POV. GistaraSuara alarm sangat berisik. Menganggu kenyamanan tidur gue. Semalam pukul 01.00 gue masih setia nonton drakor yang cowoknya tentara dari Korea Utara. Idaman banget. Berharap suami gue nanti mirip sama tentara itu.
Byur...
"Banjir! Banjir! Mama Papa rumah kita kebanjiran ayo cepat mengungsi," teriak gue yang masih diatasnya kasur king size.
"Gistara... Bangun! udah disiram pake air masih aja ngelonin guling. Kamu hari ini Mos Gis. Liat udah jam 06.15 sebentar lagi masuk loh," ucap Mama.
Gue mengumpulkan nyawa yang sempat hilang hanyut akibat banjir bandang yang di bawa Mama. Mata gue mau copot melihat jam weaker sudah menunjukan pukul 06.15.
"Aaaaa... Mama kenapa gak bangunin Gis dari tadi pagi sih ma? Gis telat dong?" teriakan histeris.
Benar-benar terkejut saat melihat kearah mama yang membawa gayung dan juga spatula ditangan kanannya. Gue langsung cabut kekamar mandi. Melakukan ritual yang gak pernah gue skip terkecuali lagi sakit.
Seragam putih abu-abu sudah melekat di badan mungil. Gue memoleskan lipblam dan bedak bayi seidkit. Jangan pernah kesekolah menor-menor, takut dibilang cabe.
"Gistara sarapan dulu..." teriak Mama gue.
Sudah tidak ada waktu lagi untuk sarapan, tapi tidak lupa untuk berpamitan oleh Mama tercinta."Gis makan di kantin aja mah, bye muach."
~•~•~
POV. Author
Lari sekencang atlet, meluncur bagai roket di film Toy Story. Untung saja Gistara tidak terlambat.
"Yuhuu... Acha? Lo dimana?"
Kok sepi sih?? Emang gak MOS ya? Bukanya hari ini hari pertama MOS, apa gue ditinggal. Tapi kemana perginya?
Saat ini Gistara sedang berdiri ditengah lapangan, sekaligus mengedarkan pandanganya keseluruhan sudut sekolah.
"HEY! KAMU KESINI," teriak kakak kelas dari lantai dua. Gistara menurut saja, lalu lari keatas. Dari pada lari dari kenyataan Gistara memilih untuk berlari kelantai dua.
"A-ada apa ya kak?"
"Lo anak baru?" tanya laki-laki yang sedang berdiri bersampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...