Dyna-meet-Mite

4 1 0
                                    

Why am i getting weirder in front of you?
i'm not a pre-schooler, but,
why is everything so childish?

___

Ceritanya udah sekitar satu tahun yang lalu. Ketika Dyna dan Mite sama-sama masih jadi mahasiswa baru.

Waktu itu, maba belum dapat Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Jadi, untuk sementara, para newbie ini pakai Surat Pernyataan Mahasiswa Baru sebagai tanda ganti identitas baru mereka.

Setelah beberapa bulan menanti, akhirnya kartu yang diidam-idamkan para anak ayam ini bisa diambil.

Dyna dan teman-temannya yang lain sekarang lagi berkumpul di depan gedung administrasi, menunggu giliran mereka buat ambil kartu.

Memang klise, tapi tebakan kalian semua benar. Mite dan para pawangnya (baca: circle) yang udah tercium kayak calon-calon anak tongkrongan, berdiri enggak jauh dari Dyna.

Saat itulah, kecelakaan terjadi.

Teman-teman Mite yang lagi ngomongin kakak tingkat bohay dari fakultas sebelah, mulai dorong-dorong Mite karena ternyata kating itu tetangganya.

Gara-gara itu, Mite jatuh dan enggak sengaja menabrak Dynaㅡralat. Bukan menabrak Dyna, tapi menyenggol map berkas yang isinya surat pernyataan maba itu.

Alhasil, map itu jatuh. Isinya berhamburan ke pinggir jalan dan seketika kertas itu tamat dilindas bus kampus yang lagi mau parkir.

Bukannya menolong, teman-teman Mite malahㅡ

"Uwooh, uwooh!"

Yah, kayak gitu. Useless banget, ya.

Sejak itu, aura-aura kemurkaan Dyna udah mulai tampak. Setelah Mite minta maaf sambil memungut bangkai (?) kertas yang jadi syarat pengambilan KTM itu, Dyna cuma dengan dinginnya nyuruh Mite cari solusi supaya KTM-nya bisa sampai ke tangan yang punya.

Sebenarnya, dalam hati Dyna iba melihat tampang Mite yang sedih-sedih imut. Maunya, sih, dia maafin aja si stranger dan cari solusi sendiri biar enggak ribet.

Cuma, dia harus tega-tegain. Enak aja, lagi hectic panas-panasan gini malah kena masalah sama orang yang enggak dikenal.

lagipula, Mite-nya sendiri yang menawarkan bantuan.

Lihat, 'kan? Pertemuan pertama aja udah ribut. Benar-benar DynaMite.

Awalnya, Mite setuju. Dia sepakat buat membantu Dyna mengurus KTM-nya. Tapi, setelah dapat kabar kalau pengajuannya butuh berhari-hari, Mite jadi ragu.

"Aduh, Kak. Gimana, ya? Gue ada perlu lain kalau selain hari ini," kata Mite.

Dia manggil Dyna 'Kak' karena enggak tahu nama dan umurnya. Begitu juga sebaliknya. Ini konyol, sih.

"Wah, ada perlu penting ya, Kak? Hm, gimana, ya ... " balas Dyna, menekankan kata 'penting'. Kode banget.

"Um, bukan penting juga, sih. Cuma futsal-an aja ... " Mite mulai kikuk, berasa lagi ngelawak karena pakai alasan begitu doang.

"Oh, seharian ya, Kak?" Dyna masih lanjut kode-kodean. Ini sih, enggak mungkin kalau Mite sampai enggak peka.

"Aduh, haha. Enggak sih, Kak. Ya udah, besok kita urus lagi, ya. Gue juga bakal hubungi pihak adminnya, jadi kita tinggal datang aja," udah enggak tahan, Mite akhirnya mengalah. Panas banget dikodein berkali-kali.

Terpaksa deh batalin janji sparing-nya sama anak komplek sebelah.

Lagi-lagi, Dyna merasa iba dalam hati. Soft banget dia, kelihatannya aja cuek.

___

Besoknya, Mite menepati janjinya dengan nemenin Dyna ngurus pengambilan KTM. Sekitar jam 10 pagi, Mite selesai mastiin kalau petugas administrasi udah ada di ruangannya. Sekarang, dia tinggal tunggu Dyna yang masih ada kelas.

Lima belas menit kemudian, keduanya udah anteng duduk di kursi ruangan sang admin. Setelah sedikit kena omel, KTM Dyna akhirnya dikasih.

Setidaknya, Dyna dipermudah.

Dari KTM itu, Mite tahu kalau perempuan yang sejak kemarin menginterupsi kesehariannya, bernama Dyna.

Foto KTM-nya cantik.
Orangnya juga enggak terlihat ribet dan apa adanya.

... Ya, ucapannya kadang bikin gerah, sih.

"Jadi, nama lo Dyna, ya ... jurusan apa?" tanya Mite setelah mereka keluar dari Gedung Administrasi kampus.

Dyna agak kaget. Dia pikir, orang ini setidaknya udah tahu namanya. Ternyata, enggak.

Ya bagaimana dia mau tahu, dong, kalau enggak kenalan?

"Iya, gue Dyna. Anak Jurnalistik," jawab Dyna. Gak mau terlihat terlalu kaku, dia coba menyodorkan tangannya. Berniat ngajak Mite untuk bersalaman.

Mite pun menyambut tangan 'baru' itu dengan cepat. "Oh, glad to know you. Gue anak Desain, nama gue ...

... Mite."

___

Canggung.

Itu yang dirasakan keduanya setelah sesi kenalan singkat tadi.

Mite sendiri memang selalu merasa canggung ketika berkenalan dengan orang baru secara 'resmi'. Tapi, dia enggak nyangka perempuan kayak Dyna bakal membuat rasa canggung itu makin kental.

Perbedaan karakter mereka terlalu kentara.

"Lo udah makan siang?" Mite berusaha sedikit mencairkan kegugupan itu. Terlebih, sekarang juga udah jam 12.49.

Tapi, jelas dia bakal kelihatan bego lagi, setelah insiden alasan 'sparing futsal' kemarin.

Ya, jelas Dyna belum makan. Dari tadi 'kan Dyna bareng sama Mite dan mereka belum menyentuh makanan apa pun sejak jam 10.15.

"Belum ... lah? Lo juga belum 'kan?" Dyna juga dengan cepat menyadari kebegoan itu. Supaya enggak bikin Mite makin terlihat konyol, dia milih buat nanya balik.

"Ya ... belum. Mau makan dulu di kafetaria?" tawar Mite. Ini anak mau traktir, kah?

Mungkin seharusnya Dyna ada sedikit pikiran itu. Tapi, dengan santai, dia cuma berniat untuk mengiyakan ajakan Mite karena lapar.

"Hm, boㅡ"

"Nana!"

Belum sempat Dyna menyelesaikan ucapannya, mereka berdua mendengar suara lain yang menginterupsi.

Awalnya, Mite enggak sadar kalau yang dipanggil suara berat itu adalah Dyna. Sebab, dia emang enggak tahu kalau Dyna bisa juga dipanggil Nana.

"Dynanananananana, ey!" suara itu makin dekat dan sekarang udah terlihat juga siapa pemiliknya.

Alfa. Cowok itu sekarang lagi numpang naruh lengan kanannya di pundak Dyna.

"Makan, yuk?"

___

pict : pastte2l

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DynaMiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang