Mohon untuk vote nya ya sebentar doang ko😭😭
___Game of destiny___
"Ka Faren, Gracia lagi-lagi harus merepotkan Kaka, tapi Gracia berterima kasih banyak, kalo saja kemarin Ka Faren dan Om Heri ngga ke rumah. Mungkin Mama udah, usir Gracia." Gadis itu merasa sangat beruntung karena ada Faren dan Om nya Heri yang selalu membantunya, walaupun tidak bisa membantu 24 jam karena mereka tidak tinggal serumah.
Faren adalah anak laki-laki satu-satunya Heri. Dan Heri adalah Kaka dari Laura ibu kandung Gracia. Keduanya sangat mirip, Namun yang membedakan, Heri tidak pernah sependapat dengan Laura, jika Laura sangat membenci Gracia maka tidak dengan Heri dan Faren. Menurut Heri Gracia hanyalah seorang anak tidak berdosa yang tidak tau apa-apa. Apalagi tentang masa lalu kelam keluarganya.
Heri adalah salah seorang dokter sekaligus orang yang selalu menangani penyakit jantung Gracia, jika tidak ada Heri, hidup Gracia mungkin semakin buruk!
Sedangkan Faren, dia adalah sosok pelindung bagi Gracia. Faren selalu membelanya sekaligus menjadi Kaka terbaik bagi Gracia. Hanya saja Faren sekarang berkuliah di luar negeri dan sekarang, sosok pelindung itu mulai menjauh.
"Grac, lihat Kaka." Faren mengangkat dagu Gracia yang sedang menunduk, dan menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Kamu gadis terkuat yang pernah Kaka kenal. Ini pilihan kamu yang ingin terus bertahan di rumah neraka itu, kalo saja kamu mau mungkin kemarin Kaka sudah belikan apartemen buat kamu. Namun sayangnya kamu lebih memilih tinggal bersama mereka."
"Gracia sayang Mama Ka. Gracia ngga mau ninggalin Mama." Air mata gadis itu perlahan menetes. Demi apapun, Gracia tidak tau mengapa dia selalu cengeng saat bercerita pada Faren.
"Tapi Mama ngga sayang Gracia."
Tangan besar laki-laki itu membawa tubuh Gracia ke dalam pelukannya. Dia tau gadis ini sangat rapih! Kenapa sedari dulu dunia selalu kejam padanya?
Gracia tidak peduli saat ini dia menjadi pusat perhatian pra pengunjung kafe yang duduk dekat dengan nya.
Yang Gracia butuhkan sekarang hanyalah teman cerita yang mau mendengarkan semua keluh kesahnya.
Seperti saat ini.
"Maaf Kaka malah kuliah di luar negri, harusnya Kaka tetap di sini. Jagain kamu."
Gracia semakin mempererat pelukannya.
•••••
"Gue seneng banget sumpah."
"Dapet apa lo?" Jovin bertanya dengan penasaran. Pasalnya dari tadi Alfa terus saja berceloteh tentang perasaan nya yang sedang senang.
"Gue dapat gebetan baru dong." Alfa tersenyum bangga, membayangkan gebetan barunya yang membuat dia tertarik.
Albern yang mendengar cerita Alfa hanya menggelengkan kepala heran. Selalu saja yang Alfa bicarakan tentang perempuan.
Eh! Membicarakan soal gebetan, kenapa Albern teringat pada cewek yang kemarin menginap di rumahnya.
Sedang apa si sekarang?
Ck! Kenapa Albern kepikiran pada Gracia?!
"Ga akan gue lepas!" ujar Alfa dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Baru jadi gebetan udah seneng begitu tiati ditolak nangis." Albern berucap lempeng sembari meminum jus alpukat pesanan nya.
"Gue ga yakin tu cewek mau sama lo Al." Jovin mulai merendahkan Alfa.
"Ya pasti mau lah! Gue kan ganteng."
"Dih, narsis!"
"Makan dong, lapar nih gue."
Albern membalikkan badannya hendak melambaikan tangannya kepada salah satu waiter di sana, berniat memesan makanan.
Namun urung, saat netra nya tak sengaja melihat seorang gadis yang dia kenali sedang berpelukan dengan seorang cowok.
Itu Gracia! Dan... Siapa cowok itu?
Kebetulan macam apa ini?
Kenapa dadanya terasa sesak! Rasanya Albern tak suka melihat adegan itu sekarang.
Apa dia cemburu?
Argghh! Kenapa Albern seperti orang bego sekarang yang hanya diam mematung melihat adegan yang bisa di bilang romantis itu?!
Percaya atau tidak mood nya mendadak buruk! Sialan!
"Ga nafsu makan gue!" Tanpa pamit kepada dua karibnya. Albern beranjak dari kursi yang di duduki nya dan keluar dari kafe itu dengan raut wajah yang terlihat dongkol.
"Lah Al! Woy mau kemana?" Jovin manggil-manggil Albern namun sepertinya keadaan cowok itu sedang di landa bad mood
"Kenapa tu orang?" Alfa bertanya bingung.
"Lah mana gue tau!"
Alfa berdecak kesal! Niatnya ingin makan gratis yang ada sekarang bos besarnya pergi begitu saja.
Memang nasib!
____Game of destiny____
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Destiny [END✓]
Fiksi Remajaselamat datang di kehidupan Gracia, dimana dunianya hanya seperti 'permainan' hari-harinya yang selalu di penuhi dengan harapan, sedangkan kebahagiaannya hanya seperti khayalan. __________________________ "Pah, Gracia sakit. Papa mau kan peluk Graci...