𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]

CHAPTER 08

╔═══════════════════════╗
e a r l y  n o t e s:

Jadwal Sinatra diperbaharui.
Twice a week: setiap Sabtu,
sedangkan satunya fleksibel.
Tapi, ga bisa dipungkiri kalau
--sedang ga mood--hanya
update satu kali seminggu.
╚═══════════════════════╝

Linear fragmen antara dua manusia bejad ini sebetulnya tidak ada hambatan. Mereka acapkali mendapatkan oportuniti untuk melakukan detonasi afeksi di kalbu, atma, dan raga. Laiknya sumbu mentari yang tidak pernah ingin mematikan panasnya atau bulan yang tidak pernah ingin menjadi mandiri. Stabil. Absolut.

Meskipun Min Jungkook itu keliatan seperti manusia bejad yang suka memberatkan pekerjaan malaikat pencatat amal cemar atau sering membuat Tuhan frustasi lantaran telah menciptakan makhluk pendosa sepertinya, ia tetap mengoperasikan sistem perasaannya untuk tetap berdiri pada satu poin. Sumpah, Kim Jiya sendiri mengakui bahwa Min Jungkook adalah laki-laki paling konsisten dalam menjalani relasi manis dengan kenya.

Ngomong-ngomong, itu terjadi sebelum Jiya kenal si bejad-keparat-biadab—alias Jung Taehyung. Dulu, sebelum Jiya pindah ke negara lain—dan bertemu Jung Taehyung, Jiya satu universiti dengan Jungkook; beda fakultas dan beda major. Bisa bertemu bukan sebab pertemuan klise, namun sebab keduanya sama-sama dikeluarkan dari universiti. Satu nasib. Satu keturunan—dari iblis.

Itu perkara hal cemar. Jungkook meraup uang haram dengan bantuan serebrum bejadnya yang pintar, jenius, dan—seharusnya Tuhan menyesal lantaran membiarkan Min Jungkook memiliki kapasitas otak yang bagus. Sedangkan Jiya ketahuan sering melakukan balapan ilegal di bulevar kosong melompong maupun bulevar ramai dan memalsukan banyak plat sangka mobil. Well, untungnya, keduanya tidak betul-betul masuk ke ranah hukum lantaran pihak kampus sendiri sama-sama bejad—meskipun ujung-ujungnya mesti dikeluarkan.

Keduanya pindah ke universiti yang sama lagi, bahkan sama-sama tinggal di papan yang sama. Nevada. Tiga tahun sebelum Jiya bertemu dengan setan yang dengan tanpa malunya menghancurkan daksa Jiya—dan menginvestasikan Jisa.