Malam hari, ketika Luna sudah tidur, Dita dan Fitri diam-diam keluar dari kamar Luna.
"Jangan keras-keras Dit, ntar kebangun dia." bisik Fitri.
"Ini udah pelan kali coy, dah lah buruan keluar, kasian bang Dean nungguin kita dibawah." balas Dita pelan.
Fitri menganggukkan kepala, melanjutkan jalan nya. Kemudian Dita menutup pelan pintu kamar Luna.
Dibawah sana, bang Dean sudah duduk di sofa menunggu Dita dan Fitri datang.
"Maaf bang telat datang, tadi si Fitri ketiduran makanya harus dibangunin dulu." adu Dita.
"Pantas aja." Bang Dean berdecak kesal, hampir 15 menit dia menunggu, ditemani dengan para nyamuk yang genit cium-cium badannya. Dan tangannya pun memerah karena diserang nyamuk.
Fitri tertawa pelan, "Maaf, gue kekenyangan. Sumpah!" Fitri menunjukkan jarinya berbentuk v.
"Hust." bang Dean menyuruh Fitri untuk mengecilkan suaranya. Bisa-bisa nanti Luna bangun dan menggagalkan rencana mereka.
"Jadi gimana bang? Rencana buat Luna?" tanya Dita penasaran.
Oh ya, Luna bentar lagi mau ulang tahun. Tepatnya dua hari lagi.
Bang Dean berdeham, "Rencana gue sih, tepat pukul 00.00 kita rayain ultah dia. Nah mulai besok, kita cuekin dia. Kalau bisa biarin dia sendiri dirumah. Terserah kalian dua mau kayak mana. Besok gue full pagi sampai sore di kampus. Gue balik jam 23.00." jelas bang Dean.
"Terus urusan kue gimana bang?"
"Urusan kue biar itu urusan gue. Gue tau toko kue yang enak dan harga nya bersahabat." jawab Fitri.
Kalau soal makanan mah, Fitri juaranya. Jadi ada gunanya kalau punya teman yang hobby makan, sampai tau restoran atau toko kue yang enak mulai dari harga murah sampai harga mahal.
"Baiklah, terus ada lagi rencana yang mau kalian buat?"
Dita dan Fitri kompak berdeham, "Rencana kita sih bang, mau dekor kamarnya. Cuma gue bingung gimana caranya dekor kamarnya sedangkan dia ada dirumah." ujar Dita.
"Hmm" Bang Dean terdiam sambil memikirkan caranya. "Ah ya. Gini aja, lo hubungi Ferdo, biar dia ajak Luna keluar. Gimana?"
"Jangan bang!" seru Fitri. Dita dan bang Dean bingung.
"Lah kok jangan sih? Jadi lo punya ide biar bisa dekor kamar Luna?"
"Ada dong." sudut bibir Fitri terangkat.
****
Besok paginya, Luna heran melihat kamarnya sepi. Tidak ada kedua sahabatnya di sisi kanan dan kirinya. Luna pikir mereka dua ada adilantai bawah, namun dilantai bawah pun tidak ada siapa pun disana.
Termasuk bang Dean.
"Mereka kemana sih?" Luna mengecek semua ruangan, tapi tidak ada satupun orang disana.
Luna mendengus kesal.
Kenapa semua orang pergi?
Tinggalin Luna sendirian lagi. Apalagi kedua sahabat bobrok nya itu. Tidak ada bilang ke dia kalau mereka mau keluar.
Untung aja ada tersedia makanan di dapur. Coba kalau tidak ada, ntah makan apa dia. Gak mungkin dia belanja dulu baru masak, keburu kena magh.
***
"Lo lama bener milih kue." gerutu Dita ke Fitri.
"Sabar napa. Gue harus milih kue yang paling bagus biar Luna senang." ujar Fitri tanpa liat wajah kesal Dita.
Bayangkan aja, sudah sejam mereka disini, tapi sampai sekarang Fitri belum nemu kue yang sesuai selera nya.
Padahal mah Luna tidak pemilih sama bentuk dan hiasan kue nya. Yang penting rasa nya enak.
Tidak lama kemudian Fitri menghampiri Dita. "Dit, umur Luna berapa? Gue lupa"
"Lo sahabatnya tapi lupa sama ultah dia? Parah lo." sindir Dita.
"Maklum atuh, gue lupa. Buru beritau."
"19"
Fitri langsung pergi lagi. Setelah itu dia datang membawa paper bag berisi kue ulang tahun Luna. Tidak lupa dengan lilin nya.
Setelah itu mereka beli hiasan dekorasi ulang tahun. Mulai dari banyak balon aneka warna, kertas minyak, dan lain-lain.
Acara ulang tahun Luna sederhana. Hanya Dita, Fitri dan bang Dean yang ikut andil dalam acara kecil-kecilan ini.
Mereka ingin buat acara sederhana ini menjadi acara yang sangat berkesal dan tidak terlupakan. Mengingat Luna yang begitu banyak masalah namun dia memilih tetap kuat.
"Dit" Fitri memegang pergelangan tangan Dita.
"Apa?"
"Tuh." Fitri menunjuk ke arah dua cowok yang baru aja masuk ke salah satu resto jepang yang tidak jauh dari tempat mereka.
"Itu bukannya Ferdo dengan Viko ya? Kok mereka bisa kompak?"
TBC
Gimana? Lanjut?
Mon maap kalau banyak typo ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...