"Selamat pagi anak-anak" Bu Siska memasuki kelas XI MIPA 1 "ibu punya pengumuman penting. Sebelum ibu beres ngomong, jangan ada yang teriak ya" murid kelas XI MIPA 1 mengangguk. "2 bulan lagi sekolah akan mengadakan acara pentas seni dan harus ada setidaknya 1 anak untuk perwakilan tampil. Disini yang mau mencalonkan diri? Kalau ga ada biar Ibu yang pilih. Atau ada yang punya saran siapa yang tampil?"
Sekolah ini rutin mengadakan pentas seni setiap 2 tahun sekali, dan tahun ini lah akan diadakan pentas seni tersebut. Akan ada bazar, penampilan dari setiap kelas, dan tentunya akan ada bintang tamu yang datang.
Tahun ini, pentas seni akan dilakukan dengan tema "Get Your Euphoria" dimana penampilan-penampilan nanti akan memberikan pesan untuk mencari, menyadari, dan mendapatkan kebahagiaan yang besar.
"Bu saya aja bu yang tampil" sahut Louis
"Emangnya lu mau tampil ngapain?" balas Caca, ketua kelas XI MIPA 1.
"Diem doang, kan gw mah diem juga semua mau nonton"
"Idih maap ga akan ada yang nonton, yang ada pada kabur semua kalau lu yang tampil"
"Killa aja tuh bu yang tampil"
"Eh jangan, gw bakal tampil sama anak-anak dance nanti."
"Bu gimana kalau yang tampil Gilang sama Erika aja? Gilang kan bisa main gitar, Erika bisa nyanyi" usul Sera
"Nah iya tuh bu, bener kata sera" semua murid di kelas itu menyetujui usul sera.
"Gimana kalian berdua? Mau tampil atau tidak" tanya Bu Siska kepada Gilang dan Erika
"Saya ga mau tampil ah bu" jawab Erika
"Kalau saya sih ngikut aja bu"
"Eh ayolah er, Gilang udah setuju loh buat tampil" Keyra berusaha menyakinkan Erika untuk tampil.
"Ga deh, gw ga bisa tampil-tampil gini"
"Ayo er tampil bareng gw, kapan lagi coba bisa tampil bareng orang ganteng kayak gw" ucap Gilang
"Idih najis, ga ah ga. Ga mau tampil gw"
"Ya sudah tidak apa-apa, saya daftarkan nama kamu ya Gilang. Kamu saya pasangkan sama Adeline anak kelas 10 itu ya, nanti kamu yang main gitar, Adeline yang bernyanyi" Bu Siska mengambil keputusan yang kemudian disetujui semua murid.
"Awas ntar nyesel loh er, si gilang jadi tampil sama si Adeline tuh" bisik Keyra
"Udah lah gapapa"
"Ya gw cuman peringatin lu aja"
"Udah-udah fokus sama pelajaran sana"
————————
"GILANGGG" teriak Erika di sebelah Gilang yang masih saja terlelap dalam tidurnya.
"HEH BANGUNN ASTAGA UDAH SIANGG" Erika yang lelah berteriak pun segera mengambil air dan mencipratkan air tersebut ke muka Gilang.
"Eh eh kok hujan" Gilang terbangun dan melihat Erika disampingnya.
"Hujan pala kau hujan, bangun ga lu"
"Eh iya iya ini bangun, kenapa sih kenapa? Ada apa?"
"Katanya mau jalan-jalan hari ini, tapi jam segini belum bangun gimana sih"
Hari ini Gilang sudah berjanji akan mengajak Erika pergi pada pukul 11 siang. Tapi sekarang bahkan waktu sudah menunjukkan pukul 2. Erika sudah menunggu Gilang dari jam 11. Tapi setelah menunggu beberapa jam, Gilang tidak kunjung datang juga, ia pun segera pergi menuju rumah Gilang yang tepat berada di sebelah rumahnya.
"EH ASTAGA IYAA,MAAF ER MAAFFF. Kemarin gw baru tidur malem banget soalnya, makannya telat bangun. Maaf yaa." Kemarin Gilang mendiskusikan lagu apa yang akan dia tampilkan dengan Adeline di pentas seni lewat telpon hingga larut malam. Sehingga Gilang tidur sangat malam dan terlambat bangun hari ini.
"Pergi sekarang dulu aja gimana? Masih jam 2 kok ini."
"Ga deh, bentar lagi gw mau jemput mama papa gw di bandara" jawab erika
"Loh hari ini mereka pulang?"
"Iyaa, yaudah deh gw balik duluan ya"
"Iyaa, sekali lagi maaf ya er. Minggu depan deh ya kita jalan"
"Gatau ah gw mau ngambek"
"Ngambek kok bilang-bilang"
"Biarin suka-suka gw"
"Eh jangan beneran ngambek dong"
"Maaf siapa ya?"
"Gw beliin es krim coklat deh ntar, tapi jangan ngambek"
"Beneran ya?"
"Iya erikaaa"
"Yesss, gitu dong dari tadi"
"Giliran makanan aja cepet"
"Emangg, yaudah gw balik dulu ya byee"
Erika pun segera pergi ke rumahnya dan kemudian melihat Rangga yang sedang mengangkat telpon di ruang tamu. Entah kenapa tapi, Rangga terlihat kesal.
"Kak, kenapa?" Tanya Erika setelah Rangga mematikan telponnya.
Rangga menghela nafas "mama papa ga jadi pulang lagi, katanya masih ada urusan disana"
Erika terdiam sesaat. "Erika ke kamar dulu ya ka"
"Kamu ga apa-apa kan er?"
"Ga apa-apa kok ka, erika udah biasa" Jawab erika sambil menaiki tangga menuju kamarnya.
Bohong kalau Erika bilang ia tidak sedih, tapi ia tidak ingin kakaknya merasa khawatir. Jadi ia selalu memendam kesedihannya sendirian. Ia juga mengerti kok kalau orang tuanya juga bekerja keras agar ia bisa hidup dengan nyaman. Tapi tetap saja ia merasa sedih, karena sering kali orang tuanya seperti itu. Memberi kabar bahwa akan pulang, lalu dibatalkan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late (COMPLETED)
Teen FictionSejak kecil, Erika memiliki sahabat bernama Gilang. Kata orang-orang jika perempuan dan laki-laki bersahabat, pasti ada salah satu yang memendam rasa. Lalu bagaimana dengan mereka? Kisah ini lah yang akan menceritakan hal ini. Kisah yang menjadi pem...