Ada harga mahal yang harus dibayar oleh Rahmat Marwoto ketika ia mengenal Maia Larizka. Hasil rekaman black box mobil Maia menunjukkan, memang remaja-remaja kurang budi yang melakukannya, tapi karena mereka masih di bawah umur, tidak ada hal konkrit yang bisa dilakukan untuk menghukum mereka. Harga servis mobil mewah Maia— yang dengan brutalnya dicorat-coret oleh begundal itu— tak akan cukup dibayar gaji Rahmat meski ia mencicil bertahun-tahun.
Maia pun mencabut tawaran dermawan soal beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya. Gadis itu, dengan tatapan setajam rentenir gabah, membuat Rahmat menandatangani kontrak untuk membayar segala biaya kerusakan estetika mobilnya. Rahmat ujungnya harus obral diri.
Dan malam itu, sepulang kerja, Maia menyeret Rahmat ke Grand Indonesia untuk mencari setelan jas yang cocok untuk party keluarga Tjokrohadinoto. Berjalan dua langkah di depan, Maia langsung menuju ke rak-rak yang menyediakan jas high-end berkualitas jempolan. Ia bahkan tidak melirik price tag-nya, hanya mempertimbangkan beberapa warna yang ia padankan dengan insting fashionista-nya.
"Selamat malam, Kak, ada yang bisa saya bantu?" tawar seorang pramuniaga. Maia tidak langsung menjawab, tapi tangannya bergerak gesit menarik beberapa pasang jas dari gantungan.
"Mbak, yang modelnya ini," Maia mengangkat setelan abu-abu bergaris tipis silver. "Ada yang ukurannya lebih besar?"
Pramuniaga itu mengangguk, dengan cekatan mengambil contoh dari tangan Maia. "Oh iya Mbak, sama yang ini, sekalian cek ukuran yang lebih besar. Lalu tolong bawain dasi kupu-kupu satu, dan dasi polos mungkin warna gold atau maroon gitu? Aku mau bandingin dulu."
"Baik, Kak, mohon ditunggu ya."
Maia pun mempersilakan Rahmat untuk duduk dulu selagi ukurannya dicarikan. Sementara Maia masih meneliti rak sebelah, mencari opsi lain yang ia suka. Tak sekali pun ia bertanya apa kiranya warna kesukaan Rahmat, atau pola apa yang menarik perhatiannya. Karena Maia percaya seleranya sendiri lebih dari cukup. Ia yakin bisa menyulap Rahmat Marwoto menjadi businessman hanya bermodalkan fashion.
Konon mitosnya, setelan jas bisa meningkatkan kadar kegantengan seseorang berkali-kali lipat. Bahkan kegantengan yang tiada pun bisa jadi ada. Maia tahu jelas, banyak bos-bosnya yang sebenarnya buncit, bungkuk, dan sebagainya, tapi kalau pakai jas tetap saja kelihatan perlente.
Pemuda itu duduk memeluk tas ransel kesayangannya, sambil menoleh ke sana kemari mengecek hal-hal yang mungkin belum pernah ia perhatikan sebelumnya. Maklum, Rahmat jarang sekali ke mall. Ia tidak pernah sengaja datang untuk nongkrong, apalagi belanja. Menurutnya, harga barang-barang yang ada di mall terlalu berlebihan, padahal fungsinya sama saja. Lebih baik waktu luangnya dipakai tadarusan di masjid daripada keliling mall tanpa tujuan jelas.
Pegawai yang tadi, kembali dengan beberapa pasang jas yang Maia minta, lengkap dengan kotak-kotak dasi yang kelihatan harganya cukup untuk makan Rahmat sebulan. Dengan ogah-ogahan Rahmat mendekat ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elevate
ChickLit#Wattys2021 Winner ㅡ Chicklit | Chicklit - Romance Comedy | This work was added to @WattpadChicklitID Reading List April 2021 Lift my life, help me out! Live my life, leave me out! Mengapa Maia menolak perjodohan yang diatur seapik mungkin oleh ayah...