Part 8 = Penasaran

17.7K 1.9K 35
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI HADIR UNTUK MENEMANI SABTU MALAM KALIAN

MOHON MAAF KALAU ADA YANG TYPO

💙HAPPY READING💙






Setelah kejadian yang menguras tenaga dan emosi, kini Ava tengah duduk di sudut cafe sambil memakan mie instan kuah dengan telur setengah matang kesukaannya. Tak lama datanglah seseorang yang langsung duduk di hadapannya. Ava yang melihat orang tersebut pun menyerit. Sementara orang yang ditatap terus memperhatikan Ava dengan tatapan penuh tanya. Ava yang merasa jengah pun akhirnya menoyor kepala orang di depannya yang membuat orang itu terkejut.

"Ish sakit, Kak," ucap orang itu yang tak lain adalah Nada.

"Kenapa lo ada di sini?" tanya Ava. Pasalnya ini belum jam pulang sekolah. Sudah dipastikan jika sepupunya ini bolos sekolah.

"Gue libur," jawab Nada santai.

"Sekolah lo yang libur atau lo yang meliburkan diri?" tanya seseorang yang membuat Nada menoleh. Di sana berdiri seorang laki-laki yang begitu tampan dengan pakaian anak kuliah pada umumnya.

"Eh Kak Pandu. Ngapain di sini Kak?" tanya Nada berbasa-basi.

"Lagi mergokin anak SMA yang bolos sekolah," jawab Pandu.

"Bukan bolos, lebih tepatnya diusir dari kelas," celetuk Ava yang membuat Nada menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sementara Pandu hanya menggelengkan kepalanya.

Pandu Othello Raiden merupakan ketua BEM di fakultas Ava dan juga sahabat Rama dan Yuda. Sebenarnya sifat Pandu ramah dan mudah bergaul. Namun, jika dirinya melihat orang yang membully maka dia tidak akan segan-segan bertindak tegas seperti kejadian Ava dengan Ratu serta antek-anteknya tadi siang. Pandu juga adalah orang yang pandai memendam perasaannya. Oleh sebab itu, tidak ada yang mengetahui jika dirinya menyukai Ava kecuali Rama dan Yuda.

"Kak Pandu diem-diem bae. Mikirin siapa? Mikirin Nada yah?" tanya Nada yang membuat lamunan Pandu buyar.

"Keegeran," celetuk Ava yang membuat Nada mendelik.

"Kamu nggak balik ke sekolah?" tanya Pandu.

"Nggak. Lagi nunggu orang," jawab Nada yang membuat Ava dan Pandu penasaran

"Siapa. . . ."

"NADA, MONICA YANG CANTIK JELITA UDAH DATANG NIH. SAMBUTAN RED KARPETNYA MANA? YUHHUUU NNNAADDDAA!!" teriak seseorang yang tak lain adalah Monica yang membuat seluruh pengunjung cafe menutup telinganya.

"KAK MONIC, SINI. NADA YANG IMUT TIADA TARA TENGAH MENUNGGUMU DI SINI!" jawab Nada yang juga berteriak.

"WOI INI CAFE BUKAN HUTAN!" teriak salah satu pengunjung.

"LOH KOK NGEGAS!" teriak Monica dan Nada.

"Sudah woi, sakit telinga gue," ucap Pandu kesal yang membuat kedua makhluk absurd itu hanya cengegesan.

"Berisik," ketus Ava.

"Lo kenapa nyuruh gue datang ke sini, Na?" tanya Monica setelah duduk di kursi di samping Ava.

"Ngajak ngumpul aja sih, Kak. Kita ghibah-ghibah cantik aja. Lagian udah lama kita nggak ngumpul," jawab Nada santai. Nada memang akrab dengan Citra dan Monica karena mereka sering bertemu di rumah saat Ava mengajak keduanya.

"Ghibah-ghibah, nggak ada. Balik ke sekolah sana," ucap Pandu yang sedari tadi diam.

"Ciiee Kak Pandu perhatian, nih sama Nada," ucap Nada yang membuat Pandu memutar mata malas.

"Di sekolah tadi ada acara untuk para guru-guru Kak, jadi jam pelajaran di tiadakan. Daripada gue berlumut di sekolah, mending gue cari angin," jelas Nada.

"Lo nggak bohong 'kan?" tanya Pandu memastikan.

"Kalau dosanya mau Kak Pandu tanggung sih nggak papa," jawab Nada santai.

"Ogah. Oh ya Va, gue balik ke kampus dulu. Nanti motor lo gue suruh orang bengkel anterin ke rumah lo aja," ucap Pandu dan Ava pun hanya mengangguk sambil meminum lemon teanya.

"Gue cabut. Duluan," pamit Pandu. Setelah Pandu keluar dari cafe, Nada dan Monica menatap Ava intens.

"Lo kenapa bisa di sini sama Pandu? Bukannya lo tadi pulang duluan?" tanya Monica yang membuat Ava memutar mata malas.

"Pertanyaan lo nggak berbobot banget sih, Kak. Lo nggak denger kalau tadi motor Kak Ava mogok," jawab Nada kesal.

"Bener juga. Terus kenapa bisa Pandu yang nolongin lo?" tanya Monica.

"Takdir," jawab Ava singkat. Ava tidak ingin menceritakan tentang kejadian Ratu dan antek-anteknya. Hal itu akan membuat dua makhluk di dekatnya akan terus mengintrogasinya.

Ava pun segera berdiri meninggalkan Nada dan Monica setelah menghabiskan lemon teanya. Dirinya butuh istirahat setelah kejadian hari ini. Sedangkan kedua orang yang melihat Ava yang berjalan keluar segera menyusulnya.

****

Saat ini Gavin berjalan menuju rumahnya sambil melamun. Dirinya masih memikirkan kejadian sewaktu di kampus. Hingga dirinya tidak sadar telah melewati seseorang yang kini menatapnya sambil duduk bersedekap di ruang tamu. Merasa tidak diacuhkan, lantas orang itu menyindirnya.

"Aku hanyalah butiran debu yang tak dianggap," sontak Gavin yang semula ingin menaiki tangga menoleh.

"Eh Papah. Masih ingat pulang Pah?" tanya Gavin yang membuat sang Papah mendengkus.

"Baru pulang ngajak berantem," jawab sang papah.

"Nggak usah ngikutin iklan Pah. Bosen Gavin dengernya, sama kaya denger Papah napas," jawab Gavin enteng.

"Heh!! lambemu minta ditabok. Kenapa melamun? Kaya jomblo aja," ucap sang papah.

"Mohon maaf nih yah sebelumnya Pak Tama Handoko yang terhormat. Saya ini contoh jomblo yang anti pacaran. Saya langsung mau serius dan menikah. Tidak seperti anda yang dulunya playboy kelas teripang," ucap Gavin yang membuat sang papah kesal dan langsung melempar bantal sofa. Namun, Gavin yang sudah melihat gerakan sang Papah pun menghindar dan bantal sofa tersebut mengenai wajah seseorang.

"ASTAGFIRULLAH WAJAH TAMPAN GUE."

BERSAMBUNG. . .

APA YANG TERJADI SELANJUTNYA??

KUY IKUTI TERUS KISAHNYA

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄
20 MARET 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang