ARUMI NASHA RAZETA

20 3 0
                                    





Haii, namaku Arumi Nasha Razeta, indah bukan? Owhhhh tentu saja indah, artinya saja bagus kata ustad ku yang mengajar di kelas arti namaku itu "keturunan putri Nabi Adam yang cantik seperti bunga yang wangi" bagus kan?

Banyak yang mengatakan namaku tak sebagus nasibku, sedari lulus Sekolah dasar aku sudah di kirim oleh  orang tua ke pondok pesantren untuk belajar,kata orang tua agar aku lebih mandiri dan mendalami ilmu agama,

Tentu saja aku langsung menolak saat pertama kali celetukan itu keluar dari mulut kedua orang tua ku, tapi mau bagaiman lagi? Di saat mereka sudah mendaftarkan namaku di pesantren pilihan mereka, aku hanya bisa pasrah dengan rasa yang amat sesak di dada mengingat aku akan berpisah dengan mereka,

Tapi mereka selalu menghiburku dengan iming-iming akan menjengukku satu Minggu sekali, akan di berika uang saku lebih, akan memiliki banyak teman dan masih banyak lagi,

Tapi tetap saja aku menangis dengan rasa yang amat sesak di dada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat ini,

Di saat pertama kali aku melihat gerbang tinggi di depan ku dengan tulisan "AL-KAUTSAR" aku menghembuskan nafas ku kasar,

Di dalam otakku hanya ada bagaimana caraku bisa bertahan di sini? Tidak bisa keluar dari gerbang tinggi ini, hanya boleh di dalam, belajar dan mengaji hanya itu.

Apa aku sanggup?, Genggaman tangan ibu dan ayah menyadarkan ku akan waktu yang semakin sedikit tersisa untuk kita bertemu, Bahkan bertemu orang tua pun kita di beri waktu, sudah sama saja rasanya aku di penjara oleh orang tua ku,

Tangisan ku pecah mendengar banyak petuah dari ayah ku, ibuku pun menangis sambil memelukku, rasanya mataku sangat lelah setelah menangis berhari-hari iyahh, aku menangis setiap akan tidur dari satu Minggu sebelum aku berangkat ke pesantren, aku menangisi nasib ku yang akan memasuki pesantren, sedangkan teman-temanku masuk ke SMP pilihan mereka,

Aku hanya bisa diam di saat teman-teman ku bercerita dengan antusia bagaimana sekolah baru yang akan mereka tempati,

Huffffff aku saat itu sangat jengkel akan situasi inj, tapi seperti yang aku katakan tadi, aku hanya bisa pasrah,

Setelah ayahku selesai dengan petuahnya, ibuku selesai dengan tangisannya kita pun berpisah di depan gerbang tinggi tadi, iyaa, para orang tua hanya boleh mengantarkan anaknya sampai gerbang saja, karena area pesantren sangat steril dari orang luar,

Sebelum ibuku pergi, ibuku menghampiri Kaka seniorku yang terlihat sedang menyambut santriwati baru dengan membantu membawakan barang-barang kami masuk, entah apa yang ibuku katakan,tapi kakak senior itu menuju ke arah ku dengan senyum sopannya,
Aku ingat yang ia katakan "sudah jangan menangis, mari Kaka antar, jadi santriwati harus kuat, di sini akan ada banyak teman,dan sangat menyenangkan"

Aku ingat namanya, Azizah Dewi, iya nama Kaka itu Dewi, Azizah adalah nama panggilan Kaka dalam bahasa Arab, jadi kita harus memanggil mereka dengan sebutan Azizah di depan nama mereka bukan Kaka lagi.

Azizah Dewi mengantarkan aku ke kamar baruku, aku melihat ke sekeliling ku, sangat ramai banyak santriwati baru sedang merapikan barang mereka ke dalam lemari mereka masing-masing,

Aku menghembuskan nafasku, berat sekali rasanya, tapi aku harus bisa, harus kuat Karna aku ingat janji ayah, jika aku bisa menghadapi tiga tahun di pondok ini, aku akan bisa memilih SMA manapun ketika lulus,

Dan yahh, sekarang aku sudah kelas IX atau kelas 3 Tsanawiyah itu sebutan SMP dalam bahasa Arab,

Dan aku sudah mulai terbiasa dengan semua keadaan di sini, aku suka di sini sangat suka, bahkan aku lebih suka di pesantren daripada di rumah,

Karena separuh hidupku adalah di sini di Ma'had,




TBC...

UHIBBUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang