11

3.9K 262 6
                                    

Author pov:

Setelah berpelukan dan mengungkapkan kata maaf, Gracia dan Shani duduk menghadap Televisi. Dikamar apartemen Shani tersedia Televisi jadi tidak perlu turun ke lantai bawah hanya untuk menonton.

Gracia tadi dengan lahap memakan makanannya. Dia benar-benar lapar karena di Rumah Sakit tidak memakan apapun alasannya karena Gracia ingin cepat pulang.

Kedua pasangan itu melihat film korea yang bergenre romantis. Sebenarnya mereka berdua tidak sama-sama terlalu fokus terhadap apa yang didepan nya.

Posisi mereka sangat intim, ini jarang sekali Shani lakukan. Gracia yang tidak mau melepaskan pelukannya, kepalanya bersandar di dada Shani dan kehangatan itu menjalar di kedua tubuh mereka. Shani menumpang kan kepalanya di kepala Gracia, sangat romantis karena mereka jarang menghabiskan waktu bersama.

"Cii" Panggil Gracia dan mendongakkan kepalanya, wajah keduanya terlihat sangat dekat. Bahkan keduanya menganggumi wajah pasangannya masing-masing.

"Apa sayang?"Jawab Shani dan menempelkan hidungnya di hidung Gracia, menggesek nya sebentar dan setelahnya mereka berdua tersenyum. Gracia merasa sangat nyaman sekaligus terlindungi saat berada dalam pelukan Shani.

"Kamu beneran udah gak marah kan?"Tanya Gracia dan Shani masih menciumi puncak kepalanya.

"Kapan aku marah?"Tanya Shani balik, ia sengaja mengerjai kekasihnya itu. Gracia menjauhkan kepalanya, bibirnya melengkung kebawah yang membuat Shani gemas. Gracia tidak akan bisa berlari karena kondisi kakinya yang sepenuhnya sembuh. Shani membawa Gracia kepelukan nya lagi, ia terkekeh sebentar dan mengarahkan wajahnya kedepan wajah Gracia.

"Bibirnya jangan begitu dong!"Ucap Shani sambil tersenyum tipis, itu malah membuat bibir Gracia cemberut. Dengan perlahan Shani menempelkan keningnya melihat wajah kekasihnya yang merah merona. Shani tersenyum tipis dan mendaratkan satu kecupan di bibir Gracia yang sedari tadi menggodanya.

Bibir pink itu menggoda Shani untuk menciumnya, Gracia yang terkejut tersenyum pelan. Dan mengalungkan tangannya dileher Shani membuat kedua bibir itu lebih menempel, Shani melumatnya dengan sangat lembut. Melihat Gracia yang memejamkan mata dengan menggerakan pelan bibirnya membalas ciuman Shani yang terasa hangat di bibirnya.

Keduanya hanyut dalam ciuman memabukan itu, Shani sudah lama tidak mengecap rasa manis dari bibir kekasihnya itu. Rasa rindu menjadi salah satu alasan Shani memperdalam ciuman nya itu melihat bibir Gracia yang sudah sedikit bengkak dan berair karena air liur mereka. Shani tersenyum begitu Gracia yang tersenyum dengan malu-malu.

"Kamu jorok banget sih, belum sikat gigi udah nyium aku ihh!! Bau ayam tau!"Ucap Gracia, meskipun begitu Shani masih melihat Gracia menggesekan hidungnya lagi.

"Gak perlu sikat gigi, tetep nikmat kok"Jawab Shani dan mencium pipi Gracia.

"Padahal kamu juga nggak sikat gigi sayang. Mana ayam nya masih nempel lagi tuh di gigi!"Lanjut Shani dengan iseng.

"Ihh Shani, kan yang nyium kamu duluan!"Jawab Gracia dengan malu.

"Hahaha. Bener kan aku? Tapi aku tetep sayang kok sama kamu"Ucap Shani

"Bukan gitu!"Jawab Gracia ngegas

"Terus maunya gimana. Begini atau begitu?"Jawab Shani dan mendaratkan beberapa ciuman dibibir dan dipipi Gracia.

"Aku maunya begini!"Ucap Gracia dan sengaja menggigit tangan Shani. Yang membuat Shani terkejut dan berteriak.

"Aww. Sayang sakit"Ucap Shani dengan nada yang dibuat-buat.

"Abisnya kamu nyebelin tau nggak. Nih rasain!"Ucap Gracia dan mencubit perut Shani dan itu membuat Shani meringis dan sesekali berteriak.

"Shh Arghh. Sayang sakit. Udah ya maafin aku"Ucap Shani

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang