父と息子の問題 (2) / Masalah Ayah dan Anak (2)

235 32 3
                                    

Cerita Minho masih terus berputar di kepala Jisung bahkan hingga malam tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita Minho masih terus berputar di kepala Jisung bahkan hingga malam tiba. Ia masih saja gelisah. Ia tak mau menyesal, maka malam itu ia membuat keputusan bahwa ia akan meminta maaf kepada ayahnya. Ia ingin berbicara jujur pada sang ayah. Ia ingin kembali seperti dulu, kembali seperti saat sebelum ia tau segala tentang ayahnya. Ia ingin kembali dekat dengan sang ayah.

" hufh... Kenapa mau minta maaf aja kok susah banget sih... Hhhh, deg-degan banget.... " keluhnya. Mau bagaimana lagi ini adalah kali pertama ia melepas egonya setelah sekian lama. Maka hal wajarlah jika ia begitu sulit mengucap maaf.

Jisung memberanikan diri. Mengetuk pintu ruangan kerja sang ayah.

Tok tok

Tak ada jawaban. Dicobanya sekali lagi.

Tok tok

Masih saja tak ada jawaban. Jisung mulai khawatir. Tak biasanya sang ayah yang begitu peka akan bunyi tak menjawab panggilannya.

Tok tok tok

" Ayah? Ayah di dalam?" masih juga tak ada jawaban Jisung yang merasa khawatir pun mencoba membuka pintu ruang kerja sang ayah.

Cklek, tak terkunci. Tak biasanya, walau dalam keadaan apapun ayahnya selalu mengunci pintu ruang kerjanya jika sedang bekerja.

" Ayah?.. Ayah di dalam? Fyuuuh, astaga gue kira dia kenapa-napa ternyata cuma ketiduran."

" Ayah... Bangun yah, udah malem. Tidur di kamar aja ya."

Younghyun tersentak. Ia langsung terbangun dari tidurnya. Saat ia melihat siapa yang membangunkannya tentu ia terkejut. Ia tak menyangka anaknya akan ada di depannya. Tapi, ia tak mau tampak terkejut. Ia akhirnya memikih untuk bertanya jikalau saja Jisung memang ada sesuatu yang ingin disampaikan padanya.

" Hm... Eoh? Jiji? Jagoan ayah... Ngapain kesini?" tanyanya lembut menghilangkan rasa terkejut di hatinya.

Ditanya lembut begitu bukannya membuat Jisung tenang melainkan bertambah gugup. Ugh, sudah berapa lama sejak terakhir ia berbicara baik-baik dengan ayahnya. Bagaimana cara dia harus memulai percakapan. Aaah, sial andai dia sedikit lebih berlatih untuk berbicara pada ayahnya tadi. Mungkin itulah isi pikiran Jisung saat ini.

" euh.... Eng.... Itu... Ayah.. Jiji... " gugupnya membuat ia terbata-bata.

" iya, Jiji kenapa sayang?"

" Jiji mau minta maaf... Maafin Jiji, ayah... Kemaren... Sama kemaren-kemaren juga Jisung udah kasar sama Ayah... Maafin Jisung Yah... " Pada akhirnya ia hanya bisa bicara to the point karena saking gugupnya.

Di sisi lain. Sungguh, Younghyun tak menyangka setelah sekian lama sang anak memanggilnya ayah? Dan lagi meminta maaf? Sebentar. Tidak. Ini salah harusnya disini ia lah yang meminta maaf. Setelah apa yang terjadi dan apa yang di alami Jisung karenanya. Harusnya ia lah yang meminta maaf.

" Jisung bicara apa? Kamu gak salah. Semuanya berawal dari kesalahan ayah. Bukan kesalahan Jisung. Harusnya ayahlah yang minta maaf. Maafkan ayah ya nak. Gara-gara ayah kamu harus melewati banyak hal berat. Ayah benar-benar minta maaf." pintanya penuh sesal. Jika saja, suasana itu berlangsung lebih lama mungkin Younghyun sudah menangis keras.

" Nggak, nggak. Ayah nggak salah. Ayah ngelakuin semuanya buat mama juga buat Jiji.. Jiji sadar jika Jisung ada di posisi ayah, Jisung juga pasti akan melakukan hal yang sama. Ayah gak salah, Jisung yang salah karena keras kepala dan egois. Jisung yang salah."

" Nggak Ji. Nggak, ayah yang salah."

" Nggak Jisung yang salah."

" Ayah."

" Jisung."

" Ayah ji.."

" Jisung yah.. "

" Ayah."

" JISUNG! - ups... Maaf... Jisung kebawa emosi.. "

" Pft... Ahahaha.. Ayah gak nyangka akan bertengkar konyol sama kamu lagi kayak begini." tawa sang ayah pecah ke udara sementara wajah Jisung mulai memerah karena malu. Tapi setelah di pikir-pikir lucu juga pikirnya.

Setelahnya keduanya tertawa bersama karena merasa konyol dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Akhirnya setelah bertahun-tahun Jisung bisa tertawa lepas tanpa sedikitpun kepalsuan. Ah, rasanya ia ingin menangis sekarang. Ia sangat bahagia sekarang.

Benar, nyatanya berdamai dengan diri sendiri dan meminta maaf telah membuat Jisung mendapatkan sedikit kebahagiaannya kembali.

" Ayah.... Jisung kangen.. Hiks.. Hiks... Kangen ayah... " ucap Jisung memeluk ayahnya erat.

Sang ayah pun sama. Ia membalas pelukan Jisung bahkan mengelus punggung sang anak berusaha menenangkan tangisan sang anak. Walau tak bisa di pungkiri air mata juga serasa akan menetes dari matanya.

" Iya, ayah juga kangen sama Jisung." jawabnya.

Saat tangisannya meredah Jisung kembali mengutarakan keinginannya pada sang ayah. Keinginan kecil yang selalu ia simpan dalam hatinya yang paling dalam.

" Yah... Boleh Jisung minta satu hal?"

" Tentu kalau ayah bisa kabulin kenapa tidak?"

" ugh.. Ini memalukan... A-ayah.. Jiji boleh tidur di peluk ayah malam ini?"

Sungguh permintaan kecil. Tapi sulit untuk ia wujudkan selama beberapa tahun terakhir. Sang ayah tersenyum hangat. " Tentu saja."

" Terima kasih ayah." ucapnya senang.

Ah~ malam ini benar-benar menjadi malam kebahagiaan Jisung. Sepertinya ia harus berterima kasih kepada Minho esok hari. Ya, walau sebenernya dia gengsi tapi tak bisa di pungkiri semua yang terjadi malam ini berkat Minho juga.

Malam itu Jisung tidur tanpa merasa adanya beban sama sekali dalam pelukan sang ayah. Hingga ia tak tahu jika ponselnya terus-terusan menpop-up notifikasi yang ya~ kita tahu dari siapa.

[1] Panggilan tak terjawab dari +019825xxxxx
[5] Pesan dari +019825xxxxx
[4] Pesan dari Tangan Kanan Boss b*bi

----------------------------------------------------

+019825xxxxx

|Jiji~~
|Jiji udah tidurkah?
|ya~ padahal Minho pengen ngobrol ngobrol sama Jiji
|Ya udah gak apa deh, Good Night Jiji~💚
|Tidur nyenyak ya jangan lupa mimpiin aku (•ε•), oh iya ini nomor baru aku di simpan ya ehehe jangan di hapus kayak yang kemaren entar aku sedih (╥_╥).

--------------------------------------------------------

Tangan Kanan Boss B*bi

|J. One
|Misi baru untukmu.
|send a file 📁.
|Bunuh dia batas waktumu hanya satu minggu dari sekarang.

------------------------------------------------------

Malam itu Jisung tak tahu bahwa itu adalah esok hari akan menjadi hari yang teramat berat baginya. Dan ia tak tahu bahwa keesokan hari ia akan berhadapan dengan sisi lain seseorang yang tak pernah ia duga sama sekali.

Tbc

.

.

.

.

.

Sedikit lagi menuju klimaks 🤩

Your Two Side [Minsung] [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang