45| Safe Place to Land

6.3K 689 303
                                    

Sebagai mahasiswa yang isi otaknya sudah diperas habis saat ujian dan hanya menyisakan satu persen energi untuk bertahan hidup, manusia-manusia yang kini sibuk dengan kopernya masing-masing ini memutuskan untuk menggelar acara yang bukan sekedar w...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai mahasiswa yang isi otaknya sudah diperas habis saat ujian dan hanya menyisakan satu persen energi untuk bertahan hidup, manusia-manusia yang kini sibuk dengan kopernya masing-masing ini memutuskan untuk menggelar acara yang bukan sekedar wacana.

Berbekal ide abal-abal Yogi yang dicetuskan sambil menyedot good day mocacinno kebanyakan air dengan muka lusuh hasil begadang 3 hari, teman-temannya itu kompak berseru setuju saat Yogi bergumam, "Hidup cuma sekali masih disuruh revisi. Hadeh, pengen rekreasi!!"

Bermodalkan nekat dan asal berangkat, para lelaki ini menetapkan hari ketiga setelah liburan semester mereka dimulai sebagai hari keberangkatan menuju tempat liburan.

"Emang mau kemana sih?" tanya Malik kepada enam manusia yang kini duduk melingkar di meja Warung Pak Suman sore itu. Mereka belum memiliki destinasi tujuan tapi sudah heboh memikirkan susunan acara.

"Gue ada tuh di Bogor, vila sepupu gue tapi," usul Javier setelah melihat teman-temannya hanya diam tidak merespon pertanyaan Malik.

"Yailah, kalo Bogor gak dulu."

"Gaya lo gak dulu! Tiap akhir minggu juga nyamperin Erina ke sono!"

"Justru itu, anjing. Apa kaga muak gue ke Bogor mulu!"

"Bener noh kata Yogi, ke Bogor mah bukan liburan, nyet."

"YA TERUS KEMANA, TOT?!"

"Ganti suasana kek, ke laut gitu cari angin..."

"NAH, IYE DAH KENAPA KAGA KE LAUT AJA?!"

"Gue ada sih sebenernya vila deket pantai." Keenan yang sedari tadi diam kini buka suara karena jengah menonton perdebatan teman-temannya yang tidak kunjung menemukan titik terang.

"SERIUS?! YA GAS LAH GAK USAH PAKE MIKIR."

"Ck, bentar dulu. Masalahnya gue gak yakin muat nampung imigran gelap kaya lo semua apa gak? Vilanya gak gede-gede banget."

"Ada berapa kamar emang?" Kafka lebih dulu menyela sebelum teman-temannya sempat membalas Keenan.

"Ada 6, 3 di lantai atas, 3 lagi di bawah."

"Muat lah, kan kita cuma bertujuh tambah Juna deh biar gak ganjil."

"Bisa tuh ntar sekamar ada yang sendiri ada yang berdua."

"Boleh deh," Keenan mengangguk setuju. Tangannya yang tidak memegang puntung rokok menyugar rambutnya yang kini mulai menutupi mata. "Tapi gue bawa Racheline."

Danu adalah yang pertama kali memprotes ucapan Keenan. Raut wajahnya seperti baru saja dikhianati bangsa. "Bukannya liburan kita kali ini temanya bujang's day out?!"

"Kalo Keenan bawa bini, gue juga mau bawa Alyssa!!!"

"Gue sama Miranda!"

"Yaudah gue ajak Yayang Erin."

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang