Chapter 18 Bagian 2 "Pensiun Sementara"

135 70 4
                                    

POV Tantri

Aku masih terperangkap di ruang interogasi dan masih terikat di atas kursi. Aku mencoba untuk melepaskan diriku sekuat tenaga dari sabuk yang mengikat kedua kaki dan tanganku tapi tidak membuahkan hasil apapun.

Entah berapa lama waktu telah berputar di tempatku terkurung aku tidak tahu. Hal yang dapat aku ketahui hanyalah suara pintu gudang logistik yang terbuka dan tettutup hingga akhirnya aku melihat pintu ruang interogasi terbuka.

Seseorang berjalan menghampiriku kemudian menyuntikkan sesuatu ke dalam lenganku dan menyebabkan rasa kantuk yang hebat menyerangku, membuat kedua mataku menutup dirinya secara paksa sekalipun aku berusaha sekeras mungkin untuk tetap tersadar.

Saat kedua mataku perlahan membuka diri mereka dan kedua mataku menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam diri mereka, aku dapat melihat dengan jelas dengan kedua bola mataku yang melirik ke sana dan kemari mengenai di mana aku berada sekarang.

Aku sedang berbaring di kamar tempat aku dirawat dan melihat rekan-rekanku dari kepolisian berdiri di sekitar kasur tempat aku berbaring. Mereka semua tersenyum kepadaku kemudian menanyakan perihal apa yang sudah terjadi padaku dan sedang menjadi berita yang viral di sosial media dan berita nasional. Mengenai apakah yang sudah terjadi padaku adalah cerita yang nyata atau hanya sekadar bualanku saja.

Aku menceritakan kepada mereka apa yang sudah terjadi padaku sejelas-jelasnya kemudian sebagian dari mereka tertunduk dan sebagiannya lagi menatapku dengan tatapan yang memperlihatkan kepadaku bahwa ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan tapi mereka tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Suasana hening memenuhi ruangan kemudian salah satu dari mereka memberanikan diri untuk membuka mulutnya dan angkat bicara.

"Tantri, kami semua di sini paham sama apa yang udah kamu alami, tapi ini perintah dari atasan yang paling tinggi. Sejak viralnya rekaman suara kamu disiksa, banyak perwira pangkat tinggi di kepolisian yang diwawancara sama wartawan dan jurnalis media massa ngebantah kebenaran mengenai rekaman suara kamu disiksa dan juga ngebantah mengenai konspirasi kematian ayah mu dan kepala divisi polisi siber memutuskan buat ngasih kamu skorsing dan ada kemungkinan kamu bakal dipecat dengan alasan telah menyebarkan informasi palsu terkait beberapa kejadian yang sering diliput media massa akhir-akhir ini." ujarnya dengan nada rendah, aku tertunduk kemudian dia melanjutkan kalimatnya.

"Kami di sini semuanya percaya sama apa yang udah kamu alamin tapi kami yang juga polisi sama kayak kamu harus adil jadi kami harus denger versi dari rumah sakit apa bener ada ruangan penyiksaan atau enggak dan sejenisnya, jadi sampe kebenaran yang sebenernya terungkap kami gak bisa percaya sepenuhnya sama cerita versi kamu jadi kami mohon pengertiannya." mendengar itu dari mereka membuatku tersenyum kecut kemudian mulutku terbuka dan aku memberikan jawabanku pada mereka.

"Iya, aku paham." Itulah jawabanku padanya kemudian dia memberitahuku sesuatu.

"Oh ya, besok ada kemungkinan kamu bakalan diwawancara sama awak media jadi istirahat yang cukup ya, semoga lekas sembuh, kami izin pamit, assalamualaikum." ujarnya mengucapkan kalimat perpisahannya kemudian pergi meninggalkan kamarku dengan rekan-rekanku yang lain kecuali satu orang.

Rekanku yang ini dia mendekat padaku kemudian membungkukan badannya dan membisikkan sesuatu di telingaku. "Jangan khawatir, aku percaya sama kamu dan mungkin bukan cuman aku tapi maaf aku gak bisa berbuat banyak buat sekarang, posisiku juga masih gak bagus jadi, aku mohon kamu bertahan."

Kemudian dia kembali berdiri tegak dan tersenyum padaku, mengucapkan salamnya dan pergi meninggalkanku.

Jadi, aku akan dipecat ya? Yah sudahlah, andai aku benar-benar dipecat sepertinya rekan yang aku punya adalah Ilya dan kawan-kawannya, aku hanya berharap bahwa jika aku benar-benar dipecat aku dapat melanjutkan perjuangan ayahku dengan cara yang lain.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang