Mama Jennie menghela nafas, "Jennie, kalau kamu tidak makan, kamu tidak bisa keluar dari rumah sakit ini secepatnya."
"Aku bahkan tidak mau keluar dari sini jika acara pertunanganku tetap diadakan." Dingin Jennie tetap menatap lurus ke luar jendela.
"Jennie-"
"Jennie! Oh, My... kamu tidak apa apa?" Kai langsung nimbrung dan mendekati Jennie.
"Aku tidak apa apa. Acara itu harus dibatalkan." Singkat Jennie.
Kai langsung terkejut dengan pernyataan Jennie, "Jennie ah, mana bisa dibatalkan. Seluruh undangan sudah disebar. Keluarga besar juga sudah berkumpul. Apa kamu tidak berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya jika kamu membatalkannya?"
Jennie menatap tajam Kai, "aku tahu inilah yang kamu inginkan dari dulu, Kai. Tapi sudah aku katakan padamu berkali kali, aku bahkan tidak pernah menganggapmu lebih dari teman. Bahkan kamu selalu menggangguku! Aku tidak peduli apa yang akan terjadi jika aku batalkan pertunangan itu, yang jelas aku tidak ingin hidup dengan orang yang tidak kucintai!"
"Apa kamu ingin menentang Kakek? Bukan kah dari dulu ini lah yang Kakek inginkan, hah? Aku melihatmu mengangguk iya ketika Kakek mengucapkan permintaan itu kepadamu. Dan sekarang kamu akan melanggarnya?" Desak Kai.
"Tahu apa kamu soal cinta ketika masih di usia seperti itu, Kai? Aku hanya ingin membuat Kakek senang saat Kakek sudah terlihat kritis." Jennie sedikit terisak, "jangan kamu bawa bawa Kakek lagi, ini adalah perasaanku!"
"Aku sudah mencintaimu dari dulu, Jennie! Apa kamu tidak melihatnya?"
"Cukup Kai!"
"Apakah karena wanita budha s*alan itu?"
Mata Jennie menatap tajam ke arah Kai, "apa kau bilang?"
"Seharusnya kamu menyadari posisimu Jennie. Kamu adalah pengurus inti Geraja, apa kamu sudah gila sudah menyukai wanita?"
"Bukan urusanmu, Kai! Aku dekat dan menyukai siapa saja, itu bukan urusanmu!"
"dan bahkan, dia adalah seorang budha? Come on Jennie! Kamu benar benar sudah kehabisan akal!"
"CUKUP, KIM JONG IN!" Seru Mama Jennie, "keluar dari ruangan ini. Sekarang!"
Kai diam tidak melanjutkan adu mulutnya dengan Jennie. Sedangkan Jennie mulai terisak dan sesak. Dia langsung menarik selang oksigen dan menghirupnya melalui sebuah cap.
"Aku ingin sendiri, Mom." Ujar Jennie sambil memperbaiki nafasnya. Mama Jennie pun menurutinya.
******
Kai memukul kemudinya dengan keras, "sialan! Gara gara wanita itu!" Umpatnya, "tunggu saja, aku akan buat perhitungan untukmu!"
Jisoo melihat piring Lisa yang masih utuh isinya. Rose hanya menaikkan pundaknya ketika Jisoo menatap ke arahnya.
"Lisa yaa..." jisoo meringkuk di depan Lisa yang sedang menyelimuti dirinya sambil baring di kasurnya, "sakit hati juga butuh tenaga. Makanlah, bodoh!" Jisoo sudah tidak tahan dengan tingkah maknaenya yang kekanak kanakan. Dia menarik selimut Lisa dengan kasar. Rose terkejut dan hanya bisa menonton adegan di depan matanya dengan tawa yang tertahan. Seharusnya dia memang tidak boleh tertawa di keadaan saat ini. Tapi melihat wajah Jisoo yang sangat kesal dan berupaya membuang selimut Lisa, Rose tak tahan lagi!
"Roseanne Park! Jangan cuma tertawa saja! Bantu aku mengeluarkan siput dari cangkangnya ini!" Geram Jisoo.
"Waaaeeeeyooooo!!! Leave me alone!!!!" Seru Lisa dari dalam selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ALL OF YOU
RomantizmLisa tetap menyukainya, meskipun berkali-kali kehilangan kontak. Jennie yang gamang dengan perasaannya kepada Lisa, sedikit demi sedikit merasakan kupu-kupu di dalam perutnya setiap dia bersama Lisa. [COMPLETED] JENLISA STORY 💗🌈🌏