Bunyi alunan musik klasik di tambah dengan dekorasi pesta yang begitu elegan, mencerminkan betapa berkelasnya orang-orang yang berada di dalam pesta itu. Mulai dari para pengusaha maupun pejabat tinggi."Jaga sikap kamu, Aaron" ingatnya lagi pada Aaron yang sangat ugal-ugalan ketika memasuki pintu masuk membuat beberapa pasang mata memperhatikannya.
"Ck pesta yang ngebosenin, iyakan?" Aaron bertanya pada salah satu tamu yang tak di kenalnya, sorot matanya sangat aneh ketika melihat Aaron bertanya dan langsung berlalu meninggalkannya sendiri di tengah ramainya tamu.
"Yap, semua orang disini sangat membosankan" gumamnya, meletakkan kedua tangan dipinggang.
Langkah kakinya membawa ke arah balkon yang sisinya terlihat gelap, lebih nyaman dari pada harus ikut berkumpul pada para kumpulan lansia.
Walau hanya ada beberapa yang umurnya masih muda tapi mereka bersifat layaknya orang tua dan itu sangat menjijikan di mata Aaron.
"Kamu ternyata disini, dari tadi kaka cariin kamu"
"Cih, aku kira pestanya bakal ada DJ atau semacemnya gitu"
"Ini bukan pesta gaya kamu, Ron. Ini juga cuma sebentar, jadi sabar aja"
2 jam kemudian...
"Sebentar ya kak...?"
"Hehehe, kaka salah kira. Soalnya semua tamu di sini lagi tunggu tamu yang katanya istimewa"
"Gak usah ngomong lagi kak" kesalnya.
Tenggelam dalam larutan emosi dan jenuh, Aaron mencoba untuk kabur dari pesta tapi gagal karena mata elang ayahnya yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik Aaron.
"Para hadirin sekalian, mari kita beri sambutan untuk sang pewaris perusahan paling ternama di kota kita, Putri Naura..."
Semua orang bertepuk tangan dan tampak kagum melihat seorang wanita muda cantik yang bernama Naura dengan menggunakan riasan elegan di wajahnya, gaun merah yang mengembang indah dan hiasan mahkota kecil hinggap di rambutnya yang terurai.
"Apanya yang istimewa dari dia? Keliatannya Zen lebih wah dari dia" - batin Aaron.
Di sepanjang acara hanya Aaron dan kakanya yang tidak bersemangat, duduk berbincang di sudut ruangan pesta dan bersenda gurau tanpa memperdulikan orang sekitar yang memperhatikan tingkah mereka yang kurang mencerminkan kaum berkelas.
"Hai" ucap seseorang dengan sangat sopan.
"Iya"
"Perkenalkan nama ak..."
"Naura, tadi udah denger. Jadi, mau apa?" jawab Aaron bernada dingin pada wanita yang mengajaknya bicara.
"Boleh kita berdua ngobrol sebentar?"
Aaron terdiam dan menatap bingung ke arah Rhesa, kemudian mengangguk mengiyakan pertanyaan Naura.
"Kalau gitu, lebih bagus kita ngobrol di tempat lain"
Tanpa bertanya lagi, Aaron mengikuti langkah Naura yang lebih dulu jalan mendahuluinya di depan. Sampai Naura membawanya pada sebuah taman bunga yang sepi dan di sinari lampu gantung yang manawan, disanalah mereka berhenti.
"Jadi kamu mau ngomong apaan?" setelah berdiam memandangi taman, akhirnya Aaron lebih dulu membuka pembicaraan.
"Aku tau latar belakang keluarga kamu, aku juga sangat kenal dengan Tuan William. Jadi...aku mau menawarkan jalinan kerja sama dan ini bisa sangat menguntungkan untuk perusahaan kita juga, tapi dengan satu syarat"
"Apa syaratnya?"
"Kita berdua menikah" jawab Naura dengan sangat yakin bahwa Aaron akan menerima persetujuan itu.
"Kampret" gumam Aaron.
"Aku harap kamu mau terima persetujuan ini, Tuan Muda Aaron..."
"Aku gak terima. Kamu cari aja yang lain"
Lekas saja Aaron pergi meninggalkan Naura yang terlihat kecewa bercampur sedih, masih berdiri sendirian di tengah taman.
Pandangan Aaron terus ke depan, tidak melirik sedikit pun pada Naura karena hatinya sudah benar-benar tertutup hanya untuk Zen.
Di rumah kediaman keluarga Aaron setelah selesai mdngikuti pesta
Aaron langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, sangat lelah sedari tadi berdiri di pesta terhimpit kanan kiri dengan para tamu-tamu gemuk.
Tapi, baru saja merasakan lega, semburan dari ayah menghampirinya.
"ANAK BODOH! Kenapa kamu buang kesempatan emas yang di kasih Naura?!"
"Apa harus Aaron terima? Aaron yang selalu jadi korban? Apa harus Aaron?!"
"Dia cantik, berpendidikan, sopan, dan terlebih lagi dari keluarga ternama!"
"Aaron bukan anak kecil lagi yang harus di atur ini itu, pasangan hidup Aaron yang tentuin sendiri. Apa ayah juga lupa sama perjanjian kita?!"
"Udahlah, ada benernya juga ucapan Aaron. Mana mungkin kita harus terus menerus mengatur-atur hidupannya" bela ibu yang tau kalau Aaron sudah lelah harus menuruti setiap keinginan ayahnya.
"Sayang, kamu taukan perusahaan kita sedang mengalami penurunan. Adanya tawaran Naura, itu akan membangun kembali perusahaan kita" ujar ayah, tak habis pikir mengapa istrinya malah membela Aaron.
"Kita harus berusaha, jangan terus mengeruk hak Aaron untuk kepentingan perusahaan"
"Aaron suka sama laki-laki!"
"AARON ALPA! Puas? Aaron juga udah punya omega" ucapnya lagi dengan lantang.
"Nak? Ka, kamu bercanda kan?"
Ibu dan Rhesa menatap tak percaya dengan ucapan Aaron, menganggap itu hanya salah satu bercandaan Aaron.
"Aaron beneran, bu"
Plak
"Kamu ini aib keluarga!" teriak ayahnya dengan satu tamparan yang sangat keras, meluapkan emosinya.
"Hahahahaha baguslah, Aaron mau istirahat dulu. Besok ada urusan penting"
Memang sedih rasanya menjadi anak yang selalu di salahkan, selalu di kekang haknya dan tertekan batin. Tapi semenjak bersama Zen dan keluarganya membuat Aaron merasa hangat, dapat merasakan arti dari kasih sayang yang sesungguhnya.
.
.
"Jika seseorang benar-benar mencintaimu, maka ia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu, walaupun harus menahan rasa sakit dan melewati banyak serpihan tajam yang terus bermunculan."
ㅡBy Aaronㅡ
//TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You Again [M-Preg] ーTAMATー
RandomSeorang omega bernama Zen yang melakukan hubungan tanpa terduga dengan pria asing yang ditemuinya. Cerita first buatan Tian, masih belajar juga buat alur M-Preg. Finish//5 Mei 2021