Part 9 = Aura Dingin

17K 1.8K 95
                                    

HAI-HAI PARA NETIZEN HEHEHE

AING KEMBALI HADIR NIH

TERIMA KASIH YANG SETIA NUNGGU CERITA ABSURD AING UP

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH

💜HAPPY READING💜









Suasana menjadi senyap seketika. Orang yang terkena bantal sofa tadi menatap dua lelaki berbeda generasi itu dengan tatapan datarnya. Namun, hal itu tak bertahan lama karena tiba-tiba orang itu tertawa terbahak-bahak yang membuat Gavin dan sang papah menyerit.

"Ekspresi kalian kaya orang nahan boker hahaha," ucapnya yang masih tertawa.

"Semoga lo batuk," ucap Gavin

Uhuk uhuk

"Mampos," ucap Gavin dan sang papah bersamaan yang membuat orang tersebut menatap tajam.

"Siapa tadi yang lempar bantal?" tanyanya kesal.

"Papah," jawab Gavin.

"Oh Papah," jawabnya.

"Emang kalau Papah kenapa, Rama?" tanya sang Papah.

Rama Umbara adalah adik dari Gavin. Banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang tidak mengetahui tentang fakta tersebut. Alasannya cukup sederhana, Rama hanya ingin dilihat sebagai mahasiswa biasa. Di kampus Rama cukup akrab dengan Gavin layaknya mahasiswa dengan dosen. Jadi tidak ada yang curiga dengan status mereka termasuk sahabat Rama.

"Papah tahu 'kan kalau Rama ini sangat menjaga penampilan terutama penampilan wajah untuk menunjang pesona Rama di kampus," ucap Rama.

"To the point!" ucap Gavin dan sang papah bersamaan.

"Dih duo jomblo kompak amat," ucap Rama terkekeh.

"Sesama jomblo nggak usah banyak bacot. Jadi, kamu mau apa?" tanya sang papah yang membuat senyum devil terbit di wajah Rama.

"Lo nggak usah sok senyum kaya psikopat begitu, Ram. Bukannya terlihat seram malah pengen gue tampol," ucap Gavin jengkel.

"Loh kok ngegas sih, Kak. Lo PMS?" tanya Rama kesal.

"Nggak, gue PMR," jawab Gavin asal.

"Dih garing," ucap Rama sewot.

"BERSISIK!" teriak papah Tama yang sudah jengah dengan kelakuan kedua anaknya.

"BERISIK WAHAI ORANG TUA," teriak Gavin dan Rama bersamaan.

"Astagfirullah kalian ini berbusa banget," ucap papah Tama dramatis.

"BERDOSA SAUDARA TAMA!!" teriak keduanya.

"Heh mulutnya!!" ucap papah Tama sembari melotot yang membuat Gavin dan Rama langsung berlari ke kamarnya masing-masing.

"KABUR GUYS, DUDA KARATAN MENGAMUK," teriak Gavin.

"DI SARANKAN UNTUK PARA JANDA MENGUNCI PINTU AGAR SANG DUDA TIDAK MEMAKAN KORBAN," teriak Rama.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang