sambil berusaha menenangkan bayi itu, menenangkan dirinya juga sebetulnya.

Yang menjelaskan kesaksian pada polisi itu Kim Mingyu bersama tubuh gemetar dan perasaan kacaunya sama seperti Jungkook.

'Kumohon jaga putraku'

Kalimat itu terus terlintas di pikiran Jungkook. Satu kalimat gila lainnya tercipta di kepalanya.

"Aku akan mengadopsinya," gumamnya tanpa sadar membuat Mingyu mengerutkan kening cukup terkejut dengan yang ia dengar meski hanya samar.

_TBC_

Harus ulang atau ngga? :')
See u after Him :) maybe :)

See you beb💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang