Teruslah melangkah maju tanpa merasa ragu sedikitpunHappy Reading
.
.
.Keadaan kelas Luna masih sepi, hanya ada beberapa murid saja. "Pagi Mak." Sapa Nina yang sedang menyapu lantai.
Luna hanya mengangguk seraya tersenyum. Ia berjalan menuju tempat duduknya, kemudian menelungkupkan kepalanya di atas meja. Luna merasa kepalanya pusing, tubuhnya pun lemas. Mungkin ia kelelahan karena beberapa hari ini dirinya kurang istirahat.
Suasana kelas yang mulai ramai tak membuat Luna mengangkat kepalanya walau hanya sesaat.
Mira serta Anna yang kebetulan berangkat bersama, menatap Luna heran. Mereka saling pandang dengan mengangkat sebelah alis.
Anna mengisyaratkan pada Mira agar bertanya, yang langsung dijawab dengan anggukan kepala.
"Mak, lo kenapa?" Tanya Mira sembari menyentuh pundak Luna.
Tanpa mengangkat kepalanya, Luna menjawab, "nggak papa. Kalian kalau mau liat PR ambil aja di tas gue."
"Lo kenapa lemes gitu? Lo sakit?" Dengan gerakan yang bisa dibilang cepat, Anna sedikit menyibak rambut Luna kemudian menyentuh pipi gadis itu.
"Ya ampun, mak. Lo panas banget." Ujar Anna khawatir.
"Gue nggak papa. Paling bentar lagi juga sembuh." Lagi-lagi, Luna menjawab tanpa mengangkat kepala.
Dengan gerakan perlahan, Mira mencoba mengangkat kepala Luna. Mereka dibuat terkejut ketika melihat wajah Luna yang terlihat pucat.
"Mak, sumpah lo pucat banget. Kita ke UKS ya?" Ujar Mira dengan khawatir dan hanya dibalas Luna dengan gelengan pelan.
"Nggak usah keras kepala bisa?"
"Nggak usah, bentar lagi juga sembuh. Kalian tenang aja."
"Eh eh eh, ada apa ini?" Tiba-tiba saja Jono datang dan langsung duduk di atas meja tempat duduk Luna.
"Tuh si emak sakit, tapi nggak mau ke UKS." Ujar Anna.
Pandangan Jono beralih pada Luna. Gadis itu benar-benar pucat. Jono berniat memegang dahi Luna, tapi dengan cepat Mira menepisnya.
"Nggak usah pegang-pegang!"
"Apaan sih Mir? Orang gue mau ngecek keadaan emak doang. Dianya aja nggak sewot, kenapa malah lo yang ngegas?"
"Lo nggak sopan!"
"Oh, gue tau, gue tau. Jangan-jangan lo cemburu ya, gue perhatian sama emak?" Sebelah alis Jono dinaikkan, berniat menggoda Mira.
Sedangkan Mira, gadis itu membuat gaya seolah-olah ingin muntah. "Amit-amit gue cemburu sama bekantan kayak lo."
"Gue doain semoga nanti lo tergila-gila sama gue, terus-"
"Bisa nggak, nggak usah ribut? Luna lagi sakit." Anna yang sudah geram dengan keduanya, memotong ucapan Jono. Bagaimana tidak geram? Disini ada teman mereka-yang bahkan sudah seperti keluarga- yang sedang sakit, tapi keduanya justru terus-menerus meributkan hal tidak penting.
"Iya, maap." Ujar keduanya bersamaan.
"Mak, mending lo ke UKS aja, istirahat disana." Kali ini Jono yang berusaha membujuk Luna.
"Nggak usah. Gue disini aja."
"Keras kepala banget sih lo?" Jono mendengus. "PAK! SINI BENTAR!" Jono berteriak memanggil Naufal yang sedang duduk di depan kelas bersama teman-temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect
Teen FictionTidak akan ada akibat jika tidak ada sebab. Tidak akan ada asap jika tidak ada api. *** Luna Odelia Yasmin. Gadis yang selalu terlihat sempurna di mata semua orang. Sikapnya yang ramah, baik, membuat banyak orang menatapnya kagum sekaligus iri. Tet...