28. Cemburu

1.1K 139 9
                                    

Setelah selesai dengan urusan di toilet, Lia bergegas menuju kantin. Ada Sean yang sedang menunggunya untuk membahas tugas kelompok yang baru saja diberikan dosen sembari menyantap makanan.

Begitu tiba di kantin, mata Lia berkeliling mencari keberadaan Sean. Hingga satu spot menarik perhatiannya. Ia melihat Lino. Laki-laki itu tengah duduk berdampingan dengan seorang wanita. Siapa dia?

"LIA." Panggilan dari Sean mengalihkan perhatiannya.

Lia pun bergegas menghampiri Sean dan duduk dihadapannya.

"Lo mau makan apa? Biar gue beliin sekalian."

"Apa ya? Mmm... mata Lia berkeliling melihat berbagai jenis makanan yang tersedia. "Siomay aja deh tapi jangan pake pare ya!"

"Oke, minumnya?"

"Air mineral aja."

Lia pun mengeluarkan sejumlah uang di dompetnya untuk membayarkan makanannya.

Kembali Lia menatap kearah Lino. Mereka terlihat cukup akrab. Rasanya ini pertama kalinya ia melihat Lino akrab dengan seorang wanita selain dirinya. Apa yang mereka perbincangkan? Tugas kuliah? Mungkin, ada sebuah laptop dihadapan mereka. Tapi, entah kenapa pemandangan tersebut tidak terlihat nyaman dipelupuk matanya.

Tiba-tiba...

Sial, Lia tertangkap basah sedang memperhatikan laki-laki itu. Lino balas menatap dirinya.

Aduuhh...Lino kenapa noleh sih? - Lia.

Lia gelagapan, ini benar-benar memalukan. Kini, atensinya tidak lagi pada Lino tapi beralih pada buku yang ia bawa. Ia pura-pura membacanya. Berusaha menutupi rasa malunya.

Tak lama Sean kembali dengan membawa makanan pesanan Lia dan juga miliknya yang ia bawa di atas sebuah nampan. Sean membeli makanan yang sama dengan Lia hanya minumannya saja yang berbeda.

"Muka lo merah, kenapa?"

"Hah? Nggak, gak kenapa-napa?"




















Lino tersenyum simpul, melihat Lia yang terlihat panik saat ia balas menatapnya. Ia juga tidak menyangka Lia tengah menatap ke arahnya.

Lucu banget sih, masih sama kayak dulu - Lino.

"Lo kenapa kok senyum?" Tanya Shintya.

"Gapapa." Lino pun kembali fokus menatap ke arah laptop milik temannya ini. Mereka ada tugas kelompok bertiga, hanya saja satu orang lagi tidak bisa ikut berkumpul karena sedang sakit.

Shintya penasaran, apa yang membuat laki-laki es ini tersenyum? Ia pun menoleh kearah Lino memandang tadi.

Cewek itu...sebenarnya ada hubungan apa sih sama Lino? Keliatan deket banget. Apa Lino suka sama cewek itu? Gak bisa dibiarin! - Shintya.

Sejak awal semester Shintya menyukai Lino, ia berusaha menarik perhatian Lino tapi tak ada satu pun usahanya yang berhasil. Lino tak acuh dengan keberadaannya.


















Pulang kuliah...

Di parkiran, Lia melihat Lino sedang duduk di atas sepeda motornya. Sepertinya sedang menunggu seseorang. Apa mungkin Lino menunggunya? Bukan tanpa alasan, pasalnya akhir-akhir ini ia sering sekali  pulang dan pergi kuliah bersama. Jadi wajarkan Lia berpikir begitu? Sebuah senyuman terukir di wajahnya. Ah, kenapa ia jadi gugup untuk menghampiri Lino?

Tapi, sepertinya Lino bukan sedang menunggunya. Tiba-tiba wanita yang tadi bersama Lino di kantin datang menghampiri, dan Lino langsung saja memberikan salah satu helmnya untuk dikenakan wanita itu. Helm berwarna putih yang biasa ia kenakan saat menaiki sepeda motor Lino.

Kecewa.























Kalau bukan karena tugas kuliah, mana mungkin Lino pergi bersama dengan Shintya. Kenapa juga ia bisa satu kelompok dengan Shintya? Sejujurnya, satu kelompok bersama Shintya sangatlah tidak membuatnya nyaman.

"No, nanti malam lo sibuk gak?"

"Kenapa emang?"

"Jadi guekan punya dua tiket nonton, tadinya gue mau pergi sama Yasmin tapi gak jadi, dia ada acara keluarga gitu. Jadikan sayang kalo tiketnya gak dipake."

"Maaf ya gue gak gak bisa! Nanti malam gue ada acara sama temen-temen kos gue." Ia tahu selama ini Shintya menyukainya. Sudah tak terhitung berapa kali ia menolak ajakan Shintya untuk pergi berdua. Sebenarnya ia tidak enak terus-terusan menolak, tapi mau bagaimana lagi ia tidak mau memberi Shintya harapan. Baginya, Shintya hanya sekedar teman satu jurusan.

































Hanjis lapar sejak siang hingga matahari terbenam ia belum mengisi perutnya dengan makanan. Sekitar pukul 4 sore tadi ia baru pulang kuliah, begitu sampai di kosan ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, lalu tertidur. Hingga akhirnya Changbin membangunkannya pukul 7 kurang 15 malam. Hampir saja ia telat melaksanakan sholat magrib. Setelah sholat magrib ia menunggu hingga sholat isya tiba. Selesai melaksanakan kewajiban, ia pun keluar untuk mencari makan.

Tadinya ia mau membeli pecel lele tapi begitu melewati warung nasi goreng ia berbelok ke tempat tersebut. Ada yang menariknya untuk datang. Ada Sean dan Chaery mereka sedang duduk berhadapan menyantap nasi goreng sembari mengobrol. Ia memilih duduk di samping Chaery setelah sebelumnya ia memesan satu porsi nasi goreng.

"Hai kalian berdua, seru banget ngobrolnya?"

"Iya nih." Jawab Chaery singkat, lalu melanjutkan kembali obrolannya dengan Sean.

Chaery kenapa malah asik ngobrol sama Sean sih? - Hanjis.

Hanjis merasa terabaikan. Sejak kapan mereka seakrab itu? Ini pertama kalinya ia melihat mereka terlibat obrolan yang seru. Chaery memang sedikit pemalu saat berhadapan dengan lawan jenis. Mayoritas temannya pastilah perempuan.

"Kalo lo udah selesai baca gue pinjem ya novelnya!" Kata Chaery.

"Boleh, baru setengahnya sih gue baca."

"Sebenernya gue pengen beli tapi kehabisan, harus nunggu cetakan berikutnya. Katanya sih dua bulan lagi."

"Bukunya emang bagus banget, tapi sayang gak banyak produksinya."

"Penulisnya emang gak nyangka karyanya bakal disukai banyak orang."

Hanjis benar-benar tidak masuk dalam obrolan mereka. Jelas, ia bukan pecinta novel tapi ia seorang pencipta film.

Nyesel gue gabung mereka berdua - Hanjis.

Tbc.

Udah berapa purnama aku gak update?

Aku tuh lumayan agak kesusahan nulis cerita ini. Soalnya castnya banyak, jadi ada banyak juga yang harus dipikirin jalan ceritanya. Maaf ya kalo pembagian ceritanya gak rata dari setiap castnya.

Makasih ya buat kalian yang mau nungguin aku update.

RASA || SKZ × ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang