Kim Jiya punya intensi untuk menemukan presensi Do Ryuha hari ini. Mutlak.
Bahkan Jiya rela memberi upah Min Jungkook untuk melacak keberadaan Do Ryuha, sebab si sinting itu tiba-tiba menghilang seperti setan. Sebenarnya, sih, Jiya tidak ikhlas-ikhlas amat. Jungkook kalau memasang tarif pelacakan kerap kali tidak kira-kira, seperti sedang memiskinkan orang-orang. Kata Jungkook, “Dulu aku miskin, karena uangku diporoti oleh orang-orang gila yang sebenarnya sudah kaya. Aku memasang tarif begini dengan intensi memiskinkan orang kaya. Syukur kalau bisa benar-benar miskin nantinya.”
Memang sinting orang itu.
“Mau kutemani, tidak?” tanya Jungkook, “aku tidak mau kesayanganku ini tersesat.”
“Kesayangan, tetapi suka diporoti.” Jiya membalas dengan cepat.
Lantas, pria berumur tiga puluh tiga itu hanya terkekeh. Bagi Jungkook, uang itu segalanya. Bahkan dia rela memoroti mamanya sendiri sampai miskin asalkan dia sendiri bisa bergelimang harta duniawi. Dan sebetulnya itu bukan bombas, Jungkook betul-betul mengambil material berharga mamanya sampai membuat mamanya miskin dan berakhir di panti jompo.
Jangan aneh. Min Jungkook memang tidak mengenali surga.
“Sengaja, biar kamu miskin. Nanti kalau kamu miskin, kamu datang saja padaku dan menikah denganku. Nanti bakal kaya lagi.” Memang mesti diberi pelajaran manusia ini, seperti dibalun dengan kepalan tangan atau menjahitnya dengan jahitan khusus untuk menyulam. Kalau bicara suka seenaknya.
“Siapa juga yang mau menikah dengan laki-laki sinting seperti kamu?”
Alasan yang buruk sebetulnya. Jung Taehyung itu apa? Orang waras? Dia gila, tak waras, seperti setan, tidak berotak. Namun, dulu Kim Jiya seringkali mengemis pada Tuhan supaya dia menikah dengan Taehyung.
Jungkook kembali angkat bicara, “Siapa juga yang mau menikah dengan perempuan sinting seperti kamu? Bisa-bisa hartaku dikuras habis.”Sejemang kemudian, Kim Jiya melayangkan sebuah satu senyuman penuh makna sampai membuat Jungkook bergidik. “Nah, ini baru temanku. Tahu sekali, ya, kalau Kim Jiya itu suka buang-buang uang,” balasnya—well, meskipun sebagian uang yang Jiya buang itu untuk urusan yang nilainya baik. Singkatnya, sih, Kim Jiya ingin sekali anak-anak di panti asuhan milik Lim Seokjin tumbuh dengan baik, jadi Jiya rela mengeluarkan banyak uang untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]
Romance[ 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝. ] Ketika netra saling bersitatap kembali, varietas perasaan eksentrik sontak bersarang dalam serebrum dan sanubari. Turbulensi saraf menyerang, katastrofe melanda. Dalam rengkuhan relasi absurd itu, Jung Taehyung dan Kim Jiya m...