Marah, kah?

895 132 24
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemiluhan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!

Mohon koreksi, kritik, dan sarananya!🤗

Happy Reading!

👑

Elle terduduk di ranjangnya sembari menatap gorden krem yang menutup kaca pembatas antara kamar dan balkon. Sudah dibilang kan, Raihan itu pintar. Tanpa Elle sadari, orang-orang suruhan papanya itu ternyata mengikutinya. Memang, ia tak begitu yakin sejak kapan diikuti.

Parahnya, ia dijemput oleh adik papanya. Mungkin bukan masalah serius kalau Om nya itu tetap sama. Maksudnya, aura Devo saat menemui Elle tidak mampu Elle deskripsikan.

Bukan pertama kali memang Elle melihat Devo sedang marah, tetapi tetap saja rasanya aneh. Mungkin sebut saja Elle takut. Devo itu sosok humoris yang kadang susah diajak serius, tapi sekalinya marah ya tetap saja menyeramkan-menurut Elle.

Apalagi marahnya Devo ke Elle itu lebih ke diam dan bertindak seakan tidak perduli. Elle kan jadi sangsi.

Tapi melihat keluarganya marah, bahkan Kaihan yang entah kebetulan atau sengaja ada di sini juga terlihat marah. Elle jadi merasa bersalah.

Di bawah-ruang keluarga dan ruang tamu-terdengar ramai. Sudah dipastikan ada beberapa tamu yang tak lain adalah anggota invowl yang datang. Apa sesalah itu keputusan Elle?

Elle menggeleng, berusaha menampik pikiran negatif yang menyinggahi otaknya. Tidak, ini masalah papanya kan? Apa mungkin seperti di film-film itu? Mereka justru mengincar Elle untuk dibunuh? Astaga! Elle jadi ingat mafia, psikopat, dan teman-temannya.

"Ngelamunin apa? Pasti merasa bersalah, kan?"

Elle segera terbangun dari pikiran-pikiran jahatnya lalu menatap sosok lelaki kepala tiga yang sudah duduk di sebelahnya entah sejak kapan.

"Dih, ngapain ke sini? Lagian, masuk kamar orang tuh ketuk pintu. Tamu kok sembrono," celetuk Elle membuat lawan bicaranya mendengus.

"El,"

Elle hanya menggumam sebagai respon ambigu.

"Ye! Dipanggil baik-baik sama orang tua malah gak bener jawabnya."

Kali ini Elle yang mendengus, sekretaris papanya itu sungguh menyebalkan.

"Om Kaihan ngapain sih di sini? Ganggu!" ketus Elle.

Tahu kan seberapa menyebalkan sosok Kaihan? Apalagi kalau bersama dengan Elle. Ah, meski tidak busa dipungkiri bahwa sekretaris sekaligus sahabat papanya itu beberapa kali menunjukkan perhatian dan mentraktirnya. Tetap saja, hal buruklah yang selalu manusia ingat. Seperti halnya Elle.

"El," panggil Kaihan lagi.

Elle akhirnya dengan tak ikhlas menatap Kaihan. "Apa?" ketusnya.

"Lo tahu gak?" tanya Kaihan yang justru membuat Elle semakin kesal.

"Ya enggak tahu lah Om pinter," jawab Elle.

Kaihan terkekeh melihat wajah anak dari atasan sekaligus sahabatnya yang menurutnya lucu. Sangat menyenangkan memang menggoda Elle, hadiahnya ya dapat wajah setengah lucu sekaligus mengesalkan dari Elle.

"Hahaha... okay, okay. Sekarang serius." Kaihan berusaha meredam tawanya.

"El. Lo tahu kan, meskipun gak ngerti spenuhnya. Gue yakin lo paham sama situasi sekarang."

Elle diam, merasa ucapan Kaihan memang belum selesai dan tak perlu tanggapan.

"Gue tahu lo khawatir sama Davi, tapi hati-hati melangkah Ell. Bisa jadi langkah lo yang justru menjatuhkan bokap lo."

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang