After the Story
Saga & Sesil
###
Part 6
###
Sesil turun dari mobil lebih dulu. Melihat hiasan dan sayup-sayup suara keramaian dari kejauhan dan berjalan dengan langkah penuh ketidaksabaran.
"Kita tidak akan ke sana." Saga menahan lengan Sesil begitu wanita itu hendak melangkah lebih dulu ke arah jalan setapak yang sudah diarahkan menuju halaman belakang tempat pesta sedang berlangsung.
"Kenapa?"
Saga menoleh ke arah salah satu pengawalnya, yang segera berjalan melewati Sesil menuju halaman belakang.
"Lewat sini." Saga mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia sedang tak ingin menunjukkan diri di depan umum, terutama ketika bersama dengan Sesil yang sedang hamil dan tentu saja rentan diserang. Sepertinya di dalam rumah lebih aman. Kemudian ia membawa Sesil menuju pintu di samping rumah yang dilihatnya.
"Kita tunggu di sini." Langkah Saga terhenti ketika melihat ruangan yang kosong, yang salah satu sisi dindingnya dari kaca satu arah dan mengarah langsung ke halaman belakang.
"Aku ingin melihat pengantin wanitanya dan memgucapkan selamat secara langsung," protes Sesil.
"Aku tidak mengenal tempat ini dengan baik, Sesil. Jadi tetap dalam pengawasanku."
Sesil memutar matanya dengan jengah. Duduk di sofa dengan raut setengah hati yang ditunjukkan secara terang-terangan. "Ini pesta pernikahan, Saga. Tak mungkin ada orang yang bersenjata tajam yang ..."
Saga sedikit menyingkap jasnya. Menampilkan pistol yang tersimpan rapi di sarungnya yang seketika membungkam mulut Sesil.
"Alec pasti sudah mensterilkan tempat ini," dalih Sesil tak menyerah. "Dan dia pasti sudah memberitahu anak buahnya untuk membiarkanmu membawa senjata itu. Hanya kau."
Saga tak akan membenarkan pernyataan Sesil meski hal itu benar adanya. "Ini untuk kebaikanmu."
Sesil mendengus. "Kenapa kau tidak di rumah saja? Aku bisa datang ke sini dengan sopir," kesal Sesil. Setidaknya sopirnya tidak akan seposesif Saga saat mengawasinya.
Tatapan Saga menajam, penuh peringatan. "Ingatkan aku untuk memecatnya ketika kita pulang nanti."
"Aarrggghhh, Saga!" erang Sesil. "Kalau kau memecatnya, malam ini aku akan tidur di kamar Kei," ancama Sesil balik.
Saga terbungkam.
"Dan aku sedang hamil. Kondisiku sedang tidak dalam keadaan yang baik untuk mendapatkan tekanan karena akan ..."
"Lakukan sesukamu, Sesil," serah Saga. Yang langsung membalik tubuh menghadap dinding kaca.
Sesil menahan senyum kemenangannya. Kemudian ikut berdiri di samping Saga melihat suasana pesta yang penuh kehangatan. Matanya mencari-cari di antara kerumunan. Menemukan Alec dan wanita yang berdiri di samping pria itu. Mengamati senyum di wajah sang pengantin wanita yang tak sampai ke mata.
"Kenapa tiba-tiba aku merasa kasihan dengan istrinya Alec. Bahkan aku bisa merasakan penderitaan yang menunggunyam," gumam Sesil berkomentar. Tangannya memeluk buket bunga di dadanya dengan wajah penuh rasa iba.
Saga menoleh, matanya menyipit tajam. Melucuti prasangka yang bermunculan di benak Sesil satu persatu. "Apa maksudmu?"
Sesil menampakkan ekspresi tertangkap basah. Matanya melirik ke samping sembari menurunkan buket bunga dari dadanya. "Tapi kita sudah memiliki akhir cerita yang baik, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga Sesil 2 ( After the Story)
RomanceAku mencintai Saga, tapi tak bisa menolak kehadiran Dirga. -Sesil-