Part 13: Pain of Sean

21.4K 791 35
                                    

Happy Reading🙌🏻
.
.
.

Sean sampai di Indonesia sekitar jam 9 Pagi. Sean dan Luna langsung menuju rumah sakit untuk melihat keadaan Ella, Austin bilang kalau Ella belum ada tanda-tanda bangun sama sekali.

Semalam Luna dan Sean tidak bisa tidur sama sekali. Rasa khawatir mereka begitu besar hingga tak peduli jika nyawanya menjadi taruhannya.

Sean dan Luna sampai di rumah sakit 2 jam kemudian. Sean dan istrinya itu langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit, menuju ruangan VIP tempat Ella di rawat. Saat sudah sampai, di depan ruangan Ella ternyata sangat ramai.

"Austin!" Panggil Sean begitu melihat adiknya itu sedang duduk di luar ruangan sambil terdiam.

Austin menoleh, lelaki itu tersenyum lega ketika melihat kakaknya yang sudah berada di sana. Austin berdiri.

"Gimana keadaan adik aku? Austin, Ella udah sadar?" Tanya Luna tergesa-gesa.

"Ella lagi di periksa Kak. Semalam kondisinya kritis banget, dokter belum bisa memastikan kapan Ella akan bangun" ucap Austin.

Tubuh Luna lemas seketika. Adiknya sedang sekarat, Ella adalah gadis yang tidak tahan dengan sakit, membayangkan adiknya di siksa seperti itu, membuat hati Luna sangat sakit.

Sean menuntun Luna untuk duduk di kursi lalu duduk di sampingnya untuk menenangkannya.

"Ella bakal baik-baik aja. Aku yakin itu. Kamu nggak usah takut, ada aku di sini" Ucap Sean sambil menggenggam tangan Luna.

Luna menangis lagi, perempuan itu terisak. Luna menyandarkan kepalanya di bahu Sean dan menangis di sana. Luna sangat takut! Ella adalah keluarga satu-satunya, bagaimana kalau seandainya Ella pergi? Luna tidak akan sanggup.

"Sean bisa kita bicara sebentar" Ucap Austin kepada Sean.

Sean mendongak, Sean merasa cemas karena ekspresi Austin yang tak biasa. Sean hafal dengan adiknya, ekspresinya berbeda ketika ingin menyampaikan hal yang buruk, dan sekarang ekspresi Austin seperti itu.

Sean mengelus kepala Luna. "Luna, kamu disini dulu ya. Sebentar lagi aku balik"

Luna hanya mengangguk lemah, membiarkan suaminya itu pergi dengan Austin. Luna tidak tahu mereka akan membicarakan apa, kepala Luna hanya diisi oleh kondisi Ella yang belum pasti. Adik kesayangannya sedang kesakitan dan belum sadar.

Austin membawa Sean keluar rumah sakit, mereka berbicara di taman Rumah sakit itu.

"Lo mau tanya tentang Gio? Tenang aja, gue udah suruh orang buat cari laki-laki bajingan itu, Gio kabur, gue nggak tau dia ada mana" Ujar Sean.

"Kabur? Dengan kondisi seperti itu? Nggak mungkin, dia hampir sekarat semalam karena gue yang pukulin dia. Dia pasti nggak mungkin kabur" elak Austin.

"Gue udah cari di setengah rumah sakit di Jakarta. Nggak ada nama Gio, sama sekali. Gue yakin keluarganya juga menyembunyikan laki-laki itu. Gue bakal bawa perkara ini ke polisi. Gio harus tanggung jawab atas perbuatannya" ucap Sean penuh amarah.

Austin terdiam, darimana ia harus memulai, apakah ia harus berbicara sekarang mengenai kehamilan Ella? Sebenarnya Austin takut melakukan itu karena takut Sean akan murka.

"Apa cuma itu yang mau lo bicarain? Gue mau liat keadaannya Ella, lo keliatan capek lebih baik pulang istirahat. Mama Papa juga dalam perjalanan pulang, jadi lebih baik lo balik ke rumah" Ucap Sean kepada adiknya.

"Nggak papa. Lagian gue udah biasa nggak tidur atau nggak istirahat cuma semalam aja. Sebenernya ada hal yang mau gue sampaikan sama lo" ucap Austin serius.

Obsessed With You #Seri 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang