"Mau makan siang bersamaku tidak? _____ sayang"
Choi Siwon mengulas senyuman terbaiknya, manis sekali. Seiring dengan terciptanya lesung yang indah di pipinya. Tawarannya barusan seperti laksana gerimis dikala panas matahari yang terik.
Sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi.
Dan tidak akan pernah.
Tapi ini nyata ia ucapkan, bahkan Irene mendengarnya sendiri dengan telinga nya. Suaminya itu, mengajak makan siang bersama? Apa sesuatu telah terjadi? Apa Siwon sedang bahagia sampai bisa mengajaknya makan siang bersama.
Tapi alih-alih menyuarakan keheranan Bae Irene memilih memasang topeng terbaiknya. Menjadi istri dan perempuan yang baik didepan Siwon.
Seperti yang biasa ia lakukan.
"Tentu saja" balas nya. Singkat, tanpa mengimbuhkan apapun diakhir kalimat. Siwon menatapnya lalu kemudian menyeringai puas. Jawaban Irene barusan memang jauh dari harapannya tapi sudah lebih dari cukup. Lagipula ia tahu Irene tidak akan pernah bisa membantahnya.
Titahnya adalah mutlak.
"Kita makan sesuatu yang enak yang jarang sekali kita nikmati" gumam nya. Entah bicara pada siapa, Irene yang duduk disamping pria berpenampilan necis itu hanya mengangguk. Ia tidak perduli makanan apa yang akan dia makan nantinya. Ia juga tidak perduli Siwon mengajaknya makan dimana.
Itu bukan urusannya.
Ia hanya ingin pria ini segera berlalu. Seperti biasa.
Karena Siwon hanya datang saat ia membutuhkan dirinya, saat ia rindu dengan tubuh Irene.
"Kenapa diam saja? Kau tidak suka dijemput oleh suamimu sendiri?" Tanya Siwon akhirnya, memecah konsentrasi Irene yang kemudian menolehkan kepalanya kearah suami kaya nya ini.
Maksudnya dia apa sih? Apa mungkin seorang Choi Siwon mulai perduli pada hidupnya.
"Tentu saja aku senang, kenapa aku harus tidak suka. Itu sesuatu yang jarang sekali terjadi" balas Irene pelan. Dengan iringan senyuman yang akhirnya tercipta diujung bibir.
Tapi jawaban Irene barusan nyata nya membuat reaksi tidak terduga bagi pria nya. Tuan Choi itu kemudian menolehkan kepalanya kearah istrinya itu dengan wajah terganggu.
"Jangan menyindirku, aku bahkan harus merubah beberapa jadwal penting hanya untuk bisa menjemputmu Bae Irene" tukasnya dengan nada arogan yang kembali muncul. Nada suara yang menandakan kalau ia tidak suka dibantah. Yang sanggup membuat Irene terpaku lalu melengos dengan nafas terhempas kelu kearah jendela mobil.
"Apa kau lebih senang makan dengan berondong bayaranmu itu dibandingkan denganku hemm?" Sindirnya telak.
Irene memejamkan kedua matanya, membiarkan lirikan sinis Siwon terarah padanya.
Sudah ia duga, pria ini pasti memata-matainya sampai bisa mengetahui apa yang sudah ia lakukan dengan Mino kemarin.
Seringai tajam perlahan muncul dari ujung bibirnya.
"Kau sudah berjanji hanya bermain-main saja dengannya Rene, kau berjanji untuk tidak menggunakan hati. Jangan sampai aku lihat kau mengingkari ucapanmu sendiri" sahut Siwon lagi, kali ini dengan nada suara yang lebih terdengar mirip seperti sebuah ancaman.
"Apa kau takut aku jatuh cinta pada Song Mino? Tuan Choi?" Sahut Irene yang malah membalikan pertanyaan.
Sesuatu yang jarang sekali ia lakukan pada suaminya ini.
Sesuatu yang sanggup membuat seringai sinis tersampir dari wajah sempurna Choi Siwon. Pria dengan integritas dan keangkuhan yang luar biasa.
Pria yang tidak mau dikalahkan oleh apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...