Chapter 5 : Pulang bareng

863 61 7
                                    

"Jadiii elo akhirnya pulang bareng Luffy? Hmmmm..."

"Berduaan di UKS? Kemarin??"

"Ara, aku ga tau kalau tipenya Nami yang kayak Luffy"

"STOOOOP!! APAAN SIH KOK JADI SEAKAN-AKAN GUE YANG SUKA SAMA TU ANAK!" Ujar Nami saat teman-temannya mulai mengada-ngada.

"Lah emang iya kan, lu keliatan banget suka sama tuh topi jerami" jawab Perona. Nami pun sempat ingin mengelak tetapi dipotong.

"Aku udah mulai curiga sih saat di kantin kau sempat melamun dan ngeblush sendiri." Detektif Robin mulai mengumandangkan opininya.

"Waktu itu gue kepanasan tau-"

"Kapan nikahnyaaaa? Jangan lupa undang aku ya Nami-san!" Vivi memotong Nami.

"GAADA YANG MAU NIKAH WOY! KOK LAMA LAMA NGAJAK WAR SIH NI IBU IBU?!

Perona, Vivi, dan Robin hanya tertawa saat melihat respon temannya itu. Dan itu membuat Nami tambah memerah.

"Yaudah deh maap keknya kita keterlaluan, lagian kok bisa akhirnya lo pulang sama tuh anak?"

"Ya gitu deh.. dia tiba-tiba ngajak gue pulang..." Nami pun jadi teringat kejadian kemarin..

____________________________

Flashback sebentar ke kemarin saat masih di sekolah.

"Mau bareng gue ga?" Tanya Luffy yang hanya membuat raut muka Nami menjadi kaget dan bingung.

"Haaahh?!!"

Ini beneran Luffy? Sejak kapan jadi gentle gitu??!

"Lah kok malah 'hah' doang? Cepetan woy keburu tambah deres lagi hujannya!" Luffy pun membuka payungnya. Warna payungnya hitam, yang ada gambar tengkorak bajak laut berukuran sedang.

"Engga ngga ga usah, rumah gue jauh, yakali lo nganterin sampe sana." Tolak Nami.

"Gue ga menerima penolakan ya, udah gue anterin, sekalian mau ke indoapril yang deket rumah lo" balas Luffy.

"Indoapril kan banyak di deket rumah lo juga bambank, lagian emang lo tau rumah gue dimana?" Nami masih menolak-nolak ajakan Luffy.

"Tau, yang di jalan deket mekdi kan? Terus masuk komplek dulu, kalo kompleknya mah gue gatau, nanti lo yang arahin" jelas Luffy.

Lah ni anak tau rumah gue dari mana njir? Rada creepy!

Nami masih ragu diam di tempat. Luffy tidak mau ambil pusing untuk meyakinkan Nami. Dia langsung menarik Nami masuk payung.

"E-Eh?! Jan main asal narik anj-" Nami ingin protes.

Luffy mulai keluar gerbang sekolah, lalu dia sempat berhenti.

"Lu ngapain malah jaga jarak sama gue? Kalo lo kena hujan kan jadi sia-sia gue anterin!" Ujar Luffy sambil memegang tangan Nami, memperdekat jarak mereka agar tidak ada yang kena hujan.

Yaudahlah mau gimana lagi. Kan ga mungkin juga gue nunggu hujan yang ga beres-beres gini di sekolah.

..

IYA TAPI SEKARANG KOK GUE MALAH PEGANGAN SAMA NI COWOK??!?!?!?!

Jangan. Ngeblush. Muka gue. Tolong. Turutin gue.

Wajahnya tidak mau menurut dan mulai memerah dengan sendirinya. Nami sadar kalau telinganya  mulai memanas, dia pun menoleh ke arah lain berharap Luffy tidak melihatnya.

Sedangkan di sisi lain..

Luffy tidak sengaja menghirup rambut orange Nami yang panjang.

Wangi bet dah. Nami pake shampo apa yak? Atau emang rambutnya wangi jeruk gini?

i don't like him! -LuNa-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang