Supermarket

21.3K 2.4K 130
                                    

"Btw temen temennya abang udah pada makan? " rara bertanya pada bara

"Belum ra" bukan bara Yang jawab, tapi Johan

"Mau ikut makan bareng, nanti gue masak dengan porsi lebih banyak" rara sih nanyanya biasa aja, tapi Johan nanggepinnya beda, berasa lagi ditanyain sama isteri

"Mau banget dong dimasakin sama isteriku" Johan mengedipkan sebelah matanya. Plak. Dengan sigap bara langsung menoyor Johan

"Mampus. Matiin sekalian bar. Rara kan isteri gue, bukan isteri lu" dengan percaya dirinya bagas bilang begitu. Plak. Ia pun mendapat toyoran Yang sama dari Bara

"Hahahaha Mampus lu. Kegeeran sih" Johan menertawakan bagas dengan keras

Rara Yang melihat kelakuan kakak kelasnya Yang seperti bocah dibuat kesal, lah tapikan memang mereka masih bocah kalau dibandingin umur asli rara Yang sudah diatas 20an...

"Yaudah kalau ikut makan, sini patungan buat beli bahan-bahan disupermarket"

"Yah ko patungan sih ra, kan gue pengennya makan gratis. Gue udah ga punya duit nih ra, mana tadi keujanan, becek, gaada ojek" bagas sok dramatis

"Mana ada didunia ini Yang gratis. Kencing aja bayar. Udah cepetan mana ikutan patungan bayar"

"Nih pake uang abang aja ra" Bara menyahuti

"Janganlah rugi. Udah aku Yang masak, abang Yang beli bahannya, masa temen-temennya abang tinggal makan doang. Jangan mau. Mana banyakan lagi mereka. Tapi gpp sini duitnya bang, lumayan tambahan beli skincare" dengan sigap rara langsung mengantongi uang Yang tadi dikasih Bara. Urusan bahan makanan biar teman-temannya abang nya aja Yang keluarin, rara mah mau cari untung aja

"Mana cepetan, udah laper nih gue"

Johan maju paling depan, mengeluarkan dompet dengan gaya dibuat-buat slow motion. Ia pun mengambil uang didompetnya, melipat lipat kecil. Menaruh kecilan uang tersebut kedalam kepalan tangan rara "Ini mah buat uang belanja dari papah ya"

Rara hanya memutar bola matanya, gombalan receh kayak gini mah ga mempan bagi rara. Ia pun merapikan lipatan uang itu, melebarkan didepan matanya "Ngasih duit dua rebu doang lagaknya sok sok an bilang mamah papah" rara mendelik kesal

"Hahahaha. Waduh mamah udah marah. Tenang mah nih papah kasih lagi" kali ini Johan mengeluarkan uang biru pecahan 50 ribu. Tentunya rara menerima dengan wajah sumringah . Diikuti dengan teman-teman bara yang lainnya juga . Mereka masing-masing mengeluarkan uang dengan pecahan berbeda, ada yang goceng, ceban, 20 ribu, tapi tidak ada yang mengeluarkan 50 ribu selain Johan. Rara menerima semuanya dengan senang

Rara pun memutuskan langsung berangkat kesupermarket . Memilih bahan yang ia butuhkan untuk acara memasaknya ini. Baru sampai depan rumah, rara bingung kendaraan apa yang akan ia gunakan . Ngga mungkin kan pake moge abangnya, rara kan kecil , ga bisa naiknya. Harusnya tadi rara minta anter sama teman-teman abangnya yang lain. Tapi , malah lupa . Ditengah kebingungan itu, suara klakson motor mengganggu telinganya

Tin tin tin

Sudah seperti adegan klasik drama korea, sang pujaan hati datang dengan helm full face dan berhenti tepat didepan gadis impian. Harusnya sih romantis, tapi karena rara kaget, malah jadi zonk

"Anjing.. Siapa sih klakson pinggir jalan. Bikin gue jantungan. Kalau gue mati mau tanggung jawab" Rara mengumpat pada pengendara motor itu

Lelaki itu membuka helmnya. Terpampanglah wajah tampan nan bersinar, gayanya sudah seperti Han Seo Joon di drama True Beauty. Rara kan jadi Speechless, soalnya rara tim Seo Joon garis keras. Kan rara berasa jadi Jukyung

Rara masih saja bengong, menatap pria tampan didepannya. Berasa kenal sama pria itu, tapi rara lupa. Yah sudah rara nikmati saja wajah tampannya, lumayan kan cuci mata

Melihat tak ada respon dari gadis mungil didepannya, bikin pria itu gregetan. Ia pun mengklakson motornya lagi

TIINNN

"Goblok" refleks rara pun mengumpat, nyebelin, bikin halunya rara buyar saja

"Lagian ngapain bengong. Lu mau kesupermarket kan, ayo gue anter"

Rara bingung. Ngapain nih ada cowok ganteng tiba-tiba mau nganterin rara, kan takut diculik, walaupun ga masalah sih diculik juga, soalnya diculiknya sama cogan. "Siapa sih luh tiba-tiba mau nganterin gue, mau nyulik gue ya"

Plak. Lelaki itu menoyor kepala rara. Entah apa yang ada dikepala gadis itu, bisa-bisanya tampang kayak gini dibilang penculik. "Kebanyakan nonton drama . Ini gue raka, masih aja lupa. Ayok cepetan" Dan lelaki itu ternyata raka. Ia pun langsung mengambil rengan rara dan menariknya untuk naik diboncengan motornya. Rara masih saja diam, otaknya loading. Dipertengahan jalan, rara baru sadar

"Astaga lo kak Raka? " tiba-tiba mendengar teriakan rara dikupingnya, bikin kuping raka berdenging

"Ga usah teriak juga. Lebay bego"

"Yah gimana otak gue kan loading. Lagian Lo lupa gue amnesia. Wajar dong kalo gue ga ngenalin lu"

"Kan udah kenalan dikantin"

Rara baru inget. Raka kan adalah pria Yang disukai tubuh asli ini. Bahkan kemarin dikantin rara udah malu-maluin ngatain raka didepan orangnya langsung. Bisa-bisanya rara lupa. Efek seneng mau dapet album baru Suju, bikin otaknya makin lambat. Pengennya sih turun, karena malu inget kejadian kemarin. Tapi gengsi juga, lagian kan raka Yang nawarin buat anterin rara kesupermarket. Mending rara pura-pura lupa aja, toh kayaknya raka juga ga inget sama kejadian dikantin

Tak berapa Lama mereka pun sampai disupermarket. Sudah seperti layaknya pasutri muda. Si isteri memilih sayur, daging, dan bahan makanan lainnya. Dan sisuami dorong trolly belanjannya. Orang-orang yang melihat adegan itu bikin senyum-senyum sendiri, jadi keinget waktu masih pengantin baru. Apalagi liat adegan klasik dimana rara mau ngambil barang yang tinggi tapi ga nyampe, lalu raka yang mengambilkannya. Mereka ga tau aja, dua orang yang mereka anggap pasutri muda itu, dulunya saling membenci, lebih tepatnya si pria yang membenci wanitanya. Memang kadang apa yang terlihat tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya..

Tidak terasa trolly belanjaan itu kini sudah penuh. Bukan cuma diisi bahan makanan saja . Tapi juga banyak cemilan dan minuman kaleng. Rara sih masih pengen belanja, tapi raka malah menahannya "Ini udah penuh, masih kurang apa belanjaannya. Gue udah cape ini" emanh yah menemani perempuan belanja adalah hal yang paling menyebalkan bagi pria

Melihat tampang raka yang udah kumel dan kesel, rara hanya bisa tertawa nyengir " Hehehe yaudah ayuk balik"

Mereka pun sampai didepan kasir. Saat rara hendak membayar belanjaannya dengan uang recehan hasil patungan, lagi-lagi raka menahannya "Ga usah. Pake ini aja mbak" Raka menyodorkan kartu debitnya ke si mbak-mbak kasir. Sebelum rara hendak protes, raka sudah berbicara lagi

"Duit itu lu pake buat tambahan beli skincare aja"

Wah rara kan jadi seneng . Harusnya bilang dari tadi aja. Lumayan kan duitnya. Rara ga mau sok sok an jadi cewek yang nolak, kalau dikasih yah terima aja. Masa duit ditolak

"Thanks you kak . Kalau kayak gini kakak keliatan ganteng banget deh . Ting" rara mengedipkan sebelah matanya, bikin telinga raka memerah saja. Duh rara ini, jangan baperin anak orang dong, nanti kalau disuruh tanggung jawab kan malah repot ....

THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang