46. Berdalih

16 2 0
                                    

Galan menuruti permintaan Hara. Galan menelfon Xena saat di perjalanan, menanyakan dimana lokasi mereka. Galan juga mengatakan dia dan Hara akan menyusul. Setelah itu sambungan terputus

"apa kau akan berenang ?" tanya Galan.

"tidak" jawab Hara singkat

Galan memutar musik romantis untuk menghancurkan kesunyian di dalam mobil. Sepanjang jalan mereka hanya diam. Baga, Xena dan Philo berenang di sebuah hotel yang tak jauh dari kos milik Xena. Sampai di sana, raut wajah Hara yang tadinya datar berubah jadi senang dan bercahaya. Galan hanya bisa tersenyum yang menilai sikap Hara masih seperti anak kecil.

Philo dan Xena menghampiri Hara ke tepi kolam. Mereka menarik-narik tangan Hara untuk ikut bergabung masuk ke air. Namun dari belakang, Galan ikut menahan Hara agar tidak tercebur ke air. Mereka asik bergurau di sana. Beberapa kali Philo melemparkan air ke arah Galan dan Hara. Xena juga tak mau kalah untuk memamerkan setiap gaya renang yang dia bisa. Sekaligus memamerkan pada Hara agar dia tergiur untuk masuk ke air.

Di sisi lain, Baga terus berenang sendiri. Ia enggan untuk mendekati Hara. Baga terus meredakan emosinya dengan berenang tanpa henti sampai napasnya tersengal. Ketika Baga berhenti untuk mengambil napas ia memandang Hara dari kejauhan. Pada saat itu juga Hara tengah menatapnya. Tatapan mereka saling bertemu cukup lama. Baga mengusap rambutnya dengan dua tangan ke belakang. Kemudian ia memutus kontak mata dengan Hara lalu melanjutkan berenang.

Philo dan Xena sudah selesai dari kamar bilas dan berganti dengan pakaian kering. Baga masih terus berenang.

"Bagaa ayok pulang" teriak Xena.

Tidak lama kemudian Baga keluar menuruti perintah Xena "iya sayang" jawab Baga tersenyum ke arah Xena.

Xena menatap Baga dengan kening berkerut dan melotot aneh banget anak ini, sepertinya ini sengaja. ucap Xena dalam hati. Philo dan Galan tidak perduli dengan ucapan Baga. Mereka sudah terbiasa mendengar ucapan konyol dari Baga. Apalagi untuk Xena, lebih sering lagi. Namun sepertinya ucapan itu sengaja untuk ditunjukkan kepada Hara.

Benar saja, Hara menunjukkan sikap yang berbeda ketika mendengar itu. Duduknya gelisah, dan menghindari kontak mata dengan Baga.

Baga meluncur ke ruang bilas. Tidak lama kemudian Xena meminta Hara untuk mengantarkan handuk untuk Baga. Baga mengirim pesan singkat dari handphone. Karena Philo dan Galan sedang membeli minuman dan Xena malas, akhirnya dia minta tolong Hara.

Hara melihat Baga berdiri di depan pintu ruang bilas. Baga masih seperti keadaannya tadi. Tidak memakai apapun kecuali celana renang dan satu tangannya membawa ransel. Tapi rambutnya sudah berantakan, mungkin sambil menunggu dia mengacak-acak rambut dulu.

Hara menyerahkan handuk ke hadapan Baga tanpa mengatakan apapun. Baga menatap wajah Hara sekilas lalu mengambil handuk itu. Hara tidak melepaskan tangannya dari handuk ketika Baga menarik. Itu sengaja Hara lakukan untuk menahan Baga. Baga menatapnya lagi.

"apa ada yang salah dariku ?" Hara memberanikan diri untuk bertanya.

"ada. Lepaskan handuknya" jawab Baga.

"apa ada yang salah dari sikapku selama ini ?" tanya Hara lagi.

Baga melepaskan tangannya dari handuk "tidak ada"

"lalu kenapa sikapmu begitu ? kamu menghakimiku dengan tatapanmu"

"itu hanya perasaanmu saja. Aku tidak seperti itu"

"hanya perasaanku saja ? kamu bicara kasar secara tiba-tiba di saat kita sedang tertawa. Kamu membuang muka ketika aku menatapmu. Kamu mengalihkan pandangan ketika aku tersenyum ke arahmu. Kamu menghentikanku bicara bahkan sebelum aku membuka mulut hanya dengan tatapanmu yang mengintimidasi" ucapan Hara dengan penuh penekanan.

"Tidak seperti itu, hanya perasaanmu saja berlebihan" Baga mengusap rambutnya kebelakang.

Hara menghembuskan napas kasar kemudian ia melempar handuk itu ke tubuh Baga. ia pergi meninggalkan Baga.

Dari balik dinding Galan bersembunyi dan mendengar ungkapan kekesalan Hara barusan. Galan berniat menjemput Hara di kamar bilas karena Hara tidak kunjung kembali. Ia khawatir. Tapi ia menemukan Hara beradu argumen dengan Baga. alhasil membuat Galan berhenti mendekat untuk memberikan mereka privasi.

"Hara !" panggil Galan ketika Hara berjalan di hadapannya.

Hara berhenti, ia menarik tangan Galan "kita pulang sekarang" ucap Hara dengan wajah bersungut-sungut.

Karena sudah ditarik, Galan tidak bisa menolak. Mereka berdua pulang lebih dulu tanpa berpamitan dengan Xena atau Philo.

Di dalam mobil, Hara tidak memandang Galan sekalipun. Ia tetap menatap jalan dari kaca. Galan tidak membawanya langsung kembali ke kos. Ia membawanya ke tempat penjual coklat.

"aku ingin membeli beberapa coklat dulu, apa kau mau ikut ?" tanya Galan.

"untuk siapa kamu beli coklat ?"

"yaa untuk ku makan sendiri, aku suka coklat" Galan berbohong, ia hanya ingin menghibur Hara dengan sebatang coklat.

"tidak mau, aku disini saja" Hara semakin kesal ketika Galan tidak segera membawanya pulang. Ia ingin segera ke kamar dan berteriak di balik bantal. Entah kenapa sikap Galan yang mengulur waktu ini sangat membuatnya tidak nyaman.

Galan kembali membawa satu kantong coklat. Ia mengambil satu batang dan menyerahkan untuk Hara. Namun Hara menggelengkan kepala. Kemudian Galan segera membawa Hara pulang, melihat wajah Hara yang sudah tidak nyaman. Tapi di perjalanan Hara mau memakan coklat itu. Galan tersenyum dari balik kemudi, ia pikir usahanya berhasil. Padahal Hara hanya menghargai pemberian Galan saja.

Sampai di depan kos, Galan menahan Hara untuk keluar. Galan menarik tangan Hara ketika dia mau membuka pintu dan keluar. "aku ingin bertanya satu hal"

"iyaa ?"

"apa kamu menyukai Baga"

Pertanyaan Galan begitu mengejutkan. Hara sendiri tidak bisa memastikan bagaimana perasaannya untuk Baga. Hara tidak menjawab, ia hanya merundukkan kepala.

"oke kamu tidak perlu menjawabnya. Tapi kuharap kamu jawab pertanyaanku kali ini"

Galan menggenggam kedua tangan Hara.

"maaf jika aku terkesan buru-buru dan tidak romantis. Aku tidak bisa menahan lebih lama lagi. Aku akan bicara terus terang karena aku tidak bisa merangkai kata yang romantis"

Ucapan Galan membuat Hara gugup. Ia bisa menebak apa yang akan Galan ucapkan.

"aku menyukaimu sejak kita pertama bertemu. Dan bisakah kita berdua menjalin hubungan yang serius ?"

...................................................................................................

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang