5 :: NOSTALGIC NIGHT

95 8 1
                                    

"Theo, jawab aku!" teriaknya, lagi-lagi diabaikan oleh pria berpipi chubby itu.

Sebuah kendaraan angkasa yang cukup besar muncul di hadapan kedua pria Sistem Perseus. Kendaraan itu kemudian membawa pergi Theo dan kakaknya dari hadapan Xie.

"Xie?" panggil Stinger saat melihat adiknya yang masih mematung.

"Kak, aku, aku harus mengikutinya! Ada sesuatu yang Theo sembunyikan dariku," Xie bersiap untuk memanggil Kyuu Voyager miliknya. Namun sebelum itu, Stinger sudah mencegahnya.

"Kak!"

"Aku akan pergi bersama denganmu, aku harus meminta maaf padanya," ucap Stinger mantap.

Xie mengangguk menyetujuinya. Mereka langsung memanggil Kyuu Voyager masing-masing dan segera membuntuti kakak beradik Sistem Perseus yang baru saja meninggalkan Bumi. Namun sayang, kendaraan angkasa milik kakak beradik Perseus itu terbang dengan begitu cepat membuat kakak beradik Sasori kehilangan jejak.

"Astaga, kita kehilangan jejak mereka." Stinger menggerutu. Pandangannya masih mengedar ke sekitarnya, berharap bisa menemukan kendaraan angkasa milik kakak beradik tersebut.

"Kita tidak kehilangan mereka. Jika kau ingat planet yang kita kunjungi saat mengambil energi Kyuu dari Sistem Perseus, maka itu adalah tempat asal Theo. Mereka pasti kembali ke sana," ujar Xie dengan nada tenang. Meski sebenarnya hatinya juga gusar.

"Ya, aku ingat. Jadi, kita akan pergi ke sana?"

"Ya, kita harus cepat!"

Tanpa basa-basi, kakak beradik itu langsung tancap gas menuju Planet Ghem. Planet yang Xie yakini kalau Theo dan kakaknya pergi ke sana.

.
.
.

Di tengah kesunyian sebuah planet, sebuah kendaraan angkasa mendarat. Siapa lagi kalau bukan milik kedua pangeran Sistem Perseus. Tidak, tepatnya milik raja dan 'mantan' pangeran Sistem Perseus. Kakak beradik itu turun dari kendaraan angkasa yang mereka tumpangi. Istana megah sudah berdiri megah menyambut di hadapan mata mereka.

Tidak banyak yang berubah di mata Theo. Hanya ada beberapa tumbuhan baru yang sebelumnya tidak ada. Beberapa pengawal dan dayang-dayang Istana langsung menyambut kedatangannya dan sang kakak.

"Selamat datang kembali Yang Mulia Raja Thiaxa, Pangeran Theo," ucap seorang pengawal yang menyambut kedatangan mereka.

"Yang Mulia, ternyata kau sudah kembali. Kau juga membawa Pangeran Theo bersamamu." Lapithos —kepala pasukan pertahanan Sistem Perseus bersemangat saat Yang Mulia-nya tiba dihadapannya bersama sang pangeran.

"Cepat kumpulkan seluruh petinggi kerajaan, ada yang harus aku beritahu."

"Tapi ada apa, Yang Mulia?" tanyanya.

Thiaxa terdiam sejenak. Ia melirik pada Theo yang masih berdiri diam di belakangnya.

"Pangeran, apa terjadi sesuatu?"

"Kau laksanakan saja perintah kakakku," jawab Theo datar tanpa ekspresi.

"Yang Mulia?"

"Aku akan memberitahu setelah kau mengumpulkan semua orang."

.

Keheningan merambah di seluruh aula kerajaan. Berpasang-pasang mata menanti sepatah kata keluar dari mulut sang Raja. Bertanya-tanya ada hal penting apakah yang membuat sang raja memanggil semua orang.

Lapithos membungkuk. Melihat sekelilingnya yang sudah dipenuhi orang-orang penting dari kerajaan. "Semua sudah berkumpul, Yang Mulia."

"Kalau begitu langsung saja kumulai." Thiaxa berdiri dari kursinya. Menatap lurus ke arah orang-orang di hadapannya dengan penuh ketegaran. "kalian semua pasti masih mengingat tentang kejadian pembantaian terhadap keluarga kerajaan tujuh tahun yang lalu, bukan?"

Big Brother's Problem ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang