Satu🌻

132 72 60
                                    

Yo, hepiriding guys💚

🚶‍♀🚶

"Horeyy, akhirnya kita lulus juga yaa!!" seru seorang gadis remaja dengan teman-temannya di dalam kelas.

"Hoho, bener lu Sha, setelah 3 tahun kita jadi junior, akhirnya kita jadi senior juga," sambung salah satu teman sang gadis.

"Btw, congratulation buat lo udah jadi juara pertama berturut-turut selama 3 tahun ini." Teman yang lainnya menyahut, mengucapkan selamat kepada sang gadis yang telah menyabet juara kelas maupun angkatan selama sekolahnya di SMP 2 Cendana.

Mendengar seseorang yang mengucapkan selamat ke salah satu teman kelasnya, teman-teman yang lainpun ikut mengucapkan selamat pada sang gadis sampai gadis tersebut kewalahan sendiri.

"Permisi anak-anak." Euphoria itu mendadak berhenti setelah mendengar salah satu guru menginterupsi.

"Ya Bu, ada apa ya?" tanya salah satu siswa yang sedang berada di dekat guru tersebut.

"Ada Vasha?"

"Ohh Vasha, ada kok bu, ituu." Siswa tersebut menunjuk keberadaan Vasha yang sedang melihat interaksi mereka berdua.

Guru tersebut tersenyum, sambil berlalu dan menepuk pundak sang siswa mengucapkan selamat atas kelulusannya. Berdiri di hadapan sang gadis yang masih memandang guru tersebut.

Guru itu memandang Vasha-sang gadis- dengan sendu, menggenggam kedua tangan Vasha dengan lembut,
"Nak, apapun cobaannya, tetap tegar ya. Ibu yakin kamu anak yang kuat."

Vasha menatap bingung guru itu, melepaskan perlahan genggaman sang guru,
"Ada apa bu? Ada yang salah, atau apa?"

Guru itu menghela napas sedih, memandang Vasha lebih sendu. Melangkahkan kakinya perlahan, merengkuh dengan pelan tubuh Vasha yang memandang teman-temannya dengan raut kebingungan.

"Sst, sekali lagi yang sabar ya Nak. -Menghela napas sekali lagi, mengeratkan rengkuhannya, dan mengusap kepala Vasha dengan pelan.- Nenek kamu ... meninggal Nak."

Vasha yang terlalu terkejut, refleks mendorong kencang tubuh sang ibu guru. Memandang lekat wajah guru itu, mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Aah, saya paham bu. Ibu pasti lagi nge-prank saya 'kan? Iya nih, pasti lagi becanda nih," tanya Vasha berusaha yakin dengan opininya, walaupun dipikirannya sekarang banyak pikiran negatif yang berkeliaran.

Ibu guru tersebut kembali mendekati Vasha, menaruh kedua tangannya dipundak sang gadis. Lagi-lagi menghela napas, menggeleng pelan dan menepuk kepala Vasha lembut.

Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Vasha langsung menepis lengan sang guru, dan langsung berlari kencang menuju gerbang sekolahan.

Tentu banyak yang melihat Vasha yang berlari di koridor, dan di lapangan. Tapi Vasha lebih mementingkan larinya, dan mengabaikan semua pasang mata yang menatap heran dirinya.

Tiba di depan gerbang, Vasha membungkukkan badannya, menumpu dengan tangan yang berada dikedua lutut. Menengok kanan-kiri, berdesis marah melihat tukang ojek yang biasanya ada di depan sekolah, kali ini tidak ada sama sekali.

"An**ng!" umpatnya kesal.

Berlari lagi, mengabaikan teriakan teman-teman dan guru-guru yang menyuruhnya berhenti.

"Padahal mau saya anterin ke rumahnya pake motor, eeh, dia malah lari duluan." Celetuk salah satu guru yang kepalanya langsung ditoyor oleh guru senior.

"Yaa cepetanlah susul si Vashanya, lu 'kan pake motor, pasti kekejar. 'Kan mayan tuh bisa hemat energi si Vasha walaupun cuma sedikit."

"Iya juga ya, saya permisi dulu semua, assalamualaikum," balas guru yang mengendarai motor tersebut, langsung menggas motornya, menuju rumah Vasha.

Excessive FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang