Namaku Gaya Syahira, umurku 22 tahun, mahasiswi semester akhir jurusan jurnalis perpustakaan. Seorang wanita yang lurus-lurus aja tanpa kisah romantis mulai resah akan kehidupan percintaan.
Aku yang selama ini menjomblo tak pernah pacaran, yang selama ini nyaman sendirian mulai merasakan iri terhadap teman seangkatan yang berpacaran, tunangan bahkan sudah banyak yang menikah.
Tapi apa yang membuatku iri? Karena ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang yang mencintai aku ini.Apalah dayaku untuk menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang bahkan aku mendekat saja sudah takut, aku gak percaya diri, aku gak pintar berbicara, aku gak pernah akrab dengan laki-laki, bicara selalu gak nyambung, aku selalu merasa konyol dihadapan mereka, aku gak pintar bersosialisasi hingga kenapa sampai saat ini aku menjomblo karena itulah, karena aku seorang introvert.
Aku pernah menyukai seseorang baik saat SD, SMP, maupun SMA. Pengalamanku menyukai seseorang gak pernah berhasil sampai pacaran karena perasaanku selalu dipendam. Saat Sekolah menengah pertama aku pernah menyukai seseorang dan mencoba curhat kepada teman yang aku percayai, dia bernama Amel. Aku bilang padanya bahwa aku menyukai seseorang dia teman sekelas bernama Raka, dia tampan, tinggi dan lumayan populer. Tapi Aku gak percaya mentang-mentang Raka lebih akrab dengan temanku, meski Amel tidak punya perasaan pada Raka, dia menyampaikan perasaanku ke Raka, Aku tahu dia mencoba membantu, tapi pernah mengatakannya untuk merahasiakannya karna aku mau hubungan mengalir secara alami dengan berusaha mendekatinya, menarik perhatiannya, tapi Amel mengatakannya secara terang-terangan kepadanya tidak dengan cara membantu hanya membiarkanku berdua saja. malah apa yang aku dapat setelah Raka tahu perasaanku, Dia menjauh dariku. Padahal selama ini aku berusaha mendekat dengan berbagai alasan dan berusaha terlihat alami menjadi teman dekat, tetapi setelah tahu aku menyukainya tatapannya terhapku terlihat jijik sehingga harus menjauh, bahkan aku sapa pun tidak membalas dan mengabaikanku.
Itu adalah pertama kalinya aku merasakan sakit hati, segitu burukkah aku? Aku tahu aku gak cantik seperti wanita lain, tapi aku sadar aku tidak seburuk itu sehingga harus dijauhi seperti aku adalah kotoran. Aku merasa kesal, marah, tidak karuan dan mulai menyalahkan temanku dan hubungan pertemanan kita hancur. Setelah aku menjernihkan pikiranku, aku mulai menyadari, semua ini kesalahanku karna aku mempercayainya untuk menjadi tempat curhatku. Setelah itu aku meminta maaf padanya, dan dia juga kembali meminta maaf padaku. Aku menerimanya dan berteman seperti biasa, tapi ada perbedaan dengan sekarang! aku tidak berani curhat kembali, dan hanya menerima curhatnya dan terus seperti itu hingga kami lulus SMP. Setelah itu aku memasuki sekolah menengah atas yang berbeda dengannya, karena minat kita yang berbeda. Hubungan pertemanan mulai pudar, tidak saling menghubungi lagi dan sibuk didunianya masing-masing.
Dan saat aku di SMA, akupun kembali menyukai seseorang. Dia juga merupakan teman sekelasku, dia humoris, baik, dan soleh. Itu yang terlihat dimataku. Aku mencoba kembali membuka hati dan curhat ke temanku, temanku mulai meledekku dikata Cie.. Cie.. Sampai orang yang aku suka menyadari perasaanku, tapi apa? Dia juga menjauhiku, mengabaikanku, tak pernah tersenyum kepadaku, melirikpun juga tidak. Disitu aku marah dan semua yang terlihat dimataku, kebaikannya, candaannya, semuanya tertuju pada yang lain tidak termasuk aku. Disitu aku merasa putus asa, 'Apakah aku benar-benar terlihat menjijikan? segitu kotornya kah aku? Bukan hanya orang yang aku suka, semua lelaki sama, mereka gak pernah memperlakukan aku sebagai wanita dan bertindak kasar kepadaku'. Hati terus berteriak, terluka, ingin menangis tapi aku tahan, tanganku bergetar dan melukai jari-jariku dengan kuku ibu jari. Aku merasa sesak di kelas, dan ketika dirumah, aku terisak menangis sendirian di kamar, berteriak dalam hati dan mengadu kepada sang pencipta,
"Ini gak adil.. Kenapa aku diperlakukan seperti ini.. Hiks hiks.. Apa salahku, kenapa selalu tidak berjalan baik, aku seperti tidak diijinkan bahagia.. Kenapa Ya Allah.. Hiks.. Hiks.." (teriak dalam hati), lalu aku mengunci kamarku dan terus menangis tanpa suara dibalik selimut hingga tertidur.Semenjak saat itu, menyukai seseorang hanya bisa aku pendam sendirian, gak pernah curhat lagi kepada teman, memendam perasaan sampai orang yang aku sukai berpacaran dengan wanita lain dan bermesraan di depanku, aku hanya bisa menatapnya mau dekat atau jauh dengan hati yang terluka hingga aku mulai melupakan dan perasaanpun hilang.
Dengan semua pengalaman yang aku rasakan tentang pertemanan dan percintaan, membuat aku trauma menyukai seseorang, hidup tanpa perasaan, hingga nyaman sendirian.
Tapi kenyamanan itu tidak bertahan lama, hingga usiaku 20 tahun, dan banyak teman seangkatan yang sudah pada menikah, sindiran pun mulai membanjiri.
Mau aku reunian, atau berkumpul keluarga, banyak sodara seusiaku dan bahkan di bawahku sudah menikah duluan. Dengan alasan itu, mereka mulai mencampuri hidupku dengan sengaja mereka mengejekku secara halus, mereka berkata "kapan giliran kamu nikah.. Calonnya mana.. Kapan nyusul.. Yang lain udah pada gendong bayi, kamu kapan.."
Dikira gampang apa menjalin hubungan yang bahkan tidak tahu permasalahanku, dikira mereka aku gak normal apa, dikira mereka aku gak mau apa menjalin hubungan. Tentu akupun menginginkannya, tapi gak segampang itu aku mendapatkan laki-laki yang benar-benar tulus padaku, peduli padaku, sayang padaku, mencintaiku. Gimana aku mau mendapatkan laki-laki, yang bahkan dipandangan mereka aku bahkan tidak terlihat sebagai perempuan, aku itu kotor sangat jijik, aku jelek, aku gak dewasa, aku pemalu, aku seorang introvert, mana bisa aku menjalin hubungan seperti pacaran, mengakui perasaan aja aku gak berani, seseorang jatuh cinta pada pandangan pertama kehadapku aja gak pernah ada. Percuma aku mengharapkan seseorang mencintaiku, semua harapanku sirna. Sampai aku merasa pernikahan adalah sebuah mimpi yang jauh. Akupun takut tentang hal itu, tapi aku gak bisa apa-apa, mau berusaha aja selalu gagal, aku hanya bisa berdoa dan berdoa kepada Sang Pencipta.Walau aku selalu kesepian, gak punya teman yang bener-bener peduli padaku, teman yang hanya dimasa sekolah, tidak tahu arti sahabat maupun cinta. Aku memutuskan hanya fokus memikirkan keluargaku saja, berusaha membahagiakan mereka, meski dengan hati yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Story of an Introverted Woman
RomanceNovel tentang kisah perjalanan cinta seorang wanita introvert bernama Gaya Syahira. Lika liku kehidupan gaya, perjuangan cintanya, dan pengorbanannya. Novel ini hanya sebuah fiksi, maaf bila ada kesamaan nama dan tempat, dan mohon untuk share n votm...