8 : Berani

10 7 0
                                    

Hari-hari Angelina di sekolah dipenuhi dengan gangguan. Seperti saat ini, Sandi tiba-tiba duduk di bangku yang sama dengan Angelina tanpa ditemani tiga temannya. Dengan alasan bangku di kantin sudah terisi semua. Padahal bangku di bagian sudut kantin masih kosong melompong belum ada orang yang menduduki.

"Sendirian aja. Cowok lo mana?" Sandi mendekat ke tempat Angelina.

"Lo kan temen sekelasnya, ngapain lo tanya ke gue?" Angelina menyesap teh es yang dibelinya. Melirik dari sudut mata, Sandi semakin mengikis jarak diantara mereka.

"Tapi lo pacarnya. Masa gak tau cowok lo ada dimana?"

"Cowok gue juga butuh privasi. Gak setiap detik gue harus tahu dimana dia."

"Harusnya sih lo tahu. Mungkin aja dia lagi berduaan sama cewek lain."

"Bacot banget sih lo. David gak kayak lo yang suka ngegoda cewek orang." Sindir Angelina. Dia sedang mencoba untuk bersabar.

Beberapa orang siswa memperhatikan Angelina dan Sandi. Karena sekarang Sandi menempelkan lengannya pada lengan Angelina. Sudah tidak ada jarak lagi diantara mereka.

"Bisa menjauh gak?"

"Jangan jutek gitu dong. Entar cantiknya hilang." Ucap Sandi mencolek dagu Angelina.

Sebenarnya Angelina marah dagunya dicolek-colek seperti itu. Ingin rasanya Angelina menyiram wajah Sandi dengan es teh. Tapi Angelina masih sabar.

Ketika Angelina bergeser, Sandi ikut bergeser. Kembali menempelkan lengannya. Angelina menarik nafas dalam dan membuangnya secara kasar.

"Tolong menjauh dikit." Kata Angelina sambil tersenyum manis yang disalah artikan oleh Sandi. Sandi mengira itu adalah senyuman untuknya. Padahal itu senyuman penahan amarah Angelina.

"Dekat gini lebih bagus daripada jauhan."

Tanpa sopannya Sandi menyelipkan lengannya di pinggang Angelina. Ada sedikit rabaan Angelina rasakan. Angelina sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

Angelina melepaskan lengan Sandi dari pinggangnya. Menarik lengan yang sudah lancang merabanya tadi kebelakang punggung. Satu tangan Angelina menjatuhkan pundak Sandi ke atas meja lalu menekan kuat kepala Sandi ke meja. Beberapa siswa yang sedari tadi memperhatikan mereka terkejut melihat aksi berani Angelina yang tiba-tiba.

"Lo harus tahu batasan diri. Jangan seenak dengkul lo raba-raba anak gadis orang." Ujar Angelina dengan nada dingin.

Saat Sandi bergerak sedikit, Angelina semakin menarik lengannya. Sandi berteriak kesakitan. Teriakannya mengundang perhatian siswa lain.

Karena mereka masih dikawasan sekolah, Angelina melepaskan Sandi. Angelina tidak mau terkena masalah karena melakukan kekerasan di sekolah.

"Kali ini lo beruntung. Kalo di luar sekolah udah gue buat gak sadarkan diri lo." Kemudian Angelina pergi meninggalkan kantin.

*****

Angelina tidak menyangka ada cowok yang mengikutinya ke toilet saat sedang ada jam pelajaran seperti ini. Kurang kerjaan sekali.

Baru membuka pintu toilet, Sandi berdiri sambil bersedekap dada. Menarik tangan Angelina dan mendorong pelan tubuh gadis itu ke tembok.

"Lo mau gak jalan sama gue?"

Angelina memutar bola matanya. Seraya menghela nafas. "Gak. Minggir lo." Saat Angelina hendak beranjak, Sandi mengurung Angelina dengan kedua lengannya.

"Sekali aja. Ya?" Namun yang namanya Sandi, dia tidak akan menyerah sebelum Angelina menerima ajakannya.

'Dasar cowok ganjen. Gak tau apa yang diginiin pacar orang? Kalau merasa ganteng banget, cari cewek yang masih sendiri sana!'

Jika saja suara hati Angelina dapat didengar oleh Sandi, dia pasti sudah mendengar sumpah serapah Angelina yang ditujukan untuknya. Bayangkan saja, apa yang akan dipikirkan orang-orang kalau mereka melihat seorang cewek dikabedon sama cowok? Orang mikirnya pasti aneh-aneh. Apalagi mereka sedang ada di sekolah.

"Minggir!" Bentak Angelina

"Ayolah cantik."

Sandi mengusap helaian rambut Angelina. "Rambut lo lembut." Lalu jari telunjuknya turun untuk mengelus kulit lengan Angelina yang tidak tertutup kain. "Kulit lo halus. Mulus lagi." Kemudian Sandi membungkukkan badan untuk memegang rok yang Angelina kenakan. "Ini rok lo gak bisa dipendekin dikit? Biar kulit paha lo yang mulus bisa dilihat."

Sekali lagi mata Angelina memutar saat melihat tatapan penuh nafsu Sandi. 'Kurang ajar banget ini cowok.' David yang merupakan pacarnya Angelina saja tidak pernah menatapnya begitu. Memang ya, tatapan tidak berbohong. Kita bisa tahu niat baik dan niat buruk seseorang lewat tatapannya.

Kira-kira apa hukuman untuk cowok yang sudah beraninya bertindak seperti sedang melecehkan Angelina?

Mata Angelina tidak sengaja melirik CCTV yang ada di ujung lorong. CCTV itu menghadap tepat ke tempat Angelina dan Sandi berdiri. Pasti perbuatan Sandi terekam didalam CCTV tersebut.

Tanpa aba-aba, Angelina menendang selangkangan Sandi menggunakan lututnya. Sandi memekik tanpa suara saat merasakan sakit di bagian alat vitalnya akibat dari tendangan Angelina.

Angelina tersenyum miring. Sebelum kembali ke kelas, Angelina menepuk pelan pundak Sandi. "Tenang. Gue gak akan laporin lo ke guru BK. Biar CCTV aja yang jelasin semuanya sama kepala sekolah."

Sandi jatuh terduduk menahan sakit. Dia melihat kearah CCTV. "Bangsat!" Ruang pantau CCTV ada di kantor kepala sekolah. Kalau kepala sekolah sampai melihat perbuatannya tadi, bisa kena masalah dia.

"Berani banget tu cewek manfaatin situasi buat ngejebak gue."

***
Silahkan vote, komen, dan kritiknya.

By : riyanda_
Date : Selasa, 23 Maret 2021.

It's Better If I'm Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang