****
Pagi hari ini, Sakila dan Kanaya sedang bersiap untuk jogging. Setelah mengikat tali sepatunya, kedua gadis itu berlari dengan langkah kecil.
Kanaya mempercepat tempo larinya, membuat Sakila harus menyeimbangi setiap langkah gadis itu. Kanaya yang cukup tinggi dan memiliki kaki yang panjang, sedangkan Sakila memiliki tubuh yang mungil, dia tidak terlalu pendek tapi tidak terlalu tinggi.
Matahari mulai naik, semakin siang cuaca semakin panas. Tapi, tak kunjung membuat kedua gadis itu menghentikan kegiatan keduanya.
Lima belas menit berlari, Kanaya dan Sakila memutuskan untuk beristirahat. Keduanya berteduh dibawah pohon yang berada di taman itu.
Sakila menselonjorkan kedua kakinya dengan tangan yang mengipasi wajahnya.
"Kil," panggil Kanaya membuat Sakila menatap gadis itu.
"Lo sekarang deket sama Glace?" Tanya gadis itu dengan nada yang terdengar menggoda.
Sakila mengangkat kedua bahunya, acuh. "Entahlah, deket enggak jauh enggak, biasa aja." Jawabnya, membuat Kanaya mendengus.
"Nyenyenye, tapi gue yakin, bentar lagi lo jatuh cinta sama tu cowok!" Sakila memutar kedua bola matanya, malas. "Terserah." Sinisnya.
Keduanya kembali terdiam, menikmati hembusan angin yang menerpa wajah mereka.
Sakila menoleh dan menatap penuh ke arah sahabatnya itu.
"Nay, gue bingung." Kanaya menoleh dan menatap gadis itu dengan kernyitan didahinya.
"Bingung kenapa?" Tanya Kanaya, heran.
Sakila menghela nafas berat kemudian menghadapkan tubuhnya hingga berhadapan dengan kanaya.
"Menurut lo, dia kaya gimana?" Bukannya menjawab, Sakila malah balik bertanya.
Keningnya semakin mengerut saat mendengar ucapan gadis itu. "Dia siapa, sakila?!" Geramnya. Ingin sekali dia mencakar wajah gadis dihadapannya ini.
"Glace."
Mendengar itu, sontak Kanaya tertawa meremehkan. "Kan, gue udah bilang, kalo elo bakalan jatuh cinta sama dia!"
Sakila mendengus dan menoyor kepala gadis itu dengan perasaan kesal. "Jawab, ege!" Kesalnya yang diangguki Kanaya.
"Dia baik, tapi setahu gue, dia belum pernah yang namanya pacaran. Bahkan dia enggak pernah keliatan deket sama cewek dimana pun itu." Kanaya tersenyum tipis kearah Sakila. "Dan, pertama kalinya gue liat dia deket sama cewek.." Kanaya menggantung ucapannya dan menatap Sakila lebih lekat.
"Dan ceweknya itu, elo."
***
Perkataan Kanaya tadi pagi, membuat Sakila terkejut dengan ketidak yakinannya. Tidak mungkin untuk laki-laki tampan seperti Glace, tidak pernah berpacaran atau dekat dengan perempuan. Terlalu lama berpikir membuat Sakila mengacak rambutnya asal dan merebahkan tubuhnya diatas kasur yang berada dikamarnya.
Setelah selesai jogging, ia dan Kanaya memutuskan untuk pulang kerumah masing -masing untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak sebelum melakukan aktifitas kembali.
Kedua matanya menatap langit-langit kamarnya dan menerawang jauh.
"Apa mungkin gue udah suka sama manusia batu itu?"
"Enggak! Jangan sampe gue suka sama tu batu!" Sakila menggelengkan kepalanya berkali kali, membuang pikiran itu jauh jauh.
"Tapi, kalo gue emang udah jatuh hati, gimana?" Monolognya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]
Novela JuvenilSenja mengajarkan, sesuatu yang indah, bisa datang dan pergi dengan semaunya tanpa kita duga dan sangka. Jangan pernah lupa, bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan. Kita tidak bisa menduga kapan perpisahan itu akan tiba dan beruj...