"Aaaaa!!!"
"Rara nggak mau!!"
"Kak Liam, kak Luke!! Tolongin Rara!!"
"Hu hu hu..."
Rara berlari dengan cepat sambil menangis. Ia sesekali melirik ke belakang, pada Damian yang masih terus mengejarnya. Mereka berlari mengitari seluruh penjuru mansion, tanpa memperdulikan tatapan kebingungan para maid dan bodyguard mereka.
"Rara, kakak bilang berhenti."
Damian berlari agak lambat, sengaja agar Rara merasa tertekan.
Ia tertawa dalam hati, melihat Rara sebagai kelinci kecil yang berlari menghindari seekor serigala. Ya, bisa dibilang ia menganggap dirinya serigala. Sepertinya itu cocok untuknya.
Ia menganggap ini sebagai permainan, entah kenapa ia tidak merasa marah ketika Rara menyiramnya dengan air. Malah ia merasa itu adalah hal yang lucu, karena tidak seperti biasanya Rara akan membuat onar seperti ini. Ia biasanya menjadi gadis penurut jika berhadapan dengannya.
"Gamauuuu!!!"
Kini mereka berada di ruang tamu mansion. Rara menatap Damian dengan ketakutan, sembari berlindung dibalik sofa.
"Kamu sudah mulai nakal sekarang," ucap Damian dingin. Namun ia tertawa dalam hati.
"Ra-rara nggak sengaja. Tangan Rara gerak sendiri hu hu hu..." ucap Rara, sembari menangis. Membuat hidung dan matanya memerah.
"Benarkah? Apa jangan-jangan ada masalah dengan syarafmu?" tanya Damian, sinis.
Luke yang mengikuti mereka dari belakang mengerutkan keningnya.
"Masalah syaraf? Kukira kak Damian yang harus memeriksakan dirinya sendiri. Karena aku merasa ia memiliki masalah dengan syaraf otaknya," bisik Luke kepada Liam.
"Ssttt... Kamu mau mati?" ucap Liam tajam, sembari melirik Damian, memastikan bahwa ia tak mendengar perkataan Luke tadi.
"Kak... Udah please."
"Kalau begitu kemarilah. Kakak nggak mau kalau kamu telat makan. Kamu harus nurut," ucap Damian, sembari menggerakkan jarinya ke arah Rara.
"Nggak. Rara nggak mau makan sebelum kakak ngizinin Rara ikut ke pesta," teriak Rara.
"Kalau begitu terserah kamu. Kakak tetep nggak mengizinkan kamu pergi. Kita lihat seberapa tahan kamu untuk nggak makan."
Damian berbalik dan berjalan menuju tangga dengan langkah lebarnya.
Beberapa langkah menaiki anak tangga, ia segera berbalik kembali.
"Jika kamu berusaha kabur diam-diam untuk ke pergi pesta itu. Kakak akan membuat pesta itu lebih meriah dengan kobaran api. Kamu mengerti?" tanya Damian berbalik dengan seringainya.
Seketika sekujur tubuh Rara merinding. Ia menatap Damian dengan ketakutan.
Melihat Rara semakin menyusut dibalik sofa, Damian tersenyum lebar dan kembali menaiki anak tangga.
Rara menatap punggung lebar Damian dengan tatapan rumit.
"Iblis..."
💫
Keesokan paginya Rara bangun lebih pagi dari biasanya. Ia bersiap-siap pergi ke sekolah secepat mungkin. Tak ingin melihat wajah Damian di pagi hari.
Ketika ia keluar dari kamarnya, tentu saja ia harus melewati ruang makan. Ia berjalan cepat tanpa menoleh ke arah meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEW LIFE [ DROP ]
Teen FictionKeluarga baru Lingkungan baru Identitas baru Dan bertemu dengan orang-orang baru. Namun... Ada apa dengan orang-orang baru yang ditemuinya ini? Seorang sahabat yang dingin dan posessive padanya. Seorang ketua kelas yang pendiam namun selalu perhatia...