Aku memandangi jaket club tenis sekolah yang kugantung di kamarku sambil tersenyum. Mungkin wajahku merona sekarang. Untung saja aku sendirian di kamar, jadi tidak ada yang tahu kalau aku sedang berbunga-bunga.
Ya, Kim Seokjin meminjamkannya padaku saat kami berpisah di halte tadi. Jika ini mimpi, besok aku pasti akan terbangun dengan perasaan bahagia. Tapi, apa ini tidak terlalu cepat? Kami bahkan baru bertemu tiga kali dan aku sudah menyukainya? Secepat itu?
Ckckck, Bae Joohyun kau benar-benar luar biasa.
Kim Seokjin memang layak disukai, sih. Bukan saja karena dia tampan, tapi dia sebenarnya orang yang hangat dan baik hati. Selain itu, Kim Seokjin sudah memberiku semangat padahal dia hanya melihatku menari sekali saja. Dia sampai bertepuk tangan setelah aku selesai dengan tarianku. Aku bahkan tidak yakin tarianku bagus. Tapi, aku sangat berterima kasih padanya. Itu pertama kalinya orang asing memuji tarianku dan berkata bahwa dia ingin melihatku menari lagi. Yah, walaupun aku sadar diri aku tidak boleh terlalu terlena dengan ucapannya. Bisa saja itu sebuah kebohongan yang manis kan? Siapa yang tahu?
Aku hanya akan menyimpan perasaan ini sendirian. Anggap saja aku hanya kagum. Ya, kekaguman sesaat karena memikirkan untuk berkencan dengan Kim Seokjin itu hanyalah sebuah ilusi. Tidak mungkin orang setampan dia tidak punya pacar. Itu hal yang mustahil.
Tidak usah berharap banyak, Bae Joohyun. Kau itu seperti fansnya yang lain. Tidak ada peluang untukmu. Menyerah saja.
Tapi aku tidak akan menyerah untuk audisi.
***
Pameran seni sekolah semakin dekat. Semua club yang berhubungan dengan seni semakin semangat untuk menyiapkan pertunjukkan yang terbaik dari mereka. Begitu juga dengan club balet. Dua hari lagi audisi akan digelar. Hanya beberapa orang saja yang akan dipilih untuk pementasan Black Swan. Aku tidak berharap akan terpilih, tapi aku akan tetap mencobanya.
"Joohyun!" ucap Sooyoung saat kelas terakhir kami berakhir.
"Ya?"
"Ayo menonton sesi latihan tenis!" ajaknya.
"Sore ini?"
"Iya. Kenapa? Kau ada latihan balet ya?"
"Oh, tidak. Aku hanya bertanya saja."
"Iya. Mau menemaniku kan?"
"Apa tidak apa-apa? Aku kan bukan siapa-siapa. Berbeda denganmu. Kau manajer mereka."
"Tidak masalah. Kita bisa menonton bersama. Aku hanya tidak nyaman karena banyak sekali yang menonton. Aku bosan menonton sendirian."
"Nanti aku jadi pengganggu saja."
"Heh, bagaimana bisa kau jadi pengganggu sedang yang kau lakukan hanya menonton saja? Tidak akan, Joo. Aku bisa jamin kau tidak menganggu. Lagipula kau sudah berjanji untuk menonton sesi latihan Kim Seokjin kan?"
"Ah, benar juga. Baiklah. Aku ikut."
Ya ampun, aku lupa membawa jaket Seokjin. Bagaimana ini?
***
Seperti yang sudah diperkirakan Sooyoung, sore ini lapangan tenis ramai dengan siswa yang menonton sesi latihan. Tentu saja yang mendominasi adalah perempuan. Sudah rahasia umum bahwa club olahraga itu pasti fansnya banyak. Mereka seperti superstar meski hanya seantero sekolah saja.
Dari jauh aku bisa melihat para pemain sedang bersiap-siap. Beberapa dari mereka melihat ke arah kami. Sooyoung segera melambai ke arah mereka.
YOU ARE READING
7 Days with Jinrene
FanfictionAnnyeong yorobundeul~ Ini adalah project aku bareng @jijishi pas JMM WEEK tahun kemarin. Tapi karena ga sempet jadi ini buat project ultah Irene aja hehehe. Enjoy~~~ Cover by @jijishi @2020