7. Please Believe Me

4K 349 38
                                    

Semalam bodyguard yang mengantar jisoo memberitahuku bahwa jisoo dan keluarganya akan datang makan malam hari ini, aku senang karena ia menepati ucapannya. Aku menelepon appa, dan makan malam keluarga akan dilangsungkan di mansion ku karena hanya tempat ini yang jisoo tau. seharian ini aku berada di dapur memasak hidangan untuk makan malam, entah rasanya aku ingin keluarga jisoo tahu bahwa aku bisa memasak, seperti menantu idaman mungkin?.

Jam menunjukkan pukul 7, aku sudah berdandan rapi. menggunakan dress hitam yang berbalut cardigan sutra. aku hanya ingin sedikit menutup perut buncit ku, terlalu malu untuk terlihat seperti ini sebelum menikah.

bisa aku dengar bel pintu berbunyi, aku yakin itu keluarga jisoo karena appa dan eomma sudah ada disini sejak jam 5 sore membantuku menata meja makan. aku bersyukur eomma baruku sangat baik, saat dia tau bahwa aku hamil dia memberiku nasihat apa saja yang tidak boleh dilakukan ibu hamil. sekarang kandungan eomma sudah memasuki bulan ke 6, dan itu membuat perutnya membesar tapi kelihatan lucu. aku tak sabar menunggu perutku sebesar itu.

"Selamat malam om, tante" ucapku membukakan pintu utama menampakkan jisoo dan keluarganya. malam ini jisoo terlihat cantik dan juga tampan dengan kaos dan jas, celana panjang hitam dan juga jam rolex yang menghias lengannya.

"Selamat malam nak" ucap eomma jisoo. appa jisoo hanya diam, itu membuatku takut.

"selamat malam kak" seorang gadis menjawab dengan ceria, mungkin itu adik jisoo.

"mari langsung ke ruang makan saja, keluargaku sudah di sana" ucapku mengarahkan ke ruang tamu.

tanganku gemetaran sejak tadi, tiba-tiba ada tangan yang merangkul pundak ku menuntunku berjalan. itu tangan jisoo, tak ku sangka dia begitu perhatian. kami berjalan beriringan menuju ruang makan, hingga kami tiba appa terlihat kaget.

"soohyun?" ucap appa kaget.

"jongsuk?" ucap appa jisoo juga tak kalah kaget.

"jadi anakmu yang menghamili putriku?" tanya appa.

"jadi dia itu anakmu ya" appa jisoo menghela nafas.

"hahaha kenapa dunia ini begitu sempit, sebelumnya kita membahas akan menjodohkan anak kita, tetapi mereka malah sudah sejauh ini" tawa appa pecah kemudian berdiri menghampiri appa jisoo.

"hahaha tak ku sangka juga ternyata dia anakmu, kita memang ditakdirkan berbesan!" ucap ayah jisoo menepuk pundak appa.

"sudah-sudah mari kita makan jangan hanya berdiri saja" appa mempersilahkan duduk.

aku makan dengan tenang, tak kusangka aku merasa mual. aku menahannya karena malu terhadap orang tua jisoo, tapi tubuhku tak bisa diajak berkompromi. aku berlari kecil ke kamar mandi.

Hoooeekkk.... hoeeekk...

aku memuntahkan makanan yang baru saja ku cerna. tiba-tiba ada sebuah tangan yang memijit tengkukku.

"apa ini sering terjadi?" ucap seseorang di belakangku.

"uhm biasanya pagi hari saja, tapi akhir-akhir ini bisa terjadi kapan saja" ucapku lemas.

"maafkan aku membuatmu seperti itu" ucapnya pelan.

"uh tak apa, ini juga salahku" ucapku merapikan penampilanku.

aku berbalik dan jisoo sangat dekat di depanku. matanya bertemu dengan mataku, tatapan kami berlangsung lama hingga tangannya memegang pipiku. wajahnya semakin dekat bahkan hidung kami bersentuhan, dapat ku rasa hembusan nafasnya yang seperti permen mint. entah siapa yang memulai, bibir kami bersentuhan. hanya menyentuh tidak lebih.

jisoo menarik bibirnya, tatapannya melihat kearah perutku yang tertutup cardigan. ia menyamakan tingginya dengan perutku, mengusap lembut perutku.

"jangan menyusahkan mommy yah baby, jadilah anak yang baik" ucapnya kemudian mencium perutku dari luar.

Love By AccidentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang