Hari ini Galan membereskan semua barang yang dia bawa mendaki. Membuka isi tas, memilah isinya. Mana yang harus di buang dan mana yang harus disimpan. Galan tipe orang yang rapi dan bersih. Ia tidak tahan berlama-lama melihat tas besar ini tergeletak di kamar tanpa segera di rapikan. Ia harus menyelesaikannya dengan cepat karena siang nanti ada janji bertemu dengan Hara. Tadi malam Galan bertukar pesan dengan Hara sampai akhirnya Galan memberanikan diri mengajak Hara bertemu diluar. Galan mulai meniupkan jurus-jurus cintanya untuk Hara.
Philo masih menginap di kos Galan. Ia tertidur pulas, meski matahari sudah bersinar terang. Galan enggan membangunkannya. Dibiarkan saja, toh bukan tanggung jawab Galan juga. Selesai lari pagi, Galan mengambil tas camping miliknya. Ia membukanya di samping meja belajar. Satu persatu barang ia keluarkan. Ada alat makan, tempat minum, selimut, baju, alat mandi dan beberapa sampah yang entah bagaimana ikut masuk ke dalamnya. Suara berisik dari benda-benda itu tak terhindarkan. Membuat Philo bangun.
"ngapain Lan ? kalo mau ngebangunin ya ngebangunin aja gausah nyindir gitu" Philo bangun dan duduk melihat kegiatan Galan.
"rajin banget Lan" ia tertarik melihat apa yang dilakukan Galan
Kemudian ia beralih ke ransel kecil miliknya. Ransel yang dibawa kemana-mana ketika mereka tersesat. Bentuknya sudah sangat mengenaskan. Baunya busuk, warnanya gelap. Ada kotoran lumpur, pasir bahkan ada bercak darah. Ia mengeluarkan isinya. Alat medis, obat, botol minum beberapa buah-buah yang sudah membusuk di dalam tas.
"tasnya penuh kenangan hehe" ucap Philo menertawakan isi yang tidak karu-karuan itu.
Kemudian Galan membuka kantong-kantong kecil diluar tas. Beberapa tidak ada isinya. Kemudian di kantong terakhir di bagian belakang Galan menemukan selembar kertas. Letaknya terjepit dan sudah lengket dengan kulit tas. Galan kesusahan mengambilnya. Lalu dengan usaha lebih akhirnya kertas itu bisa terangkat. Bentuknya kusut. Galan membukanya. Setelah dibuka, Galan menepuk kepalanya.
"bwhahahahahaha" Philo yang melihatnya hanya bisa tertawa terbahak bahak.
Galan menemukan peta gunung beserta hutan dan isinya. Peta yang diberikan James ketika mereka baru saja datang. Jadi selama mereka tersesat sebenarnya mereka membawa peta itu kemana-mana. Jika saja sejak awal mereka tahu mungki mereka bisa pulang dengan cepat. Peta itu memberikan tanda khusus pada tempat tertentu seperti sungai dan jurang bahkan sampai di area terlarang sekalipun. Jadi mungkin mereka akan terbantu dengan peta ini.
"sialan banget" Galan ikut terkekeh geram.
"mungkin kita semua banyak dosa, jadi Tuhan kasih hukuman selucu itu" kata Philo yang masih tertawa lepas.
Galan keluar membawa tas serta baju dan selimut miliknya. Kemudian ia membawanya ke mesin cuci. Galan kembali ke kamar lagi untuk mengambil sampah.
.......................................................................
Baga mengunjungi kos Galan. Karena dia merasa kesepian di kos sendirian. Seminggu lagi baru Galan pulang ke rumah. Dia ingin memulihkan kondisi badannya dulu sebelum pulang. Sampai di kos Galan, Galan dan Philo sudah berada di dalam mobil milik Galan. Mereka siap untuk keluar. dengan terburu-buru Baga segera ikut masuk ke dalam mobil itu juga.
"kalian mau ke mana ?"
"ke kos Xena" jawab Philo.
"yaudah ikut"
Sampai di kos Xena, mereka semua menunggu di ruang tamu kos. Kemudian Hara keluar lebih dulu. Hara sempat terkejut sebentar karena ia tidak tahu jika Baga juga ada. Sebelum berangkat, Galan mengatakan bahwa Philo ikut karena ingin bertemu dengan Xena.
Hara keluar dengan tampilan anggun dan menawan. Rambutnya tertata rapi dan dibiarkan terurai. Ia juga harum. Sampai membuat keadaan jantung Baga tidak tenang. Baga ingin tersenyum seketika, namun senyumnya terhenti ketika Galan tiba-tiba berdiri.
"yuk. Udah siap kan ?" ucap Galan.
Baga menatap Galan dengan tatapan kosong.
Tidak lama kemudian Xena keluar. Namun Xena mengenakan baju santai, hanya celana basket dan jaket tebal.
"loh Baga ikut ?" tanya Xena.
"ikut kemana ?" tanya Baga bingung. Jika ke tempat yang sama kenapa tema penampilan mereka berbeda. Mana mungkin Xena berpakaian seperti itu jika pergi ke tempat umum.
"Hara dan Galan mau jalan. Aku ngajak Xena pergi berenang, gak mau sendirian dikos. Kalo ikut Galan juga gak mungkin. Philo sadar diri dan tahu posisi. Ehem " Philo menjelaskan.
"yaudah Galan hati-hati semoga lancar" Philo mempersilakan Galan untuk segera pergi.
Baga hanya bisa menelan ludah melihat punggung Hara menjauh. Baga mulai gelisah dan tidak nyaman. Ini yang dia harapkan tapi ini tidak membuatnya lega. Hatinya semakin tidak tenang. Baga mengalihkan perhatiannya dengan mengobrol dengan Xena. Xena menanyakan perihal pemeriksaan yang mereka lakukan. Kemudian Baga juga menceritakan tentang hasil gangguan jiwa yang ia alami. Baga bisa tertawa di hadapan mereka. Tapi sebenarnya ia sering menelan ludah dan mengusap dada untuk meredakan kegelisahan hatinya.
.......................................................................................
Galan membawa Hara ke sebuah restaurant untuk makan siang. Restaurant dengan gaya klasik menarik. Warna bangunan di dominasi dengan warna putih. Banyak bunga segar yang menghiasi seluruh ruangan. Ada pohon besar yang terbentuk dari banyak batang pohon kecil yang menyatu menjalar ke atap gedung.
Galan membukakan pintu mempersilahkan Hara untuk masuk. Hara tersenyum ramah. Ia tersanjung atas sikap baik dari Galan. Masuk ke dalam restaurant Hara masih terus tersenyum karena senang melihat desain yang memanjakan mata ini.
Sampai di meja makan Galan juga menarik kursi untuk mempersilahkan Hara duduk. Pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka.
"apa kau suka ?" tanya Galan.
"ini sangat indah, mataku langsung segar" Hara tertawa di akhir kalimatnya.
Makanan pun datang, mereka menyantap makanan dengan tenang. Galan mendominasi percakapan. Galan terus melemparkan pertanyaan. Entah kenapa Hara merasa canggung. Ia hanya menjawab seadanya. Tapi percakapan itu tetap menyenangkan karena Galan pandai mencairkan suasana.
Tiba-tiba tangan Galan sudah mendekat ketika Hara baru saja memasukkan makanan ke mulut. Hara diam terpaku di tempat seperti terbius, ia tidak bergerak karena terkejut. Galan mengusap sisa makanan yang ada di ujung bibir Hara. ia sangat sopan.
"maaf" ucap Hara.
Galan tersenyum "apa kau sering seperti itu ? lalu siapa yang biasanya mengusapnya ?"
"aku sendiri, ketika selesai makan aku akan mengusap mulutku sendiri" Hara tersenyum.
Ada kesenangan di hati Galan. Ia merasa menang, karena ia orang pertama yang bersikap demikian untuk Hara. entah kenapa Galan merasa bangga saja jika ia yang pertama. Meskipun hanya tindakan sekecil itu.
Selesai makan, Galan mengajak Hara untuk sekedar jalan-jalan. Namun Hara menolak. Tidak menyerah disitu. Galan mencoba menawarkan tempat lain untuk dikunjungi. Menonton film, ke café ice cream, beli pizza namun semua di tolak.
"bagaimana kalau kita menyusul Philo dan Xena juga Baga saja ? pasti akan seru jika bersama mereka ramai-ramai lagi" ucap Hara.
.................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Camping (the secret of ecology)
FantascienzaBaga, Galan, Philo, Xena, Kalya dan Hara berkemah di Gunung. Ketika mereka merapikan tenda untuk pulang tiba-tiba sekawanan babi hutan menyerang tenda mereka. Saking paniknya semua berlari ke sembarang arah, membuat mereka terpisah dan hilang di da...