22. Kebersamaan Mereka

14.9K 1.3K 118
                                    

Saat ini Kelvin sedang membawa Asya berkeliling pasar malam. Asya sendiri sudah sangat lama tidak mengunjungi tempat ini. Lagi pun tidak setiap saat tempat ini dibuka.

Lampu-lampu itu menjuntai indah dengan warna yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, disini juga terdapat berbagai macam wahana, permainan dan kuliner yang terlihat sangat lezat. Rasanya semua makanan itu seperti sedang menggoda Asya.

"Kelvin, Asya ma-"

"Mau apa? mau tabok?" Kelvin memotong ucapan Asya. Gadis itu hanya menatap Kelvin dengan tatapan kesalnya.

"Sya, ayo kesana" mereka menghampiri sebuah permainan pencetak hadiah-hadiah lucu. Syarat permainan ini adalah, semua orang yang mencobanya harus bisa memasuki lima buah gelang tepat kedalam botol.

"Bang, berapaan?" tanya Kelvin.

"Lima gelang dua puluh lima ribu"

"Kalau menang hadianya apaan?" Kelvin kembali bertanya. Sedangkan Asya masih diam sembari mendengarkan percakapan kedua pria itu.

"Pilih boneka semaunya"

"Boneka doang? gak ada sertifikat rumah?"

"Lu jadi pelanggan banyak amat mau nya. Lu kira gue pegadaian?"

"Becanda buset, yaudah gue mau coba Bang" pria itu segera memberi lima buah gelang kepada Kelvin. Sejak tadi Asya hanya menjadi penonton perdebatan diantara mereka.

Kelvin mulai mencoba gelang pertamanya. Sasarannya tepat masuk kedalam botol itu. Tatapan Kelvin begitu serius. Ia mulai mencoba lagi dan terus mencoba. Alhasil keempat gelang itu berhasil masuk. Kini tersisa satu gelang saja. Asya menjadi sama serius nya dengan Kelvin.

Pria itu mencoba melirik Asya yang tengah fokus menatap nya, "Nungguin ya?"

"Ish...cepetan!"

Kelvin terkekeh. Ia kembali fokus menatap botol dihadapannya yang memiliki jarak lumayan jauh darinya. Sampai akhirnya gelang itu kembali masuk sesuai sasaran. Asya tampak senang. Ia berlompat kecil dan bertepuk tangan dengan sangat gembira.

"Silahkan ambil hadiah nya" perintah pria itu. Kelvin hanya tersenyum tipis ketika bisa membuat wanita yang berada disebelahnya merasa senang.

"Sya, gih pilih"

"Beneran Vin?"

"Iya, pilih aja" Asya segera mendekat ketempat dimana banyak boneka yang sudah terpajang dan tersusun rapi. Mata nya terus menelusuri boneka yang mampu membuatnya tertarik. Sampai akhirnya ia menemukan satu boneka yang tampak lucu. Ia segera mengambil boneka berbentuk dinosaurus yang memiliki warna hijau daun. Asya tersenyum senang ketika mendapatkan hadiah itu.

"Bang, saya ambil yang ini ya?"

"Berhubung eneng nya cantik, ini abang kasih satu boneka lagi" Asya semakin senang di buatnya. Ia sudah mendapatkan dua boneka sekaligus. Penjual itu memberinya satu boneka yang bentuknya kudanil.

"Makasih ya, Bang"

"Bang, gue kagak di kasih?" protes Kelvin.

"Kagak. Muka lu tampang-tampang rampok" ucap pria itu sangat enteng. Asya yang mendengarnya sempat tertawa keras. Sedangkan Kelvin hanya menatap pria itu dengan tatapan datar.

Setelah mereka asik bermain, Asya berjalan menuju penjual es krim yang tak jauh dari tempatnya mereka berdiri. Gadis itu segera memesan dua es krim rasa coklat untuknya dan juga untuk Kelvin.

Sembari menunggu Asya, pria itu terduduk disebuah bangku pasar malam dengan tangan yang tengah membawa dua boneka milik Asya. Ia kembali tersenyum ketika melihat boneka itu.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang