First Sight 1

3.6K 505 38
                                    

1

Raka duduk di kursi dokter jaga IGD sambil memainkan ponselnya. Ia sedang menggombal seorang perawat yang dinas malam juga sama sepertinya.

Entah karena ia seorang dokter muda, tampan dan calon penerus Rumah Sakit tempatnya sekarang bekerja setelah lulus dan jadi dokter umum, para gadis langsung merona kala dirayu atau dihadiahi.

Tetapi itu justru bukan lagi sebuah hal yang menarik baginya. Ia juga sudah tahu banyak tipikal wanita sekarang.

Ada yang sok tarik-ulur dengannya, padahal Raka tahu, itu hanya taktik semata supaya kesannya jual mahal.

Ada yang memang sejak awal mencuri perhatiannya, sengaja menarik simpati Raka, dan kesannya lebih welcome tanpa sok jaim.

Ada yang dari awal bilang nggak tertarik sama tipe pria yang seperti 'Raka', yang cuma menang tampang doang sama tajir karena Ayahnya memiliki sebuah Rumah Sakit Swasta yang cukup bonafit dan salah satu terbaik di Surabaya. Padahal sebenarnya dia cuma minder dan tahu jika Raka nggak bakal ngeluruk dia, jadi dari awal dia nge-judge Raka dengan sisi apalah gitu... Padahal saat Raka memberi perhatian dan bersikap ramah, apalagi ngerayu dikit aja, seketika dia akan menarik statement soal Raka, lalu pas Raka cuekin, balik lagi deh Raka dikata-katain.

Ada juga tipe yang berusaha tidak terpengaruh dengan Raka, misalnya dia apa adanya aja, nggak sok jual mahal, nggak agresif juga, tapi kalau dia ajak ngobrol Oke, kalau nggak di ramah-in juga no problem nggak pake jelek-jelekin lah intinya.

Dan, pria 27 tahun tersebut akan selalu jadi pusat perhatian karena memang dia pantas untuk dikagumi.

"Dokter, ada panggilan gawat darurat dari Restoran Jepang, ada pasien yang diduga anafilaksis."

"Siapkan ambulans, kemudian tas emergency siapa tahu dia shyok berat. Pastikan Oksigen di ambulans ready ya, jangan sampai macet kita malah kehabisan stok."

"Baik Dokter."

"Dokter Ibel, kamu stay di IGD saya yang ke TKP." Ucap Raka sigap.

Dokter Ibel memberikan jempolnya pada Raka.

Nah, kalau kalian juga ikutan nge-judge Raka dokter yang cuma menang tampan, ortu kaya aja kalian salah. Dia merupakan salah satu lulusan cumlaude dan cara kerjanya juga nggak salah dengan Perawat, sigap.

Raka adalah tipe yang mau merendahkan hati demi mendapatkan ilmu. Dia nggak segan belajar kepala Perawat ataupun Mantri dan Bidan dan menghargai mereka sebagai rekan sejawat.

Bukan berarti rekannya sesama dokter nggak bersikap baik ya kepada para Perawat, tetapi memang Raka itu rada unik aja. Saat masih kuliah dan magang di rumah sakit sebagai Koas, Dia mau tuh jadi asistennya perawat saat menghecting luka pasien KLL, dia juga nggak segan-segan minta diajari cara pasang selang NGT, dan lain sebagainya.

"Loh kok dokter malah minta diajarin sama Perawat?" Ucap seorang Perawat senior padanya.

"Saya kan masih koas, Sus. Masih cari ilmu. Lagipula kalau soal praktek kalian menang banyak lah, jadi sayang juga nggak mau kalah nantinya setelah jadi dokter, dan sekarang saat saya masih koas saatnya belajar lapangan biar nanti bisa diaplikasikan." Ucapnya santai.

Dan ternyata memang ada hasilnya. Sifatnya yang rendah hati, sopan dan mau belajar dari orang lain membuat ia jadi salah satu dokter IGD terbaik. Kerjanya cepat, tepat dan pastinya hasilnya baik.

Tidak ada seorangpun perawat yang pernah bekerja dengannya akan meremehkan dia, karena dia pintar, punya wawasan dan pastinya skill.

Raka dan tim medis lainnya tiba di sebuah Restoran Jepang. Keadaan sudah ramai.

Infused LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang